Ahad, 30 September 2018

26:176-191 Tafsir Surah Asy Syu’ara, ayat 176-191.

كَذَّبَ أَصْحَابُ الأيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ (١٧٦) إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلا تَتَّقُونَ (١٧٧) إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (١٧٨) فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ    (١٧٩) وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٨٠) أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ        (١٨١) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ (١٨٢)وَلا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ (١٨٣)وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الأوَّلِينَ (١٨٤) قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ (١٨٥) وَمَا أَنْتَ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَإِنْ نَظُنُّكَ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ (١٨٦) فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (١٨٧) قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ (١٨٨) فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (١٨٩) إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ (١٩٠) وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (١٩١)

Allah s.w.t. berfirman,

"176. Telah mendustakan penduduk Aikah para rasul;"

Penduduk Aikah ialah penduduk negeri Madyan iaitu kaum Syu'aib a.s.  Beliau adalah salah seorang dari mereka, saudara mereka secara nasab. Aikah ertinya belukar atau kebun-kebun yang dikelilingi pepohonan. Menurut suatu pendapat, Aikah adalah sebuah pohon yang rendang dedaunannya sama dengan pohon gaidah. Mereka menyembah pohon tersebut.

Penduduk Aikah dan penduduk Madyan adalah satu kaum, iaitu kaum yang sama. Mereka disebut mendustakan para rasul kerana mendustakan seorang rasul sama seperti mendustakan semua rasul.

"177. Ketika berkata kepada mereka Syu’aib, "Tidakkah kalian bertakwa?""

Tidak disebutkan 'saudara mereka Syu'aib' seperti pada nabi lain kerana di sini mereka dinisbatkan kepada Aikah. Syu’aib a.s. mengajak mereka bertakwa kepada Allah dengan meninggalkan perbuatan yang membuatNya murka, iaitu kesyirikan, kekafiran dan kemaksiatan.

"178. Sungguh aku kepada kalian rasul yang terpercaya,"

Sesungguhnya aku adalah seorang utusan kepercayaan yang diutus oleh Allah kepada kalian.

"179. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;"

Oleh kerana itu, seharusnya kalian bertakwa kepada Allah dan menaatiku.

"180. Dan tidak aku meminta kepada kalian atasnya dari upah; tidaklah upahku kecuali atas Tuhan seluruh alam."

Aku sekali-kali tidak meminta upah dari kalian atas ajakanku. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah, Tuhan semesta alam.

"181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian menjadi termasuk orang-orang yang rugi;"

Bila kalian membayar kepada orang lain, maka sempurnakanlah takaran mereka. Janganlah kalian mengurangi takaran mereka yang menyebabkan kalian serahkan kepada mereka pembayaran yang kurang.

Tetapi bila kalian mengambil dari mereka, maka kalian memintanya dalam keadaan sempurna dan cukup. Maka ambillah sebagaimana yang kalian serahkan, dan serahkanlah sebagaimana yang kalian ambil. Janganlah kalian menjadi orang-orang yang suka merugikan orang lain.

"182. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus."

Timbanglah dengan timbangan yang benar. Al qistas diarahkan dari bahasa Romawi (Latin), yang bermaksud timbangan, neraca, adil (seimbang) dan neraca yang adil.

"183. Dan janganlah kalian merugikan manusia hak-hak mereka"

Janganlah kalian merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya, iaitu mengurangi harta benda mereka dan mengambilnya dengan mengurangi takaran dan timbangan.

"dan janganlah kalian melampaui batas di bumi orang-orang yang merosak;"

Janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerosakan, iaitu membunuh, merompak dan menakut-nakuti kafilah yang melintasi jalan.

"184. Dan bertakwalah kalian kepada menciptakan kalian dan umat-umat terdahulu."

Bertakwalah kepada Allah, Zat yang telah menciptakan kalian dan nenek moyang kalian tanpa sekutu. Dia sendiri yang memberi kalian nikmat. Maka bersyukurlah kepadaNya. Sembahlah Dia saja dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu pun. Tetapi mereka mendustakan dan menolaknya.

"185. Mereka berkata, "Sungguh hanyalah kamu dari orang-orang yang terkena sihir,""

Kamu ini sudah terkena sihir sehingga kamu tidak sedar apa yang kamu ucapkan.

"186. Dan tidaklah kamu kecuali manusia seperti kami,"

Kamu hanyalah seorang manusia seperti kami. Kamu tidak memiliki kelebihan di atas kami sehingga kami harus mengikutimu.

"dan sungguh kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta."

Sesungguhnya kami yakin bahawa kamu benar-benar sengaja berdusta dalam pengakuanmu itu, bukan kerana Allah telah mengutusmu kepada kami.

Inilah sikap beraninya mereka, berbuat zalim dan berkata dusta. Jawaban mereka terhadap Syu'aib a.s. sama seperti umat-umat lain yang menentang para rasul dengan syubhat yang sentiasa mereka gunakan. Kekafiran mereka sama, maka hati dan ucapan mereka juga sama.

