Khamis, 29 Jun 2017

2:282-283 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 282-283.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الأخْرَى وَلا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا وَلا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَى أَجَلِهِ ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلا تَرْتَابُوا إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلا تَكْتُبُوهَا وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ وَلا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلا شَهِيدٌ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٢٨٢) وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَى سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ (٢٨٣)

Allah s.w.t. berfirman memberi petunjuk buat hamba-hambaNya yang mukmin.

"282. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kalian berhutang piutang dengan hutang sampai waktu yang ditentukan, maka catatlah ia." 

Apabila kalian bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya atau mencatatkannya. Bermu'amalah ialah seperti berjual beli, salam (jual beli yang barangnya ditunda dan bayaran disegerakan), qardh (hutang-piutang), atau sewa menyewa dan sebagainya.

Ayat yang terpanjang di dalam Al Qur'an ini diturunkan berkenaan dengan transaksi salam yang dibatasi dengan waktu tertentu. Hutang yang dalam tanggungan sampai dengan batas waktu yang tertentu merupakan hal yang dihalalkan dan diizinkan oleh Allah pemberlakuannya.

Catatan itu adalah untuk memperkuatkan dan memelihara harta, jumlah barang, masa pembayarannya, lebih tegas bagi orang yang menyaksikannya dan menghilangkan pertengkaran.

Hutang piutang itu dari segi hakikatnya tidak memerlukan catatan pada asalnya. Kitabullah telah dimudahkan oleh Allah untuk dihafal manusia; begitu juga sunnah-sunnah, semuanya dihafal dari Rasulullah s.a.w.

Hal yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. untuk dicatat hanyalah masalah-masalah rinci yang biasa terjadi di antara manusia. Maka Dia memerintahkannya dengan perintah yang bererti petunjuk, bukan perintah yang bererti wajib.

"Dan hendaklah mencatat di antara kalian seorang penulis dengan adil." 

Hendaklah seorang penulis di antara kalian menuliskannya dengan benar. Hendaknya penulis itu seorang yang amanah, dipercayai dan teliti. Hendaklah dia menuliskannya secara adil, benar, tidak berat sebelah dan hanya menuliskan apa yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, tanpa menambah atau menguranginya.

"Dan janganlah enggan seorang penulis untuk menulis sebagaimana Allah telah mengajarkan, maka catatlah,"

Janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah dia menuliskannya. Iaitu janganlah seorang yang pandai menulis menolak atau menolak bila diminta untuk mencatatnya buat orang lain. Tiada suatu hambatan pun baginya untuk melakukan hal ini.

Sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya apa yang belum dia ketahui sebelumnya, iaitu mengajarnya menulis, maka janganlah dia bakhil. Memberi bantuan melalui tulisan adalah termasuk sedekah. Maka hendaklah dia bersedekah melalui tulisannya kepada orang lain yang tidak pandai menulis.

"dan hendaklah membacakan orang yang berhutang, dan bertakwalah kepada Allah Tuhannya," 

Hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan atau menyebut dengan jelas tanggungan hutang yang ada padanya kepada penulis. Hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya dalam hal ini.

"dan janganlah dia mengurangi darinya sesuatu." 

Janganlah sekali-kali orang yang berhutang itu menyembunyikan sesuatu pun dari hutangnya.

"Maka jika dia orang yang berhutang lemah akal" 

Jika orang yang berhutang itu orang yang kurang akalnya seperti orang yang mahjur (dicegah bertindak) kerana borosnya. Safih bermaksud orang yang dilarang bertasarruf kerana dikhuatiri akan berbuat sia-sia atau sebagainya.

"atau lemah" 

Atau jika orang yang berhutang itu orang yang lemah keadaannya seperti kanak-kanak, orang yang sudah sangat tua atau berpenyakit gila.

"atau dia tidak mampu untuk membacanya dia," 

Atau jika orang yang berhutang itu tidak mampu mengimlakkan sendiri seperti orang yang bisu, tidak sempurna bicaranya, tidak memehami bahasa tertentu atau tidak mengetahui mana yang seharusnya ia lakukan dan mana yang seharusnya tidak ia lakukan (tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah).

"maka hendaklah membaca walinya dengan adil." 

Walinya baik bapanya, washiy (orang yang mendapat wasiat), qayyim (pengurus) atau penerjemah hendaklah mengimlakkan dengan benar dan jujur.

"Dan persaksikanlah kalian dua orang saksi dari lelaki kalian." 

Persaksikanlah dengan dua orang saksi lelaki di antara kalian. Iaitu yang muslim, baligh dan berakal serta termasuk orang-orang yang adil. Ayat ini memerintahkan mengadakan persaksian di samping tulisan untuk lebih memperkuatkan kepercayaan.

