Khamis, 1 Mac 2018

24:19-22 Tafsir Surah An Nur, ayat 19-22.

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (١٩) وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (٢٠) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢١) وَلا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٢٢)

Allah s.w.t. berfirman,

"19. Sesungguhnya orang-orang yang mereka menginginkan untuk tersiar kekejian di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan akhirat." 

Orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) itu tersiar dan menjadi pembicaraan orang ramai, mereka akan mendapat azab yang pedih baik bagi hati maupun badan. Hukuman di dunia ialah dikenakan had qadzaf, sedangkan di akhirat ditimpa azab neraka.

Apabila kalian mendengar suatu perkataan atau berita yang memburukkan seseorang mukmin, lalu hati kalian menanggapinya dan ingin membicarakannya, maka janganlah kalian membicarakannya, menyiarkannya atau menyebarkannya.

"Dan Allah Maha Mengetahui, dan kalian tidak mengetahui." 

Allah Maha Mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui. Kerana itulah Dia mengajarkan dan menerangkan kepada kalian apa yang tidak kalian ketahui. Kembalikanlah segala sesuatunya kepada Allah, nescaya kalian mengambil sikap yang benar.

Nabi s.a.w. bersabda, "Janganlah kalian menyakiti hamba-hamba Allah dan jangan pula mencela mereka, serta janganlah mencari-cari keaiban mereka. Kerana sesungguhnya barang siapa yang mencari-cari keaiban saudaranya yang muslim, maka Allah akan membukakan aibnya hingga mempermalukannya di dalam rumahnya."

"Dan kalau tidak kurnia Allah atas kalian dan rahmatNya, dan bahawasanya Allah Maha Penyantun Maha Penyayang."

Kalau bukan kerana kurnia dan rahmat Allah yang meliputi kalian dari berbagai sisi, tentu tentulah akan terjadi hal yang lain atau kalian akan ditimpa azab yang besar. Tetapi Dia Maha Penyantun. Dia tidak segera menimpakan azab kepada kalian.

Dia Maha Penyayang. Dia menerima taubat orang yang mahu bertaubat kepadaNya dari masalah berita bohong ini, dan menyucikan orang yang disucikan dari mereka melalui hukuman had yang ditegakkan terhadapnya.

Setelah Allah s.w.t. melarang perkara dosa itu secara khusus, maka Dia berfirman melarang dosa-dosa yang lain secara umum.

"21. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan." 

Janganlah kalian mengikuti jalan-jalan syaitan, perbuatannya dan apa yang dianjurkan olehnya. Termasuk langkah-langkah syaitan adalah semua maksiat, baik yang terkait dengan hati, lisan maupun anggota badan.

"Dan barang siapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sungguh dia menyuruh kepada perbuatan keji dan kemungkaran." 

Langkah-langkah syaitan bermaksud amal perbuatan syaitan, bisikan syaitan dan setiap perbuatan maksiat. Perbuatan keji adalah perbuatan yang dipandang keji oleh akal dan semua syariat, berupa dosa-dosa besar. Perbuatan mungkar adalah perbuatan yang diingkari oleh akal dan syariat. Maksiat merupakan langkah-langkah syaitan tidak lepas dari perkara keji dan mungkar.

Perbuatan-perbuatan yang termasuk langkah-langkah syaitan adalah seperti bersumpah atau mengharamkan diri sendiri memakan suatu makanan, mengugut akan merugikan seseorang jika dia tidak menceraikan isterinya, nazar dalam kederhakaan seperti bernazar akan menyembelih anak, membunuh diri dan sebagainya.

Jauhilah hal yang dilarang dan berwaspadalah terhadap syaitan. Sesungguhnya syaitan dan tenteranya menyuruh dan mengajak manusia mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar.

Mereka menghiasnya dan berusaha keras agar manusia jatuh ke dalamnya. Hawa nafsu manusia juga cenderung kepadanya. Kekurangan menguasai manusia dari berbagai sisi. Sedangkan imannya tidak kuat.

Allah s.w.t. melarang dari yang demikian sebagai nikmat dan ihsanNya agar hamba-hambaNya bersyukur dan mengingatNya, kerana dengan menjauhinya dapat membuat diri mereka bersih dari kotoran dan noda yang mengotori dirinya.

"Dan kalau tidak kurnia Allah atas kalian dan rahmatNya, tidak bersih di antara kalian seorang pun selamanya, "

Jika tidak ada kurnia Allah dan rahmatNya kepada kalian, tentu tidak seorang pun di antara kalian dapat bersih dari perbuatan keji dan mungkar serta dapat berbuat kebaikan selama-lamanya.

Allah s.w.t. memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya untuk bertaubat, kembali kepadaNya, membersihkan dirinya dari keburukan, kekotoran, dan semua akhlak yang rendah, yang masing-masing orang disesuaikan dengan keadaannya.

