Jumaat, 20 Julai 2018

24:27-29 Tafsir Surah An Nur, ayat 27-29.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (٢٧) فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ (٢٨) لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ (٢٩) 

Dahulu di masa Jahiliah, seorang lelaki bila bersua dengan temannya tidak mengucapkan salam kepadanya, melainkan hanya mengatakan kepadanya, "Selamat pagi," atau, "Selamat petang." Itulah salam penghormatan yang berlaku di antara mereka.

Apabila seseorang dari mereka pergi menemui temannya, maka dia tidak meminta izin lagi untuk masuk, melainkan langsung masuk ke dalam rumah sambil berkata, "Saya masuk," atau perkataan lainnya yang semakna, sehingga hal itu dirasakan tidak disukai bagi yang didatangi kerana mungkin dia sedang bersama isterinya.

Setelah Islam datang, maka Allah s.w.t. mengubah seluruh tradisi itu dengan adab yang sopan, bersih dan suci dari perbuatan yang kotor dan tidak baik.

Seorang wanita Ansar berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku di dalam rumahku dalam keadaan penampilan yang tidak aku sukai bila ada seseorang melihatku dalam keadaan demikian, baik dia orang tuaku ataupun anakku. Dan sesungguhnya sampai sekarang masih saja ada lelaki dari kalangan keluargaku yang memasuki rumahku dalam keadaan aku seperti itu." Lalu turunlah firman Allah s.w.t. yang mengatakan,

"27. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk rumah-rumah selain rumah kalian sehingga kalian minta izin dan memberi salam kepada penghuninya."

Janganlah kalian memasuki rumah orang lain sebelum memberi salam dan meminta izin kepada penghuninya, iaitu dengan mengucapkan, “As Salaamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?”

Tidak meminta izin terdapat banyak mafsadat. Di antaranya kalian mungkin akan ternampak aurat yang ada dalam rumah. Rumah merupakan aurat bagi seseorang, sama seperti pakaian yang menjadi penutup bagi auratnya.

Tidak meminta izin juga dapat menimbulkan keraguan, tuduhan buruk terhadap kalian sebagai pencuri dan sebagainya. Masuk secara diam-diam menunjukkan keburukan. Allah sebut meminta izin dengan isti’nas, kerana dengan meminta izin, penghuni rumah akan merasa selesa setelah merasa tidak selesa.

Kalian dianjurkan meminta izin sebanyak tiga kali. Izin yang pertama sebagai pemberitahuan kedatangan, izin yang kedua agar mereka bersiap sedia, dan izin yang ketiga sebagai keputusan; diizinkan masuk atau tidak, terserah kepada penghuni rumah. Mereka boleh mengizinkan dan boleh menolak kedatangan kalian. Bila diizinkan, maka kalian boleh masuk.

Orang yang meminta izin untuk masuk ke dalam rumah seseorang dianjurkan agar jangan berdiri di tengah-tengah menghadap pintu. Hendaklah dia berdiri agak menyamping ke arah kanan atau kiri pintu.

Janganlah kalian mengintip-ngintip ke dalam rumahnya. Rasulullah s.a.w. bersabda, "Seandainya ada seseorang mengintipmu tanpa izinmu, lalu kamu lempar dengan batu kerikil hingga membutakan matanya, maka tiada dosa bagimu."

Apabila penghuni rumah bertanyakan siapa kamu, perkenalkanlah diri kalian dengan nama atau gelaran yang biasa kalian dikenali. Janganlah kalian hanya menjawab, "Saya, saya." Hal ini tidak dapat memenuhi maksud yang dituju dari memperkenalkan diri agar diberi izin untuk masuk.

Kalian juga harus meminta izin kepada ibu-ibu dan saudara-saudara perempuan kalian, walaupun mereka tinggal serumah dengan kalian. Demikian itu kerana mungkin mereka berada dalam keadaan yang tidak sepatutnya dilihat oleh kalian dan kerana kalian taat kepada Allah.

Kalian boleh juga berdehem, meludah ke tanah atau menggerakkan kasut sebagai maksud meminta izin atau memberitahu bahawa kalian sudah pulang ke rumah. Janganlah kalian masuk begitu saja sehingga mengejutkan kaum perempuan yang ada di dalam rumah.

"Demikian itu lebih baik bagi kalian, agar kalian ingat."

Meminta izin dan memberi salam itu lebih baik bagi kalian daripada masuk tanpa meminta izin, iaitu bagi kedua belah pihak, baik pihak tetamu maupun pihak penghuni rumah, agar kalian sentiasa ingat. Demikian itu menunjukkan akhlak yang mulia.

"28. Maka jika tidak kalian menemui di dalamnya seseorang pun, maka janganlah kalian masuk sehingga kalian diizinkan bagi kalian."

Jika kalian tidak menemui seseorang pun di dalamnya yang memberi izin kepadamu untuk masuk, maka janganlah kalian masuk sebelum kalian mendapat izin. Hal ini menunjukkan haramnya masuk ke rumah yang berpenghuni tanpa meminta izin.

Sikap yang dilarang itu mengandung pengertian tindakan sesuka hati terhadap hak milik orang lain tanpa izin pemiliknya. Padahal si pemilik mempunyai kekuasaan penuh untuk memberi izin masuk atau menolak menurut apa yang disukainya.

"Dan jika dikatakan kepada kalian, "Kembalilah kalian." Maka kembalilah kalian."

Jika penghuni rumah menolak kedatangan kalian sebelum atau sesudah kalian meminta izin, maka hendaklah kalian kembali. Janganlah kalian enggan untuk kembali dan jangan pula marah kerananya.

Pemilik rumah tidak menghalangi hak kalian yang wajib dipenuhi, dia hanya bertabarru’ (memberikan kesediaan). Jika dia menghendaki, dia boleh mengizinkan dan jika tidak, maka dia boleh tidak mengizinkan.

Oleh kerana itu, janganlah kalian merasa sombong dengan menolak untuk kembali. Janganlah kalian terus berdiri di depan pintu suatu kaum yang menolak kedatangan kalian. Sesungguhnya manusia mempunyai banyak keperluan dan kesibukan, dan Allah lebih utama untuk diperhatikan.

"Ia lebih suci bagi kalian"

Kembalinya kalian itu lebih membersihkan nama kalian, menyucikan kalian dari keburukan dan membina kalian di atas kebaikan.

"dan Allah dengan apa yang kalian kerjakan Maha Mengetahui."

Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Oleh kerana itu, Dia akan memberikan balasan kepada kalian.

"29. Tidaklah atas kalian berdosa untuk memasuki rumah-rumah tidak didiami di dalamnya kesenangan bagi kalian,"

Tidak ada dosa atas kalian memasuki rumah yang disediakan tidak untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluan atau kepentingan kalian, walaupun tanpa izin, seperti rumah-rumah penjagaan, rumah yang disewakan, rumah-rumah untuk tetamu dan rumah-rumah ibnussabil. Bila seseorang telah mendapat izin sejak dari mula lagi, maka itu sudah cukup baginya.

"dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan."

Allah mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan seperti keinginan untuk masuk ke rumah tidak berpenghuni kerana tujuan baik atau mubah.

Allah mengetahui semua keadaan kita, baik yang kelihatan maupun yang tersembunyi. Oleh kerananya Dia mensyariatkan kepada kita semua hukum-hukum syar’i yang kita perlukan.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...