Para rasul memang manusia seperti yang lain, akan tetapi Allah memberikan nikmat kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya.

Allah telah menampakkan pada semua rasul melalui kedua tangannya ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran dan amanahnya, terlebih Syu’aib a.s. yang digelar “Khathibul anbiya’ (juru bicara para nabi) kerana bagusnya dalam menyampaikan nasihat dan dalam berdebat.

Sebenarnya mereka telah meyakini kebenaran Beliau dan apa yang Beliau bawa. Akan tetapi mereka menyatakan bahawa Beliau berdusta.

"187. Maka jatuhkanlah atas kami potongan-potongan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar."

Dengan nada ingkar dan tidak percaya, mereka meminta agar dijatuhkan atas mereka gumpalan dari langit, sisi langit, sebahagian dari langit, potongan dari langit atau azab dari langit, yang membinasakan mereka semua, jika Syu'aib a.s. dipihak yang benar. Beliau menjawab mereka.

"188. Berkata, "Tuhanku lebih mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan.”"

Allah lebih mengetahui tentang kalian, keadaan kalian dan perbuatan kalian. Bukan aku yang mendatang dan menurunkan azab yang kalian minta itu. Tugasku hanyalah menyampaikan dan menasihati. Hal itu telah pun aku lakukan.

Dialah yang akan membalas dan menghisab kalian. Jika kalian berhak mendapatkannya, nescaya Dia akan menimpakannya kepada kalian. Dia tidak akan menganiaya kalian.

"189. Lalu mereka mendustakannya,"

Kemudian mereka mendustakan Syu’aib a.s. Sikap mendustakan telah melekat dalam diri mereka. Kekafiran telah menjadi kebiasaan mereka. Ayat-ayat dan nasihat sudah tidak lagi bermanfaat.

Tidak ada cara lain yang dapat menghentikan sikap mereka selain diberikan hukuman. Apa yang mereka mintakan itu benar-benar terjadi pada diri mereka sebagai pembalasan yang setimpal terhadap perbuatan mereka.

"maka menimpa mereka azab pada hari yang gelap."

Allah menimpakan panas yang tinggi sehingga mereka merasa sesak nafas selama tujuh hari. Tiada sesuatu pun yang terlindung dari panas tersebut. Rumah tempat tinggal mereka ditimpa gempa. Lalu mereka keluar dari rumahnya masing-masing.

Mereka ditimpa huru-hara yang sangat keras. Lalu mereka lari bercerai-berai dan masuk kembali ke dalam rumah-rumah mereka. Rumah-rumah mereka runtuh menimpa mereka. Mereka melarikan diri menuju ke lapangan atau padang pasir.

Allah mengirimkan kepada mereka gumpalan awan yang besar. Lalu mereka pergi bernaung di bawahnya. Mereka belum pernah merasa sejuk dan segar seperti hari itu. Lalu mereka memanggil semua orang datang berkumpul di bawah naungan awan itu.

Setelah mereka semua berkumpul di bawah naungan awan besar itu, maka Allah menyingkirkan awan itu dari mereka dan menurunkan kepada mereka percikan atau luapan api yang sangat besar dari neraka, gejolaknya dan sinar yang sangat terang memanggang mereka. Terbakarlah mereka seperti udang atau belalang yang digoreng.

Bumi bergoncang menggoyahkan mereka, dan mereka ditimpa oleh pekikan keras yang mengguntur sehingga roh-roh mereka melayang. Lalu binasalah mereka semuanya. Itulah azab yang mereka minta di hari mereka dinaungi oleh awan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

"Sesungguhnya ada azab pada hari yang besar."

Sesungguhnya azab itu adalah azab pada hari yang dahsyat. Mereka tidak akan kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki amal mereka dan mereka akan diazab selama-lamanya. Maka sesuailah bila apa yang dianggap oleh mereka mustahil terjadi dikabulkan.

"190. Sungguh pada yang demikian itu suatu ayat, dan tidak ada kebanyakan mereka orang-orang yang beriman."

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti atau tanda kekuasaan Allah, juga kebenaran Syu’aib a.s., kebenaran dakwah Beliau dan batilnya bantahan kaumnya. Mereka melihat ayat-ayat itu, namun kebanyakan mereka tidak juga beriman kerana tidak ada lagi kebaikan dalam diri mereka dan sudah tidak dapat diharapkan lagi.

"191. Dan sungguh Tuhanmu Dia benar-benar Mahaperkasa Maha Penyayang."

Allah Mahaperkasa dalam pembalasanNya terhadap orang-orang kafir. Dengan keperkasaanNya Dia mengalahkan musuh-musuhNya ketika mereka mendustakan para rasulNya.

Dia Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya yang mukmin. Rahmat (kasih sayang) adalah sifatNya. Di antara atsar (hasilnya) adalah semua kebaikan yang diperoleh makhluk di dunia dan akhirat dari sejak Allah menciptakan alam dan seterusnya. Dengan rahmatNya Dia menyelamatkan wali-waliNya dan orang-orang mukmin yang mengikuti mereka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...