Selasa, 25 Julai 2017

30:33-36 Tafsir Surah Ar Rum, ayat 33-36.

وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا أَذَاقَهُمْ مِنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (٣٣) لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٣٤) أَمْ أَنْزَلْنَا عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا فَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِمَا كَانُوا بِهِ يُشْرِكُونَ (٣٥) وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ (٣٦)

Allah s.w.t. berfirman menyebutkan sifat-sifat manusia yang tercela.

"33. Dan apabila menimpa manusia bahaya, mereka menyeru Tuhan mereka dengan kembali bertaubat kepadaNya," 

Apabila manusia berada dalam darurat atau bahaya seperti sakit atau khuatir akan binasa, mereka mendesak dan menyeru Allah s.w.t. semata dengan kembali bertaubat kepadaNya. Tiada sekutu bagiNya. Mereka melupakan semua yang mereka sekutukan dengan Allah waktu itu, kerana mereka mengetahui bahawa hanya Allah s.w.t. saja yang dapat menghilangkannya.

"kemudian apabila Dia memberikan kepada mereka dariNya rahmat, maka segolongan dari mereka kepada Tuhan mereka menyekutukan." 

Apabila Allah s.w.t. menyelamatkan mereka dari kesulitan, keadaannya semakin baik, bahaya atau sakit itu hilang dan diberikan kepada mereka kenikmatan, tiba-tiba sebahagian dari mereka yang kembali mempersekutukan Allah dan menyembah Dia bersama yang lain, yang tidak dapat menghilangkan bahaya dan memberikan manfaat.

"34. Agar mereka mengingkari dengan apa yang Kami telah berikan pada mereka." 

Mereka membatalkan dan membuang sikap kembali yang timbul dari diri mereka itu ke belakangnya, dan kembali seperti sebelumnya. Sikap kembali seperti ini tidaklah bermanfaat apa-apa bagi pelakunya. Ini semua merupakan sikap kufur terhadap nikmat Allah. Sepatutnya mereka menyikapi nikmat itu dengan sikap syukur dan sentiasa ikhlas dalam semua keadaan.

"Maka Bersenang-senanglah, maka kelak kalian akan mengetahui." 

Kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatannya itu.

"35. Ataukah Kami menurunkan atas mereka kekuasaan, lalu ia berbicara dengan apa yang mereka dengannya menyekutukan?" 

Pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan? Sultan bermaksud alasan. Mereka menyembah selain Allah tanpa dalil, tanpa alasan dan tanpa keterangan.

Allah s.w.t. tidak pernah menurunkan suatu keterangan pun yang mengatakan, membicarakan atau mengungkapkan, “Tetaplah kamu berbuat syirik, kerana yang kamu pegang selama ini adalah hak dan yang diserukan para rasul adalah batil.”

Bahkan yang ada dari wahyu dan akal sihat, dari kitab-kitab samawi (yang turun dari langit), dan dari para rasul serta panutan manusia, adalah melarang mereka berbuat syirik, melarang mereka menempuh jalan-jalan yang mengarah kepada syirik serta menghukumi rosaknya akal dan agama orang yang melakukan syirik. Dengan demikian, syirik yang mereka lakukan itu tidak didasari hujjah dan dalil, tetapi sekadar hawa nafsu dan bisikan syaitan.

"36. Dan apabila Kami berikan manusia rahmat, mereka gembira dengannya." 

Tabiat kebanyakan manusia apabila diberi suatu nikmat, kesenangan, kesihatan, kekayaan, pertolongan dan sebagainya, mereka bergembira ria dengan sikap sombong dan membangga diri terhadap orang lain, bukan bergembira dengan rasa syukur terhadap nikmat Allah. Lalu mereka berkata, "Telah hilang bencana-bencana itu dariku."

"Dan jika menimpa mereka keburukan sebab apa yang kerjakan tangan mereka, seketika mereka berputus-asa." 

Tetapi ketika mereka ditimpa suatu kesengsaraan disebabkan kemaksiatan yang mereka lakukan, tiba-tiba mereka berputus asa dari harapan hilangnya sakit itu atau kefakiran itu. Mereka berputus asa dari mendapat kebaikan sesudahnya. Mereka berputus asa dari rahmatNya. Hal ini merupakan kebodohan mereka dan tidak mengetahui.

Kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah dan diberiNya taufik. Orang mukmin apabila mendapat nikmat, mereka bersyukur. Apabila dia ditimpa musibah, bencana dan kesengsaraan, mereka bersabar dan tidak berputus asa, bahkan tetap berharap kepada Allah s.w.t. Mereka tetap beramal soleh dalam semua keadaan.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik untuknya. Dan hal itu tidak ada kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan maka dia pun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan untuknya. Apabila dia tertimpa kesulitan maka dia pun bersabar, maka hal itu juga sebuah kebaikan untuknya.” (HR. Muslim)

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...