Oleh kerana itu, di antara doa Nabi s.a.w. adalah,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kebakhilan dan kepikunan serta azab kubur. Ya Allah, berikanlah kepada diriku ketakwaannya, bersihkanlah dia, sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang membersihkannya. Engkau Pelindung dan Penguasanya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak puas dan dari doa yang tidak diijabah.”

"akan tetapi Allah membersihkan orang yang Dia kehendaki."

Allah s.w.t. membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Ada yang menafsirkan Allah s.w.t. membersihkan siapa yang dikehendakiNya dengan menerima taubatnya. Dia juga menyesatkan siapa yang dikehendakiNya, lalu menjerumuskannya ke dalam kesesatan yang membinasakan dirinya.

"Dan Allah Maha Mendengar Maha Mengetahui."

Allah Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya. Dia Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang berhak mendapat petunjuk dan siapa yang berhak mendapat kesesatan.

Setelah diturunkan wahyu yang membersihkan diri 'Aisyah r.a., Rasulullah s.a.w. berdiri, lalu menceritakan hal tersebut dan Beliau membacakannya. Setelah turun dari mimbarnya, Beliau memerintahkan agar menangkap dua orang lelaki dan seorang wanita, iaitu Hassan ibnu Sabit, Mistah ibnu Asasah, dan Hamnah binti Jahsy. Kemudian mereka dijatuhi hukuman dera sebagai had mereka.

Abu Bakar As Siddiq r.a. adalah seorang yang bijak lagi dermawan. Beliau suka berderma dan memberikan bantuannya, baik kepada kerabatnya sendiri maupun orang lain. Beliau biasanya menafkahi Mistah ibnu Asasah kerana hubungan kerabat dengannya dan kerana fakirnya.

Mistah ibnu Asasah adalah sepupu Abu Bakar r.a., seorang yang miskin, tidak berharta kecuali apa yang dia terima dari huluran bantuan Abu Bakar r.a. Mistah termasuk salah seorang dari kaum Muhajirin yang berjihad di jalan Allah.

Setelah turun ayat-ayat ini, Abu Bakar r.a. bersumpah, “Demi Allah, aku tidak akan menafkahinya (Mistah ibnu Asasah) lagi barang sedikit pun selama-lamanya setelah apa yang dia katakan terhadap 'Aisyah.” Maka Allah s.w.t. menurunkan ayat melarang Abu Bakar r.a. melaksanakan sumpahnya itu.

"22. Dan janganlah bersumpah orang yang mempunyai kelebihan di antara kalian dan keluasan untuk mereka memberi orang yang mempunyai hubungan kekerabatan, dan orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah,"

Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan harta, kelapangan, kesejahteraan, rajin bersedekah dan berbuat kebajikan di antara kalian bersumpah tidak akan bersilaturrahim lagi dan tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya, orang-orang miskin dan kaum Muhajirin.

"dan hendaklah mereka maafkan dan hendaklah mereka berlapang dada."

Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada terhadap keburukan dan sikap menyakitkan mereka di masa lalu. Hendaklah mereka terus bersilaturrahim, berbelas-kasihan dan berlemah lembut terhadap kaum kerabat.

Menafkahi dan berbuat ihsan kepada kerabat tidaklah ditinggalkan kerana maksiat seseorang. Hal ini termasuk sifat Penyantun Allah s.w.t., Kemuliaan, dan KelembutanNya kepada makhlukNya, padahal mereka berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri.

"Apakah kalian tidak menyukai bahawa Allah Maha Mengampuni bagi kalian?"

Adakah kalian tidak ingin atau tidak suka Allah s.w.t. mengampuni kalian? Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu mendapat balasan sesuai dengan jenis amal perbuatannya. Sebagaimana kamu mengampuni dosa orang yang berdosa kepadamu, maka Allah juga mengampuni dosa-dosamu. Sebagaimana kamu memaafkan, maka Allah pun memaafkanmu.

"Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang." 

Maka pada saat itu juga Abu Bakar r.a. berkata, “Demi Allah, sesungguhnya kami benar-benar menginginkan agar Engkau memberikan ampunan bagi kami.” Maka Beliau kembali memberikan nafkahnya kepada Mistah seperti biasa. Abu Bakar r.a. berkata, "Demi Allah, aku tidak akan mencabut nafkahku (kepada Mistah) untuk selama-lamanya."

Perkataannya kali ini untuk mengimbangi apa yang telah dikatakannya sebelum itu, iaitu ucapannya, "Demi Allah, aku tidak akan memberinya bantuan lagi barang sedikit pun, selamanya."

Kerana itu Abu Bakar r.a. sesuai dengan nama gelarannya As Siddiq. Semoga Allah s.w.t. melimpahkan ridha kepadanya, juga kepada puterinya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...