Ahad, 10 September 2017

40:28-35 Tafsir Surah Al Mu’min (Ghafir), ayat 28-35.

وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ (٢٨) يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الأرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلا سَبِيلَ الرَّشَادِ (٢٩) وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الأحْزَابِ (٣٠) مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ (٣١) وَيَا قَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ (٣٢) يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (٣٣) وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا زِلْتُمْ فِي شَكٍّ مِمَّا جَاءَكُمْ بِهِ حَتَّى إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ مِنْ بَعْدِهِ رَسُولا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُرْتَابٌ (٣٤) الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ (٣٥)

Allah s.w.t. dengan kelembutanNya, Dia melindungi Musa a.s. dan menetapkan berbagai sebab yang dengannya Beliau terhindar dari kejahatan Fir’aun dan para pemukanya. Di antara sejumlah sebab itu adalah lelaki dari keluarga Fir’aun yang dihormati dan ucapannya didengar.

"28. Dan berkata seorang lelaki beriman dari keluarga Fir’aun dia menyembunyikan keimanannya,"

Lelaki mukmin itu adalah seorang bangsa Qibti. Ada yang mengatakan bahawa namanya adalah Hazqil. Dia adalah saudara sepupu Fir'aun yang membelot dari Fir'aun dan bergabung bersama Musa a.s. Menurut suatu pendapat, dia selamat bersama Musa a.s. dari kejaran Fir'aun.

Luarannya seperti sama dengan mereka, namun batinnya beriman. Maka biasanya mereka akan memperhatikan kata-katanya. Dia selama ini menyembunyikan keimanannya dari mata kaumnya bangsa Qibti kecuali pada hari itu.

Ketika Fir’aun bertekad hendak membunuh Musa a.s., lelaki itu menjadi marah kerana Allah s.w.t. Maka lelaki itu dalam pembicaraannya bernada agak lunak atau lembut, dia membela Musa a.s.

"Apakah kalian akan membunuh seorang lelaki kerana dia mengatakan, "Tuhanku Allah?""

Apabila seseorang mengucapkan, 'Tuhanku ialah Allah", demikian itu tidak menghalalkan kalian membunuhnya. Kalimat ini adalah perkataan yang paling besar diucapkan di hadapan Fir'aun. Jihad yang paling utama ialah mengutarakan kalimat keadilan di hadapan penguasa yang zalim.

"Dan sungguh telah datang kepada kalian dengan bukti-bukti yang nyata dari Tuhan kalian." 

Ucapannya bukanlah sekadar ucapan. Dia juga telah memperkuatkannya dengan bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, yang sudah diketahui bersama. Bukti-bukti itu telah membenarkan perkara yang hak yang disampaikan kepada kalian.

Sebelum kamu membunuhnya, hadapilah dia dengan bukti-bukti untuk menolaknya. Setelah itu, kamu memperhatikan apakah ia layak dibunuh ketika kamu mengalahkan hujjahnya atau tidak. Jika hujjahnya yang menang dan buktinya yang tinggi, maka antara kamu dengan halalnya dibunuh terdapat padang sahara yang harus kamu lalui.

Jika tidak terbukti kebenaran dari apa yang disampaikannya kepada kalian, bererti dari pendapatnya sendiri secara murni. Sikap yang terbaik dalam menghadapinya ialah membiarkan dia dengan pendapatnya itu. Janganlah kamu mengganggunya.

Selanjutnya ia mengucapkan kata-kata yang sejalan dengan akal sihat dan dapat menundukkan semua orang yang berakal. Musa a.s. berada di antara dua keadaan.

"Dan jika adalah dia seorang pendusta, maka atasnya dustanya;" 

Jika dia dusta, dialah yang akan menanggung dosa dustanya itu. Bahayanya hanya untuk dirinya sendiri. Allah s.w.t. akan membalas kedustaannya itu dengan hukuman di dunia dan di akhirat nanti. Kamu tidak akan menerima bencana jika kamu tidak memenuhi seruannya dan mengimaninya.

