Isnin, 14 Ogos 2017

2:284-286 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 284-286.

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٢٨٤) آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (٢٨٥) لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (٢٨٦)

Allah s.w.t. berfirman,

"284. Milik Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi." 

KepunyaanNyalah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada padanya dan yang ada di antara keduanya. Allah s.w.t. memilikinya, mengaturnya dan meliputinya. Dia mengetahui semua yang ada di dalamnya.

"Dan jika kalian menampakkan apa yang dalam diri kalian atau kalian menyembunyikannya, memperhitungkan kalian denganNya." 

Tiada yang samar bagiNya semua hal yang kelihatan dan yang tersembunyi serta yang tersimpan di dalam hati, walaupun sangat kecil dan sangat samar. Jika kalian ucapkan atau kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam hati kalian, nescaya Allah s.w.t. akan melakukan hisab dengan kalian tentang perbuatanmu itu.

Apabila Allah menghimpun semua makhluk di hari kiamat, maka Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku akan memberitahukan kepada kalian apa yang kalian sembunyikan di dalam hati kalian hingga para malaikatKu tidak mengetahuinya."

Adapun terhadap orang-orang mukmin, maka Allah memberitahukan kepada para malaikat apa yang dibisikkan di dalam hati mereka, tetapi Allah memberikan ampunanNya bagi mereka.

"Maka Dia mengampuni bagi orang yang Dia kehendaki dan mengazab orang yang Dia kehendaki; dan Allah atas segala sesuatu Maha Kuasa." 

Termasuk di antaranya mampu menghisab dan memberikan balasan. Adanya hisab bukan berarti pasti adanya hukuman. Allah s.w.t. adakalanya melakukan hisab, kemudian memberikan ampunan; dan adakalanya melakukan hisab, lalu mengazab.

Adapun terhadap orang-orang yang bimbang dan ragu, maka Allah memberitahukan kepada para malaikat apa yang disembunyikan oleh mereka di dalam hatinya, iaitu berupa kedustaan. Allah hanya menghukum mereka disebabkan sumpah mereka yang disengaja untuk bersumpah di dalam hati mereka, iaitu keraguan dan kemunafikan.

Ketika ayat ini diturunkan, semua sahabat Rasulullah s.a.w. ditimpa kesusahan yang sangat, dan hati mereka sangat gundah gulana. Timbullah di dalam hati mereka sesuatu hal yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Adakalanya was-was menimpa hati. Bisikan tersebut tidak mampu disanggah oleh kaum muslim. Mereka merasa keberatan dan takut Allah s.w.t. akan menghisab apa yang ada dalam hati mereka, semua amal perbuatan mereka yang besar dan yang sekecil-kecilnya. Perasaan ini timbul dalam hati mereka kerana iman dan keyakinan mereka sangat kuat.

Para sahabat datang menghadap Rasulullah s.a.w. dan berlutut seraya berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah dibebani amal-amal yang sudah memberatkan kami, iaitu solat, puasa, jihad dan sedekah (zakat), sedangkan telah diturunkan kepadamu ayat ini dan kami tidak mampu memikulnya."

Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, kami pasti binasa jika kami dihukum kerana hal-hal yang kami ucapkan dan yang kami kerjakan. Hal itu sudah wajar, tetapi hati kami tidak dapat menguasainya."

Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apakah kalian hendak mengatakan seperti apa yang pernah dikatakan oleh kaum ahli kitab sebelum kalian, iaitu, "Kami mendengar, namun kami menderhakai?" Bahkan katakanlah, "Kami mendengar dan kami taat, kami mengharapkan ampunanMu, wahai Tuhan kami, dan hanya kepadaMulah dikembalikan."

Mereka pun berkata, "Kami mendengar dan kami taat, kami mengharapkan ampunanMu, wahai Tuhan kami, dan hanya kepadaMulah dikembalikan." Ketika mereka telah mengucapkannya, maka lisan mereka pun tunduk mengikuti.

Maka kaum merasa tenang dengan ayat ini dan tidak mengajukan protes lagi. Allah s.w.t. memasukkan iman ke dalam kalbu mereka, dan menurunkan firmanNya,

"285. Beriman Rasul kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya," 

Nabi Muhammad s.a.w. beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Ketika diturunkan kepada Nabi s.a.w. ayat ini, maka Beliau bersabda, "Sudah merupakan keharusan baginya beriman."

"dan orang-orang yang beriman." 

Begitu juga orang-orang yang beriman. Mereka juga beriman kepada Al Qur'an.

"Semuanya beriman kepada Allah, dan malaikat-malaikatNya dan kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya." 

