Ahad, 3 September 2017

24:1-2 Tafsir Surah An Nur, ayat 1-2.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

سُورَةٌ أَنْزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنْزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ   (١) الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَلا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٢) 

Allah s.w.t. berfirman,

"1. Suatu surah yang Kami turunkan"

Ini adalah suatu surah yang Allah s.w.t. turunkan kerana rahmatNya kepada hamba-hambaNya. Ini menunjukkan perhatian Allah s.w.t. kepada surah ini, tetapi bukan bererti surah-surah lainnya tidak diperhatikanNya.

"dan Kami mewajibkannya" 

Allah s.w.t. tetapkan, menjelaskan dan mewajibkan kalian dan orang-orang yang sesudah kalian menjalankan hudud, hukum-hukum, halal, haram, perintah, larangan, persaksian, batasan-batasan (hukum) dan sebagainya yang terkandung di dalamnya.

"dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang nyata," 

Allah s.w.t. turunkan di dalamnya hukum-hukum, perintah dan larangan dan hikmah-hikmah yang agung yang jelas, telus dan terang.

"agar kalian, kalian memperhatikan." 

Agar kalian sentiasa mengingatinya apabila Allah s.w.t. menerangkannya. Hukum-hukum yang dimaksudkan itu adalah,

"2. Perempuan pezina dan lelaki pezina, maka deralah tiap-tiap orang dari keduanya seratus deraan,"

Apabila perempuan dan lelaki ghairu muhsan (orang yang belum pernah bernikah) berzina, hadnya adalah dengan memukul kulitnya (mencambuk) masing-masing sebanyak seratus kali. Kemudian ditambah dengan diasingkan, iaitu dibuang jauh dari negerinya selama setahun berdasarkan As Sunnah.

Apabila perempuan dan lelaki muhsan (orang yang pernah melakukan persetubuhan dalam ikatan nikah yang sahih, merdeka, berakal dan baligh) berzina, hadnya adalah dengan merajam mereka (dilempari batu-batu sebesar genggaman tangan hingga mati) berdasarkan As Sunnah.

Adapun hamba yang berzina, baik yang ghairu muhsan atau yang muhsan dihukum setengah dari hukuman orang merdeka, iaitu didera lima puluh kali dan diasingkan selama setengah tahun.

Rasulullah s.a.w. telah memberlakukan hukum rajam. Begitu juga orang-orang sesudahnya. Ayat rajam dahulunya memang tertulis. Kemudian tilawah (bacaan)nya dimansukh, sedangkan hukumnya masih tetap berlaku. Hanya Allah lah Yang Maha Mengetahui.

Zaid ibnu Sabit berkata, "Kami dahulu (di masa Rasulullah s.a.w.) pernah membaca ayat berikut, iaitu, "Apabila seorang lelaki dan seorang perempuan yang telah dewasa (berkahwin) berbuat zina, maka pastikanlah keduanya kalian rajam.”

Marwan berkata, "Mengapa engkau tidak menuliskannya di dalam Al Qur'an?" Zaid menjawab, "Kami pernah membicarakan hal tersebut di hadapan Khalifah Umar ibnul Khattab, lalu dia mengatakan, "Aku bebaskan kalian dari tugas itu."

Ketika kami bertanya, "Mengapa?" Dia menjawab bahawa pernah seorang lelaki datang menghadap kepada Rasulullah s.a.w., lalu menyebutkan masalah rajam dan juga hal lainnya.

Lelaki itu mengatakan, "Wahai Rasulullah, tuliskanlah ayat rajam buatku." Rasulullah s.a.w. menjawab, "Saya tidak dapat melakukannya sekarang," atau dengan kalimat lainnya yang semisal."

"dan janganlah mengambil kalian pada keduanya belas kasihan dalam agama Allah," 

Apabila kesnya telah dilaporkan kepada sultan atau penguasa, hukuman had mesti dijalankan dan tidak boleh diabaikan. Janganlah belas kasihan atau hubungan kerabat dan persahabatan kepada keduanya mencegah kalian untuk menjalankan hukum atau syariat Allah, sehingga mendorong hakim untuk membatalkan hukuman had. Pukulan yang keras itu adalah untuk mencegah terulangnya perbuatan dosa.

"jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir,"

Lakukanlah hal tersebut dan tegakkanlah hukuman-hukuman had terhadap orang-orang yang berzina. Pukullah mereka dengan pukulan yang keras, tetapi tidak dengan pukulan yang membuat mereka lumpuh.

"dan hendaklah menyaksikan azab keduanya segolongan dari orang-orang yang beriman."

Hendaknya pelaksanaan hukuman mereka itu dilaksanakan secara terang-terangan, di hadapan orang ramai dan disaksikan oleh sebahagian orang-orang yang beriman, iaitu sejumlah kaum muslim.

Hal ini merupakan pembalasan bagi pelakunya. Demikian itu akan lebih keras pengaruhnya terhadap keduanya agar keduanya malu dan benar-benar insaf, juga dijadikan pelajaran bagi orang lain yang ingin melakukan perbuatan yang serupa.

Orang ramai yang menyaksikan pelaksanaan hukuman mereka bukanlah untuk memalukannya, tetapi agar mereka mendoakan kepada Allah buat keduanya supaya diterima taubat keduanya dan mendapatkan rahmat dariNya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...