"Dan jika adalah dia benar, akan ditimpakan kepada kalian sebahagian yang diancamkan pada kalian." 

Dia telah memberitahukan kalian bahawa jika kalian menentangnya dan tidak mahu mengikutinya, maka Allah akan mengazab kalian di dunia ini dan di akhirat nanti. Dia juga telah membawakan bukti-bukti terhadap kebenarannya. Jika dia benar, sedangkan kalian telah menyakitinya, nescaya azab di dunia ini pasti akan segera menimpa kalian.

Maka sikap yang tepat ialah janganlah kalian menghalang-halanginya. Jika kamu tidak beriman kepadanya, maka biarkanlah dia menyeru dan memimpin kaumnya. Biarkanlah dia diikuti kaumnya. Memang demikianlah yang diminta oleh Musa a.s. kepada Fir'aun dan kaumnya. Membunuh Musa a.s. merupakan suatu tindakan bodoh dan jahil dari kalian.

"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang yang dia melampaui batas pendusta."

Perbuatan seseorang yang berdusta dengan mengakui bahawa dirinya diutus oleh Allah kepada kalian adalah suatu perbuatan yang melampaui batas lagi pendusta. Sudah tentu perkaranya jelas dan kelihatan. Sudah tentu semua sikap dan ucapannya banyak bertentangan dan mengelirukan. Allah s.w.t. tidak akan menunjukinya dan membimbingnya.

Tetapi Musa a.s. menunjukkan perkaranya benar dan lurus. Semua urusan dan perbuatannya kelihatan begitu teratur dan rapi seperti yang kalian lihat sendiri. Kalian telah mendengar dan melihat apa yang diserukan Musa a.s. dan pemberian Allah s.w.t. kepadanya, iaitu bukti-bukti yang diterima akal dan mukjizat yang luar biasa.

Jika kalian tidak beriman kepadanya, meninggalkan yang hak setelah datang dan beralih kepada yang batil, padahal bukti-buktinya begitu jelas, maka bererti kalianlah sebenarnya orang yang melampaui batas dan pendusta. Allah s.w.t. tidak menunjuk orang yang melampaui batas ke jalan yang benar dan tidak memberi taufiq ke jalan yang lurus.

"29. Wahai kaumku, bagi kalian kerajaan hari ini berkuasa di bumi." 

Sesungguhnya Allah s.w.t. telah memberikan nikmat kepada kalian dengan kerajaan pada hari ini, kekuasaan di muka bumi, pengaruh yang luas dan kedudukan yang tinggi. Kalian berkuasa di bumi atas rakyat kalian. Kalian dapat memberlakukan apa saja ketetapan atas mereka.

"Maka barang siapa yang menolong kita dari siksaan Allah jika datang kepada kami?"

Siapa yang akan menolong kita dari azab Allah, jika azab itu menimpa kita kerana kamu membunuh utusanNya. Tiada gunanya bagi kalian bala tentera kalian yang banyak ini, dan tiada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kita dari azab Allah jika Dia menghendaki keburukan bagi kita. Janganlah tertipu oleh kerajaan yang kelihatan pada saat ini.

Maka peliharalah nikmat ini dengan bersyukur kepada Allah dan membenarkan utusanNya, dan takutlah kepada azab Allah jika kalian mendustakan utusanNya. Fir’aun demi mendengar perkataan bahagian dari keluarganya ini sempat menangguhkan usahanya membunuh Musa a.s.

"Berkata Fir'aun, "Aku tidak kemukakan pada kalian kecuali apa yang aku pandang,""

Fir’aun berkata kepada kaumnya, menjawab dan menentang saranan yang dikemukakan oleh lelaki mukmin itu, sambil memperdaya kaumnya agar tidak mengikuti Musa a.s. Fir'aun mengatakan bahawa dia hanya mengemukakan saranan menurut pandangan terbaiknya.

