Isnin, 3 Oktober 2016

1:7 Tafsir Surah Al Fatihah, ayat 7.

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧ )

Allah s.w.t. berfirman,

"7. Jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat atas mereka,"

Ayat ini berkedudukan menafsirkan makna siratal mustaqim (jalan yang lurus). Nikmat yang dianugerahkan kepada mereka adalah ketaatan dan beribadah kepada Allah. Mereka adalah para nabi, para siddiqin, para syuhada, para mukmin dan solehin. Orang-orang yang taat kepada RasulNya dan para malaikat juga termasuk yang diberikan nikmat dari Allah.

Merekalah ahlul hidayah wal istiqamah (orang-orang yang mendapat hidayah dan dapat beristiqamah). Mereka mengerjakan semua yang diperintahkanNya dan menjauhi semua yang dilarangNya setelah mengetahui yang hak (benar), mereka mengamalkannya (belajar dan beramal). Sesungguhnya jalan yang ditempuh oleh ahli iman mengandung ilmu yang hak dan pengamalannya.

"bukan mereka yang dimurkai atas mereka"

Jalan orang-orang yang dimurkai (oleh Allah dan kaum mukmin) adalah jalan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka. Mereka dimurkai kerana mereka mengetahui yang hak (kebenaran), tetapi menyimpang darinya, rosak kehendaknya, tidak mahu, membangkang dan telah kehilangan pengamalannya (belajar dan tidak beramal).

"dan bukan mereka yang sesat."

Jalan orang-orang yang sesat adalah jalan orang-orang Nasrani dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka. Mereka tersesat kerana tidak memiliki dan telah kehilangan ilmu agamanya, tidak mendapat hidayah (petunjuk), tidak mengenal dan tidak mengikuti perkara yang hak (benar). Akhirnya mereka bergelimang dalam kesesatan (beramal tanpa belajar).

Jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani itu rosak, sesat lagi dimurkai. Mereka dikecualikan dan tidak termasuk orang-orang yang mendapat nikmat.

Pada hakikatnya Allah lah yang menyesatkan mereka melalui takdirNya. Hanya Allah sematalah yang memberi petunjuk dan yang menyesatkan.
Di dalam ayat ini terdapat ubat penyakit juhud (membangkang), jahl (kebodohan) dan dhalal (tersesat).

"Aamiin."

Ertinya "Ya Allah, kabulkanlah doa kami", ia tidaklah termasuk ayat dari surah Al Fatihah berdasarkan kesepakatan para ulama, oleh kerana itu mereka tidak menuliskannya di dalam mushaf-mushaf.

Disunatkan setelah membaca ayat ini di dalam solat mengucapkan "aamiin" yang berwazan seperti lafaz yaasiin. Adakalanya dibaca amin dengan bacaan yang pendek, yang bermaksud "kabulkanlah."

Bacaan amin ini juga disunatkan bagi orang yang berada di luar solat, dan lebih kuat lagi kesunatannya bagi orang yang sedang solat, baik dia solat sendirian, sebagai imam, ataupun sebagai makmum dan dalam semua keadaan.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila imam membaca amin, maka beraminlah kalian, kerana sesungguhnya barang siapa yang bacaan aminnya bersamaan dengan bacaan amin para malaikat, nescaya dia mendapat ampunan terhadap dosa-dosanya terdahulu."

Ucapan amin adalah pungkasan (penutup) doa semua orang bagi hamba-hambaNya yang beriman. Orang yang mengamini suatu doa seakan-akan dia sendiri yang berdoa.

Selesai tafsir surah Al Fatihah dengan pertolongan Allah dan taufiqNya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...