Selasa, 31 Januari 2017

4:43 Tafsir Surah An Nisa, ayat 43.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلا جُنُبًا إِلا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا (٤٣)

Pada mulanya khamr belum haram, kemudian Allah s.w.t. menawarkan keharamannya kepada hamba-hambaNya dengan firmanNya, "Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir." (Al Baqarah: 219)

Rasulullah s.a.w. membacakannya sebanyak tiga kali kepada Umar r.a. Maka Umar r.a. berkata, "Ya Allah, jelaskanlah kepada kami masalah khamr ini dengan penjelasan yang memuaskan."

Ada seorang lelaki dari kalangan Ansar membuat jamuan makanan. Lalu dia mengundang sejumlah orang dari kalangan Muhajirin dan Ansar. Maka mereka makan dan minum hingga mereka semua mabuk, kemudian mereka saling membangga-banggakan diri. Lalu ada seorang lelaki mengambil rahang unta dan memukulkannya ke hidung Sa'd hingga hidung Sa'd terluka kerananya.

Abdur Rahman ibnu Auf pernah membuat suatu jamuan makanan dan minuman. Lalu ia mengundang sejumlah sahabat. Abdur Rahman menyajikan khamr kepada mereka, lalu mereka meminumnya. Khamr pun mula memberi kesan mabuk kepada sebahagian mereka. Waktu solat pun tiba. Kemudian mereka mengajukan seseorang sebagai imam mereka. Si imam membacakan surah Al Kafirun dengan bacaan yang salah dan keliru sehingga mengubah seluruh ertinya.

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"43. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian mendekati solat, dan kalian mabuk sehingga kalian mengetahui apa yang kalian katakan," 

Janganlah kalian melakukan solat dalam keadaan mabuk. Orang yang mabuk tidak boleh melakukan solat dan ibadah kerana akalnya tidak sedar dan tidak sedar apa yang dikatakannya. Bacaan Al Qur'annya pasti akan salah, tidak direnungi dan tidak ada kekhusyukan dalam bacaannya.

Ketika ayat ini diturunkan, maka Nabi s.a.w. membacakannya kepada Umar r.a. Lalu Umar r.a. berkata, "Ya Allah, berilah kami penjelasan tentang masalah khamr ini dengan penjelasan yang memuaskan."

Setelah itu mereka tidak minum khamr dalam waktu-waktu solat. Mereka selalu menjauhi mabuk-mabukan di saat hendak menghadapi solat lima waktu. Juru azan Rasulullah s.a.w. apabila mengiqamahkan solat menyeru, "Jangan sekali-kali orang yang sedang mabuk mendekati solat!"

Kemudian hal ini dimansukh. Allah s.w.t. mengharamkan khamr secara mutlak di setiap waktu dengan firmanNya, "Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya khamr, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan. Sesungguhnya syaitan itu hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kalian disebabkan khamr dan judi, dan mahu memalingkan kalian daripada mengingati Allah dan daripada mengerjakan solat. Maka berhentilah kalian." (Al Ma'idah 5:90-91)

Maka barulah Umar r.a. mengatakan, "Kami berhenti, kami berhenti."

Orang yang sangat mengantuk juga dilarang melakukan solat kerana dia tidak menyedari lagi apa yang diucapkan dan apa yang dilakukannya. Sepatutnya bagi orang yang hendak solat memutuskan segala yang dapat menyibukkan fikirannya, seperti didesak oleh buang air, lapar hendak makan dan sebagainya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila seseorang di antara kalian mengantuk, sedangkan ia dalam solat, hendaklah dia bersalam, lalu tidur hingga dia mengerti (menyedari) apa yang diucapkannya, kerana barangkali dia mengucapkan istighfar, tetapi sebaliknya memaki dirinya sendiri."

Ramai kaum lelaki dari kalangan Ansar pintu rumah-rumah mereka menghadap ke masjid. Apabila mereka mengalami jinabah, sedangkan mereka tidak mempunyai air, maka terpaksalah mereka mencari air, dan jalan yang paling dekat menuju tempat air tiada lain harus melalui masjid.

