Jumaat, 13 Mei 2016

2:142 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 142.

سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (١٤٢)

Allah s.w.t. berfirman,

"142. Akan berkata orang-orang bodoh dari manusia, "Apa yang memalingkan mereka dari kiblat mereka yang mereka berkiblat kepadanya?""

Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, "Apakah yang memalingkan mereka dari kiblat yang dahulu mereka berkiblat kepadanya?" Mereka bermaksud, "Mengapa kaum muslim itu sesekali menghadap ke sana dan sesekali yang lain menghadap ke sini?"

Mereka yang akan berkata seperti ini adalah orang-orang musyrik Arab, munafik, Yahudi, Nasrani dan sepertinya, termasuk orang-orang yang suka memprotes hukum Allah dan syari'atnya. Mereka bertanya seperti yang disebutkan di atas dengan nada mempersenda.

Sufaha (orang-orang yang kurang akal) bermaksud orang-orang yang kurang fikirannya. Mereka tidak dapat memahami maksud dan hikmah pemindahan kiblat, tidak mengerti hal-hal yang bermaslahat terutama bagi diri mereka, mereka rela menjual keimanan dengan harga yang murah.

Penyebutan "sufaha" untuk mereka sebenarnya terdapat bantahan terhadap perkataan mereka itu dan agar kita tidak menghiraukannya. Namun demikian, Allah s.w.t. tidak membiarkan syubhat ucapan mereka itu, bahkan membantahnya agar tidak lagi terlintas di hati hamba-hambaNya yang mukmin.

Adapun orang-orang yang berakal dan cerdas iaitu orang-orang mukmin akan tunduk menerima hukum-hukum Tuhannya dan hanya berkata, "Kami mendengar dan kami ta'at".

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya sebagai jawaban terhadap mereka,

"Katakanlah, "Milik Allah arah timur dan arah barat; Dia memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki kepada jalan yang lurus.""

Tidak sepatutnya mereka mengatakan seperti itu padahal timur dan barat adalah milik Allah, tidak ada satu arah yang keluar dari kepemilikanNya. Dialah yang mengatur dan yang menentukan semuanya, dan semua perintah itu hanya di tangan kekuasaan Allah belaka.

Pemindahan kiblat itu memberi pengertian bahawa dalam ibadah solat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan ka'bah itu yang menjadi tujuan, tetapi tujuannya untuk menghadapkan diri kepada Allah, menjalankankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Di antara hikmah adanya kiblat adalah untuk persatuan umat Islam.

Allah s.w.t. tetap membimbing orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus, di antaranya dengan menghadapkan arah kiblat ke Ka'bah, di mana hal ini termasuk ajaran Nabi Ibrahim a.s. Hal ini juga menunjukkan lebih dekatnya Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum mukmin dengan Nabi Ibrahim a.s. berbanding orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...