Nabi s.a.w. bersama orang-orang mukmin semuanya beriman bahawa Allah adalah Satu lagi Maha Esa, dan Tunggal lagi bergantung kepadaNya segala sesuatu; tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada Rabb selain Dia. Mereka percaya kepada para malaikatNya, semua nabi dan semua rasul, serta semua kitab yang diturunkan dari langit kepada hamba-hamba Allah yang menjadi utusan dan nabi. Mereka mengatakan,

"Kami tidak membedakan di antara seorang dari rasul-rasulNya." 

Mereka beriman kepada semua rasulNya. Mereka tidak beriman kepada sebahagiannya saja dan kafir (ingkar) kepada sebahagian yang lain. Bahkan semuanya menurut mereka adalah orang-orang yang sadiq (jujur), berbakti, berakal, mendapat petunjuk dan menunjukkan ke jalan kebaikan.

"Dan mereka berkata, "Kami mendengar dan kami taat.""

Kami mendengar firmanMu, kami memahaminya, kami menegakkan dan mengerjakan amal sesuai dengannya. Mereka berdoa,

"Aku mohon ampunanMu, ya Tuhan kami," 

Seorang hamba pasti memiliki kekurangan dalam memenuhi hakMu, oleh itu ampunilah kami, rahmatilah kami dan kasihanilah kami sentiasa. Maka Allah s.w.t. berfirman, "Aku telah mengampuni bagi kalian."

"dan kepadaMu tempat kembali."

Al masir bermaksud tempat kembali dan merujuk kelak di hari perhitungan. Ketika diturunkan kepada Rasulullah s.a.w. ayat ini, lalu Malaikat Jibril a.s. berkata, "Sesungguhnya Allah telah memujimu dengan baik dan juga kepada umatmu. Maka mintalah, nescaya kamu akan diberi apa yang kamu minta." Maka Nabi s.a.w. meminta, seperti yang disebutkan di dalam firmanNya,

"286. Tidak membebani Allah seseorang melainkan kesanggupannya." 

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Agama Allah adalah mudah, tidak ada kesulitan di dalamnya. Seseorang hanya dibebani sekadar kemampuannya. Tidak membebaninya sesuatu yang tidak mampu dipikulnya.

Pada asalnya perintah dan larangan tidaklah memberatkan seseorang, bahkan hal itu merupakan makanan bagi ruh dan ubat bagi badan serta menjaganya dari bahaya. Allah s.w.t. memerintahkan hamba-hambaNya sebagai rahmat dan ihsanNya.

Apabila ada uzur yang mengakibatkan berat melaksanakan perintah itu, maka ada keringanan dan kemudahan, baik dengan digugurkan kewajiban itu atau digugurkan sebahagiannya sebagaimana pada keringanan-keringanan bagi musafir dan orang yang sakit.

Sesungguhnya Allah s.w.t. melakukan perhitungan hisab dan menanyai. Dia hanya menyiksa terhadap hal-hal yang mampu ditolak oleh seseorang. Adapun terhadap hal-hal yang tidak mampu ditolak oleh seseorang, seperti bisikan hati; maka manusia tidak dibebaninya. Benci terhadap bisikan yang jahat juga termasuk dalam iman.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah telah memaafkan aku buat umatku semua hal yang dibisikkan oleh hati mereka selagi hal itu tidak dikatakan atau dikerjakan."

"Baginya kebaikan yang dia usahakan dan baginya yang dia kerjakan." 

Allah s.w.t. memutuskan bahawa masing-masing diri mendapat pahala dari kebajikan atau kebaikan yang diusahakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang dilakukannya, baik berupa ucapan ataupun perbuatan. Mereka hanya mendapat balasan dari amal perbuatan mereka saja.

Amal baik yang dilakukan seseorang tidaklah diberikan kepada orang lain. Seseorang tidaklah dihukum kerana dosa orang lain dan tidak dihukum kerana was-was yang menimpa hatinya selama tidak diucapkan atau dikerjakan. Yang demikian itu berlaku atas semua amal perbuatan yang termasuk ke dalam taklif. Hal ini merupakan salah satu dari kelembutan, kasih sayang dan kebaikan Allah s.w.t.

Apabila seseorang berniat hendak melakukan suatu kebaikan, tetapi dia tidak mengerjakannya, maka hal itu dicatatkan sebagai satu kebaikan selagi dia belum melakukannya. Jika dia melakukannya, hal itu dicatatkan di sisiNya pahala sepuluh kebaikan, sampai tujuh ratus kali ganda atau lebih.

Apabila seseorang berniat untuk melakukan suatu keburukan, tetapi dia tidak mengerjakannya, maka hal itu tidak dicatatkan. Allah s.w.t. mengampuni hal itu baginya selagi dia tidak melakukannya. Jika dia melakukannya, maka hal itu dicatatkan sebagai satu keburukan hingga dia bersua dengan Allah s.w.t. di hari kiamat. Jika dia meninggalkannya, maka dicatatkan baginya pahala satu kebaikan, kerana sesungguhnya dia tidak melakukannya kerana demi Allah.