"Maka jika tidak ada keduanya dua orang lelaki, maka seorang lelaki dan dua orang perempuan dari orang yang kalian ridhai dari saksi-saksi," 

Jika tidak ada dua orang saksi lelaki, maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan di antara saksi-saksi yang kalian ridhai kerana agama dan keadilannya. Hal ini berlaku hanya dalam masalah harta dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Sesungguhnya persaksian wanita diharuskan dua orang untuk menduduki tempat seorang lelaki, hanyalah kerana akal wanita itu kurang atau separuh daripada akal lelaki.

"agar jika lupa salah seorang dari keduanya, maka mengingatkan salah seorang dari keduanya yang lain."

Jika salah seorang dari kedua wanita itu lupa terhadap kesaksian yang telah dikemukakannya, maka yang seorang lagi akan mengingatkannya.

"Dan jangan enggan saksi-saksi itu apabila mereka dipanggil;"

Menurut suatu pendapat, apabila para saksi itu dipanggil untuk mengemukakan kesaksiannya, maka mereka mesti mengemukakannya. Maka mengemukakan kesaksian itu hukumnya fardu kifayah.

Menurut pendapat jumhur ulama, janganlah para saksi itu enggan memberi keterangan secara hakiki apabila dipanggil. "Asy syuhada" bermaksud orang yang menanggung persaksian. Apabila dia dipanggil untuk memberikan keterangan, maka dia mesti menunaikannya jika telah ditentukan. Tetapi jika ia tidak ditentukan, maka hukumnya adalah fardu kifayah.

"dan jangan jemu untuk menuliskannya, kecil atau besar sampai jatuh tempoh." 

Janganlah kalian merasa enggan, jemu atau bosan mencatat hak kerana sering menuliskannya. Tetaplah menuliskannya berapa pun jumlahnya, baik sedikit ataupun banyak sampai batas waktu pembayarannya. Hal ini merupakan kesempurnaan dari petunjuk.

"Demikian itu lebih adil di sisi Allah, dan lebih menguatkan bagi persaksian, dan lebih dekat untuk tidak menimbulkan keragu-raguan." 

Perintah mencatat hak apabila transaksi dilakukan secara tidak tunai itu merupakan hal yang lebih adil di sisi Allah. Catatan itu lebih mengukuhkan kesaksian si saksi jika dia menanda tanganinya. Apabila dia melihatnya, dia pasti ingat akan persaksiannya.

Catatan itu lebih menghapuskan keraguan, baik tentang jenis barang yang dihutangkan, ukuran maupun waktu membayar. Apabila kalian berselisih pendapat, maka catatan itu dapat dijadikan sebagai rujukan. Maka tuliskanlah atau catatkanlah ia.

"Kecuali ia adalah perdagangan yang hadir kalian jalankan di antara kalian; maka tidak ada atas kalian dosa untuk tidak kalian menulisnya." 

Jika mu'amalah kalian itu perdagangan tunai, iaitu jual beli dengan barang dan pembayaran diserahkan pada saat itu juga, maka tidak mengapa jika kalian tidak menuliskannya.

"Dan persaksikanlah kalian apabila kalian berjual-beli;"

Ambillah saksi apabila kalian berjual beli. Buatlah persaksian atas hak kalian dalam apa saja keadaan, baik yang bertempoh masa atau tidak bertempoh masa. Perintah yang terkandung di dalam ayat ini ditafsirkan sebagai petunjuk dan anjuran, namun bukan perintah wajib. Hukumnya adalah sunat.

"dan jangan dipersulit penulis dan jangan saksi." 

Janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Menurut suatu pendapat, janganlah penulis dan saksi menyeleweng seperti penulis menuliskan hal yang tidak sama seperti apa yang diimlakkan kepadanya, sedangkan si saksi memberikan keterangan tidak sama dengan apa yang didengarnya, atau dia menyembunyikan kesaksiannya secara keseluruhan.

Menurut pendapat yang lain, janganlah penulis dan saksi dipersulitkan seperti seorang lelaki datang, lalu memanggil penulis dan saksi supaya mencatat dan mempersaksikan. Lalu keduanya mengatakan, "Kami sedang dalam keperluan." Kemudian dia berkata, "Sesungguhnya kamu berdua telah diperintahkan melakukannya." Maka tidak boleh baginya mempersulitkan keduanya.

"Dan jika kalian lakukan, maka sungguh itu kefasikan pada diri kalian." 

Jika kalian menyimpang dari apa yang diperintahkan kepada kalian atau kalian melakukan hal yang dilarang kalian melakukannya, maka sesungguhnya hal itu adalah suatu tindakan menyalahi perintah Allah s.w.t.

