Sabtu, 19 Oktober 2019

10:57-60 Tafsir Surah Yunus, ayat 57-60.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (٥٧) قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (٥٨) قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلالا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ (٥٩) وَمَا ظَنُّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَشْكُرُونَ (٦٠)

Allah s.w.t. berfirman menyebutkan kurniaNya yang telah diberikan kepada makhlukNya, iaitu Al Qur'an yang telah diturunkanNya kepada RasulNya yang mulia. Allah s.w.t. juga mendorong manusia mendatangi kitab yang mulia ini dengan menyebutkan sifat-sifatnya yang baik yang diperlukan sekali oleh hamba.

"57. Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepada kalian pelajaran dari Tuhan kalian" 

Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepada kalian Al Qur’an dari Tuhan kalian, yang memperingatkan kalian tentang perbuatan-perbuatan yang keji, amal-amal yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah dan hukumanNya, dan mengingatkan kalian agar menjauhi semua itu dengan menerangkan pengaruh dan bahayanya.

"dan penyembuh bagi apa yang di dalam dada,"

Al Qur’an ini penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada, seperti penyakit syahwat yang dapat menghalangi seseorang dari tunduk kepada syara’, dan penyakit syubhat yang menodai ilmu yang yakin. Maksudnya adalah dari kebimbangan dan keraguan, iaitu melenyapkan kotoran dan najis yang terdapat di dalam dada.

Di dalam Al Qur’an terdapat pelajaran, targhib (dorongan) dan tarhib (peringatan), janji dan ancaman, di mana hal itu dapat menjadikan seorang hamba memiliki rasa harap dan cemas. Dia akan berharap untuk memperoleh kebaikan yang dijanjikan dengan mengerjakan amalan yang dapat mencapai ke arahnya serta ia akan merasa takut jika mengerjakan keburukan kerana ancaman yang diancamkan itu.

Di dalam Al Qur’an juga terdapat bukti dan dalil yang disebutkan Allah dengan cara yang paling baik dan diterangkanNya dengan penjelasan yang paling baik, di mana semua itu dapat menyingkirkan syubhat dan menjadikan hati seseorang mencapai ke darjat yakin yang sebelumnya ragu. Apabila hati sembuh dari penyakit-penyakit itu, maka anggota badan yang lain pun menjadi baik.

"dan petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang mukmin."

Al Qur’an ini petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Mereka mendapat petunjuk dan rahmat dari Allah s.w.t. dengan mengamalkannya. Petunjuk bermaksud dengan Al Qur’an mereka dapat diketahui kebenaran. Rahmat bermaksud kebaikan yang diperoleh dan pahala segera atau ditunda nanti bagi orang yang mengambil petunjuk darinya.

Dengan petunjuk dan rahmat tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan. Hal itu hanyalah bagi orang-orang mukmin, orang-orang yang percaya dan meyakini apa yang terkandung di dalam Al Qur'an. Kerana itu Allah s.w.t. memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w.,

"58. Katakanlah, "Dengan kurnia Allah dan dengan rahmatNya, maka dengan demikian itu hendaklah mereka bergembira.""

Kurnia Allah bermaksud Islam, sedangkan rahmatNya bermaksud Al Qur’an. Ada yang mengatakan bahawa kurnia bermaksud Al Qur’an, sedangkan rahmatNya bermaksud agama dan keimanan, serta beribadah kepada Allah, mencintaiNya dan mengenaliNya.

Allah s.w.t. memerintahkan orang-orang beriman bergembira dengan adanya hidayah dan agama yang hak ini yang datang kepada mereka, kerana hal itu merupakan sesuatu yang lebih patut untuk mereka gembirakan.

Bergembira dengan kurnia dan rahmatNya dapat melegakan jiwa, menyemangatkan dan membantu untuk bersyukur, serta membuat suka dengan ilmu dan keimanan yang mendorong seseorang untuk terus menambahnya.

Hal ini adalah gembira yang terpuji, berbeda dengan bergembira dengan syahwat dunia dan kesenangannya atau bergembira dengan kebatilan, maka yang demikian merupakan gembira yang tercela.

"Ia lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Kurnia dan rahmat Allah ini, atau nikmat Islam dan Al Qur’an ini merupakan nikmat paling besar, lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan, iaitu lebih baik daripada harta benda duniawi, semua perhiasannya dan kesenangannya yang pasti akan fana dan lenyap itu.

"59. Katakanlah, ”Apakah kalian telah melihat apa yang Allah turunkan kepada kalian dari rezeki, lalu kalian jadikan sebahagian darinya haram dan halal?”"

Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepada kalian, lalu kamu jadikan sebahagiannya haram dan sebahagiannya halal? Ayat ini diturunkan sebagai pengingkaran terhadap perbuatan orang-orang musyrik yang mengharamkan sesuatu atas diri mereka sendiri, seperti bahirah, saibah dan wasilah, dan mereka menghalalkan sesuatu, seperti bangkai.

"Katakanlah, "Apakah Allah memberi izin bagi kalian atau terhadap Allah kalian mengada-ada?”"

Adakah Allah telah memberikan izin kepada kalian tentang ini ataukah kalian mengada-ada atas nama Allah? Allah s.w.t. mengingkari orang yang mengharamkan apa yang dihalalkanNya atau menghalalkan apa yang diharamkanNya, hanya berdasarkan kepada pendapat dan hawa nafsu sendiri, tanpa sandaran dan tanpa ada dalil yang menjadi pegangannya.

Kemudian Allah s.w.t. berfirman mengancam mereka atas perbuatannya itu kelak di hari kiamat,

"60. Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan terhadap Allah kebohongan hari kiamat?"

Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat? Maksudnya, apakah yang mereka kira akan dilakukan terhadap mereka kelak di hari kiamat bila mereka dikembalikan kepada Kami? Apakah mereka menduga, bahawa Allah tidak akan menghukum mereka?

"Sesungguhnya Allah benar-benar pemilik kurnia atas manusia,"

Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai kurnia yang dilimpahkan kepada manusia, iaitu dengan memberi tangguh mereka, memberi nikmat dan memberikan rezeki. Allah membiarkan mereka hidup di dunia tanpa menyegerakan siksaanNya kepada mereka.

Pendapat lain mengatakan bahawa Allah mempunyai kurnia yang dilimpahkan atas manusia, iaitu Dia membolehkan bagi mereka semua hal yang bermanfaat di dunia ini. Dia tidak mengharamkan atas mereka sesuatu pun kecuali yang membahayakan diri dan agama mereka.

"akan tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur."

Kebanyakan mereka tidak mensyukurinya. Ada yang menggunakan rezeki yang diberikan Allah untuk berbuat maksiat, ada yang tidak mengakuinya dan ada yang mengharamkannya.

Mereka mempersempit diri mereka sendiri dengan cara menghalalkan sebahagian dan mengharamkan sebahagian yang lain.

Memang itulah yang telah dilakukan oleh orang-orang musyrik dalam hukum-hukumnya yang mereka bebankan atas diri mereka sendiri, begitu juga kaum ahli kitab dalam buatan-buatan mereka terhadap agamanya.

Sedikit sekali manusia yang bersyukur dengan mengakui nikmat itu, memuji Alah terhadapnya dan menggunakannya untuk ketaatan. Berdasarkan ayat ini, hukum asal semua makanan adalah halal sampai ada dalil dari syara’ yang mengharamkannya, kerana Alah mengingkari orang yang mengharamkan rezeki yang dilimpahkanNya kepada hamba-hambaNya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...