Lalu Allah s.w.t. menghapuskan catatan amal buruk itu, dan tiada yang dibinasakan oleh Allah kecuali orang yang ditakdirkan binasa. Allah s.w.t. memberikan petunjuk bagaimana cara memohon kepadaNya dan Dia menjamin akan memperkenankannya. Berdoalah,

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah." 

Janganlah Engkau hukum kami jika kami meninggalkan suatu hal yang difardukan dan jika kami mengerjakan sesuatu yang haram kerana lupa. Janganlah Engkau hukum kami jika kami keliru dari hal yang dibenarkan dalam beramal, kerana kami tidak mengetahui cara yang dianjurkan oleh syariat. Janganlah Engkau hukum kami jika kami melakukan kesalahan tanpa disengajakan. Lalu Allah s.w.t. berfirman, "Ya." atau Dia berfirman, "Telah Aku lakukan." Dia memaafkan perbuatan dosa yang terjadi kerana lupa dan tidak disengaja.

Nabi s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah memaafkan umatku terhadap tiga perkara, iaitu keliru, lupa, dan dipaksa."

"Ya Tuhan kami, dan janganlah Engkau bebankan atas kami yang berat sebagaimana telah Engkau bebankan terhadap orang-orang yang sebelum kami." 

Janganlah Engkau membebani kami dengan beban atau amal-amal yang berat, sekalipun kami sanggup mengerjakannya; seperti belenggu-belenggu dan beban-beban yang telah Engkau syariatkan kepada umat-umat terdahulu sebelum kami, seperti yang menimpa Bani Israil, di mana taubat mereka dengan membunuh dirinya, zakatnya dengan mengeluarkan seperempat harta dan pakaian yang terkena najis mesti dipotong. Lalu Allah s.w.t. berfirman, "Ya." atau Dia berfirman, "Telah Aku lakukan."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Aku diutus dengan membawa agama yang hanif (cenderung kepada perkara yang hak) lagi samhah (penuh dengan toleransi/keringanan)."

"Ya Tuhan kami, dan janganlah Engkau bebani kami apa yang tidak sanggup bagi kami dengannya." 

Janganlah Engkau menguji kami dengan beban, musibah dan cobaan yang tidak mampu kami hadapi. Lalu Allah s.w.t. berfirman, "Ya." atau Dia berfirman, "Telah Aku lakukan."

"Dan maafkanlah atas kami, dan ampunilah kami, dan rahmatilah kami." 

Maafkanlah semua kelalaian dan kekeliruan kami menurut pengetahuanMu dalam semua hal yang terjadi antara kami dan Engkau.

Ampunilah semua kelalaian dan kekeliruan antara kami dan hamba-hambaMu. Maka janganlah Engkau menampakkan kepada mereka keburukan-keburukan kami dan amal perbuatan kami yang tidak baik. Janganlah Engkau memalukan kami.

Rahmatilah kami untuk masa depan kami. Janganlah Engkau jerumuskan kami ke dalam dosa yang serupa atau dosa yang lain berkat taufik dan bimbinganMu. Lalu Allah s.w.t. berfirman, "Ya." atau Dia berfirman, "Telah Aku lakukan."

"Engkau Penolong kami," 

Engkaulah Tuhan kami, Penguasa kami, sesembahan Kami, Engkau mengurus kami sejak Engkau ciptakan kami. Engkau adalah Pelindung dan Penolong kami; hanya kepada Engkaulah kami bertawakal, dan Engkaulah yang dimintai pertolongan, dan hanya kepada Engkaulah berserah diri; tiada daya dan tiada kekuatan bagi kami kecuali dengan pertolonganMu.

NikmatMu kepada kami begitu banyak, bergulir terus dengan berjalannya waktu. Engkau juga yang melimpahkan kepada kami nikmat yang sangat besar, di mana semua nikmat mengikutinya, iaitu nikmat Islam.

"maka tolonglah kami atas kaum yang kafir."

Tolonglah kami dengan menegakkan hujjah dan memenangkan kami ketika melawan orang-orang kafir. Iaitu orang-orang yang ingkar kepada agamaMu, ingkar kepada keesaanMu dan risalah NabiMu, dan mereka menyembah selainMu serta mempersekutukan Engkau dengan seseorang di antara hamba-hambaMu. Jadikanlah akibat yang terpuji bagi kami atas mereka di dunia dan akhirat. Aamiin.

Do'a yang dipanjatkan kaum mukminin ini diterima oleh Allah s.w.t. Lalu Dia berfirman, "Ya." atau Dia berfirman, "Telah Aku lakukan."

Selesai tafsir surah Al Baqarah dengan pertolongan Allah dan taufiqNya, dan semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...