Hal ini merupakan perbuatan kefasikan yang kalian lakukan. Kalian dicap sebagai orang yang fasik, tidak dapat dielakkan lagi; dan kalian tidak terlepas dari gelaran ini. Akibatnya hanya menimpa diri kalian sendiri.

"Dan bertakwalah kalian kepada Allah; dan Allah mengajar kalian;" 

Takutlah kalian kepadaNya. Tanamkanlah rasa raqabah (pengawasan Allah) dalam diri kalian. Kerjakanlah apa yang diperintahkan olehNya, dan tinggalkanlah apa yang dilarang olehNya. Jika kalian bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan pengajaran kepada kalian. Dia mengajarkan kepada kalian sesuatu yang bermaslahat kepada kalian baik di dunia maupun di akhirat.

"dan Allah dengan segala sesuatu Maha Mengetahui."

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui semua hakikat, semua urusan, kemaslahatan-kemaslahatannya, dan akibat-akibatnya. Tiada sesuatu pun yang samar bagiNya. PengetahuanNya meliputi semua makhluk.

"283. Dan jika kalian dalam perjalanan, dan tidak mendapati seorang penulis," 

Jika kalian sedang musafir, lalu kalian mengadakan bermu'amalah atau transaksi secara tidak tunai sampai batas waktu yang ditentukan, sedangkan kalian tidak mendapatkan seorang penulis yang menuliskannya buat kalian, atau kalian mendapatkan penulis, tetapi tidak mendapatkan kertas atau tinta atau pena.

"maka barang jaminan yang dipegang." 

Hendaklah ada barang jaminan atau barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. Kalian boleh memegang barang jaminan sebagai ganti dari catatan; jaminan tersebut dipegang oleh pemilik hak.

Mazhab Syafii dan jumhur ulama mengatakan bahawa transaksi gadai masih belum jadi kecuali bila barang jaminan telah dipegang. Imam Ahmad dan segolongan ulama menyimpulkan bahawa diharuskan bagi terealisasinya gadai, barang yang digadaikan diterima oleh tangan orang yang memberikan pinjaman. Mujahid dan lain-lainnya menyimpulkan bahawa gadai tidak disyariatkan melainkan dalam perjalanan.

Dalam As Sunnah dibolehkan mengadakan rahn ketika tidak safar dan adanya orang yang sedia menulis. Barang tanggungan (rahn/borg) itu diadakan ketika satu sama lain tidak saling mempercayai sampai orang yang berhutang membayar hutangnya.

Jika terjadi perselisihan tentang barang yang digadaikan, misalnya tentang jumlah atau ukurannya, maka perkataan yang dipegang adalah perkataan orang yang memegang rahn (iaitu orang yang berpiutang).

Rasulullah s.a.w. wafat, sedangkan baju besinya digadaikan kepada Abusy Syahm, seorang Yahudi Madinah dengan pinjaman tiga puluh wasaq jewawut (sekoi). Nabi s.a.w. menggadaikannya untuk makan keluarganya.

"Maka jika percaya sebahagian kalian sebahagian yang lain," 

Akan tetapi, apabila sebahagian dari kalian percaya kepada sebahagian yang lain, maka tidak mengapa jika kalian tidak memberi barang jaminan, tidak melakukan catatan atau tidak mengadakan persaksian.

"maka hendaklah menunaikan orang yang dipercayai amanatnya" 

Hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya. Hendaklah dia menunaikan hutangnya.

"dan hendaklah bertakwa Allah Tuhannya,"

Hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya. Hendaklah orang yang dipercayai untuk memegang jaminan itu tidak mengkhianati kawannya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Penerima bertanggung jawab atas apa yang diambilnya hingga dia mengembalikannya."

"dan janganlah kalian sembunyikan kesaksian."

Janganlah para saksi menyembunyikan persaksian, tidak melebih-lebihkannya dan tidak mengutarakan kesaksiannya. Jika orang yang berhutang mengingkari hutangnya, dan di sana terdapat orang yang hadir dan menyaksikan, maka orang yang ikut hadir itu wajib menunjukkan persaksiannya.

"Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sungguh dia berdosa hatinya." 

Barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya dia adalah orang yang berdosa hatinya. Menyembunyikan persaksian dan memberikan persaksian palsu adalah salah satu dosa besar. Maka dia adalah orang yang derhaka hatinya.

"Dan Allah dengan apa yang kalian kerjakan Maha Mengetahui."

Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.

Ayat 282 dan 283 menunjukkan bahawa manusia jika mahu memakai petunjuk Allah, tentu dunia dan agama mereka menjadi baik, kerana petunjukNya mengandung keadilan dan maslahat, menjaga hak dan menghilangkan pertengkaran serta menertibkan jalan kehidupan.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...