Sebenarnya Fir'aun hanya memandang untuk kepentingan peribadinya agar kekuasaannya tetap kekal, walaupun ia tahu bahawa kebenaran bersama Nabi Musa a.s., namun ia mengingkarinya walaupun mengakui kebenarannya.

"dan tidak aku beri petunjuk kalian kecuali jalan yang benar."

Fir'aun dusta dalam kata-katanya, memutarbelitkan kenyataan, khianat terhadap Allah dan utusanNya, juga terhadap rakyatnya. Apa yang dikatakannya itu dusta, walaupun kaumnya menaati dan mengikutinya. Fir'aun sebenarnya menipu mereka dan bukan mengharapkan kebaikan bagi mereka.

Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Tidak sekali-kali seorang pemimpin meninggal dunia, sedangkan ia dalam keadaan menipu rakyatnya di hari kematiannya, melainkan ia tidak dapat mencium baunya syurga. Dan sesungguhnya baunya syurga itu benar-benar dapat tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun."

Perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah perintah yang benar. Ia tidak hanya menyuruh mereka mengikuti kekafiran dan kesesatannya. Bahkan ia menyuruh mereka mengikutinya dan mengatakan bahawa dengan mengikutinya, maka mereka berada di atas kebenaran. Bukanlah dia yang memberi petunjuk. Hanya Allah s.w.t. yang memberi taufik ke jalan yang benar.

Lelaki mukmin yang soleh lagi berbakti itu sebenarnya lebih berhak untuk menjadi Raja Mesir daripada Fir'aun. Dia memperingatkan kaumnya akan azab Allah s.w.t. di dunia.

"30. Dan berkata orang yang beriman, "Wahai kaumku, sungguh aku takut atas kalian seperti hari golongan yang bersekutu."" 

Mereka bersekutu untuk mendustakan dan menentang para rasul Allah. Maka mereka ditimpa bencana dan azab Allah. Tiada seorang pun yang dapat menolak atau menyelamatkan mereka dari azabNya.

"31. Seperti keadaan kaum Nuh, dan 'Ad, dan Samud, dan orang-orang yang datang setelah mereka." 

Seperti kebiasaan mereka dalam kekafiran dan mendustakan rasul-rasul mereka. Kebiasaan Allah s.w.t. terhadap mereka yang seperti itu adalah menghukum mereka di dunia sebelum menghukum mereka di akhirat.

"Dan tidaklah Allah dia menghendaki kezaliman kepada hamba-hambaNya." 

Allah s.w.t. tidak akan mengazab mereka tanpa dosa yang mereka kerjakan. Sesungguhnya Dia membinasakan mereka hanyalah kerana dosa-dosa mereka sendiri. Mereka mendustakan rasul-rasulNya dan menentang perintahNya. Maka Dia melangsungkan kekuasaanNya terhadap mereka dengan menimpakan azabNya atas mereka.

Kemudian lelaki mukmin itu memperingatkan kaumnya akan azab Allah s.w.t. di akhirat.

"32. Dan wahai kaumku, sungguh aku, aku takut atas kalian hari saling memanggil." 

Yaumut tanad atau hari panggil-memanggil adalah siksaan hari kiamat. Apabila bumi bergoncang dengan goncangan yang hebat, mengalami keretakan dari suatu daerah ke daerah yang lain, mengalami kehancuran dan gempa, maka manusia pada hari itu lari lintang-pukang dan saling panggil memanggil.

Semasa berkumpul di padang mahsyar, manusia saling panggil memanggil untuk meminta tolong sebagaimana panggilan mereka kepada para nabi ulul ‘azmi untuk memberi syafaat. Semasa melakukan hisab, malaikat berseru dengan sekuat suaranya mengumumkan kebahagiaan atau kecelakaan orang yang dihisab.