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"dan janganlah orang yang junub kecuali sekadar berlalu saja jalan sehingga kalian mandi." 

'Abirus sabil ertinya orang yang melintasi dan menyeberanginya. Ada juga yang mengertikan "melintasi jalan" di sini sebagai orang musafir.

Janganlah kalian duduk dalam masjid iaitu di tempat solat ketika kalian sedang berhadas besar. Termasuk juga wanita yang berhaid dan yang sedang nifas. Kalian hanya dibolehkan melintasinya dari satu pintu ke pintu yang lain saja. Kalian boleh duduk di dalam masjid setelah kalian mengangkat hadas besar atau mandi wajib.

"Dan jika kalian sakit," 

Jika kalian mempunyai penyakit yang berbahaya, akan bertambah parah atau lambat sembuh jika menggunakan air untuk mengangkat hadas.

"atau dalam perjalanan," 

Jika kalian sedang bermusafir jarak jauh atau dekat, dan tidak ada atau tidak cukup air untuk mengangkat hadas.

"atau telah datang seseorang di antara kalian dari tempat buang air," 

Al gait ertinya tempat yang tenang, bermaksud tempat buang air. Kemudian kalian tidak ada air untuk mengangkat hadas.

"atau kalian menyentuh wanita-wanita," 

Imam Syafi'i berdalil dengan ayat ini bahawa menyentuh wanita dapat membatalkan wudhu', namun menurut Ibnu Abbas, maksud "menyentuh" di ayat ini adalah berjima'. Ulama lain berpendapat bahawa menyentuh wanita yang membatalkan wudu' adalah menyentuh kerana syahwat, di mana hal itu berkemungkinan besar keluarnya mazi. Di antara pendapat-pendapat tersebut, yang rajih atau lebih kuat adalah pendapat Ibnu Abbas, wallahu a'lam.

"maka tidak kalian mendapatkan air," 

Kalian telah berusaha mencari air untuk mengangkat hadas, tetapi tidak juga menemukannya.

"maka bertayamumlah debu yang baik," 

Tayamum ertinya bertujuan. Bertayamumlah kalian dengan debu tanah yang suci, licin dan baik sebagai pengganti wudhu. Tanah (debu) yang paling baik ialah yang dari ladang pertanian.

Menurut Imam Malik, sa'id ialah segala sesuatu yang muncul di permukaan bumi iaitu debu, pasir, pepohonan, bebatuan, dan tumbuh-tumbuhan. Menurut Imam Abu Hanifah, sa'id ialah segala sesuatu yang termasuk ke dalam jenis debu, seperti pasir, granit dan kapur. Menurut Imam Syafii dan Imam Ahmad, sa'id ialah debu saja.

"maka sapulah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian." 

Bertayamum cukup sekadar menyapu debu itu ke muka dan kedua belah tangan saja. Tidak perlu melakukannya seperti mengangkat hadas kecil atau hadas besar. Tayamum hanya disyariatkanNya kepada umat ini sebagai satu keistimewaan, sedangkan pada umat lain hal tersebut tidak disyariatkan.

"Sesungguhnya Allah, Dia Maha Pemaaf Maha Pengampun."

Dia memaafkan dan mengampunkan hamba-hambaNya yang kesulitan. DisyariatkanNya kalian mengerjakan solat dengan tayamum bila kalian tidak menemukan air dan kesulitan menggunakan air, sebagai kemudahan, keringanan, rahmatNya, kasih sayangNya dan kemurahanNya bagi kalian.

Dia membukakan pintu taubat kepada orang-orang yang berdosa dan mengajak mereka kepadaNya. Dia juga menjanjikan untuk mengampuni mereka. Lebih dari itu, di antara maaf dan ampunanNya adalah jika seorang mukmin datang kepadaNya dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukanNya dengan sesuatu, maka Dia akan datang dengan ampunan sepenuh bumi.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...