Ahli syurga memanggil ahli neraka untuk memberitahu mereka bahawa mereka telah mendapat apa yang dijanjikan oleh Allah s.w.t. Begitu juga dengan ahli neraka. Ahli neraka memanggil ahli syurga meminta sedikit air atau makanan. Namun keduanya diharamkan bagi ahli neraka. Ada juga saling panggil-memanggil antara as habul A'rafi ahli syurga, dan ahli neraka.

Ahli neraka menyeru malaikat Malik agar dia meminta kepada Allah agar Allah mematikan mereka. Orang-orang musyrik diperintahkan menyeru sekutu-sekutu mereka. Lalu mereka menyerunya. Maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan seruan mereka, dan mereka melihat azab. Ketika itu mereka menyesal kerana mereka dahulu tidak menerima petunjuk.

"33. Hari kalian berpaling ke belakang, tidak ada bagi kalian dari Allah dari penyelamat pun,"

Iaitu pada hari ketika kamu berpaling ke belakang melarikan diri. Kalian tidak akan mendapatkan tempat berlindung. Tiada seorang pun yang dapat melindungi dan menyelamatkan kalian dari azab Allah dan pembalasanNya. Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali.

"dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada baginya dari pemberi petunjuk." 

Hidayah di Tangan Allah s.w.t. Jika Dia menghalangi hambaNya dari memperoleh hidayah kerana Dia mengetahui bahawa ia tidak layak mendapatnya disebabkan keburukannya, maka tidak ada jalan dan tidak ada sesiapa pun yang mampu memberinya petunjuk selain Dia.

"34. Dan sungguh telah datang kepada kalian Yusuf sebelumnya dengan bukti-bukti yang nyata," 

Sebelum Musa a.s., telah diutuskan Yusuf a.s. sebagai 'aziz (perdana menteri) penduduk Mesir. Beliau juga datang sebagai rasul seorang rasul yang menyeru umatnya untuk menyembah Allah s.w.t. dengan cara bersikap adil.

"maka kamu sentiasa berada dalam keraguan dari apa yang dia datang kepada kalian dengannya,"

Tetapi kalian tidak menaatinya dengan taat yang sebenarnya. Kalian hanya memandang kedudukannya dan kekayaan duniawinya saja.

"hingga apabila dia meninggal, kalian berkata, "Tidak akan Allah mengutus setelahnya seorang rasul.""

Kalian berputus asa dan mengatakan dengan nada yang menggambarkan keinginan kalian. Demikian itu kerana kekafiran dan ketidakpercayaan kalian kepada rasul.

"Demikianlah Allah menyesatkan orang yang dia melampaui batas ragu-ragu."

Demikianlah keadaan kalian, sebagaimana keadaan orang yang telah disesatkan oleh Allah kerana perbuatannya yang sewenang-wenang dan hatinya ragu kepada kebenaran.

"35. Orang-orang yang mereka membantah pada ayat-ayat Allah tanpa alasan datang kepada mereka." 

Iaitu orang-orang yang menolak kebenaran dengan kebatilan. Mereka membantah bukti-bukti tanpa dalil dan alasan dari Allah s.w.t.

"Sangat besar kemurkaan di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang mereka beriman." 

Sesungguhnya Allah s.w.t. sangat benci terhadap orang yang berperilaku demikian. Orang-orang yang beriman juga membenci mereka.

"Demikianlah Allah menutup atas setiap hati orang yang sombong yang sewenang-wenang."

Orang yang sombong bermaksud orang-orang yang tidak mahu mengikuti perkara yang hak kerana merasa besar diri. Sewenang-wenang bermaksud orang yang suka membunuh tanpa alasan yang hak. Allah s.w.t. mengunci mati hati orang yang bersifat demikian. Sesudah itu dia tidak lagi dapat mengenal kebaikan dan tidak lagi mengingkari kemungkaran.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...