Ahad, 14 Julai 2019

16:77-79 Tafsir Surah An Nahl, ayat 77-79.

وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (٧٧) وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٧٨) أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٧٩)

Allah s.w.t. berfirman menyebutkan tentang pengetahuan dan kekuasaanNya Yang Mahasempurna atas segala sesuatu,

"77. Dan bagi Allah keghaiban langit dan bumi."

Kepunyaan atau milik Allahlah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak ada yang mengetahui hal yang tersembunyi lagi samar kecuali Dia. Termasuk di antaranya adalah pengetahuan tentang waktu kiamat.

"Dan tidaklah urusan kiamat, melainkan seperti sekejap penglihatan mata atau dia lebih dekat."

Kejadian kiamat itu hanyalah seperti sekelip mata atau lebih cepat lagi. Dia mengetahui apa yang ghaib yang ada di langit dan di bumi, dan hanya Allahlah yang mempunyai pengetahuan tentang perkara ghaib. Maka tiada seorang pun yang diberiNya ilmu ghaib ini kecuali bila Allah menghendakinya untuk memperlihatkan kepadanya apa yang dikehendakiNya.

Kekuasaan Allah Mahasempurna, tiada dapat ditentang dan tiada dapat dicegah. PerintahNya hanyalah satu perkataan seperti kelipan mata. Apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berfirman kepadanya, “Kun” (terjadilah), maka terjadilah ia. Apa yang dikehendakiNya akan terjadi dalam sekelip mata.

"Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Mahakuasa."

Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah menciptakan dan membangkitkan kalian dari kubur itu hanyalah seperti menciptakan dan membangkitkan satu jiwa saja. Ketika itu, manusia bangkit dari kuburnya dan telah hilang kesempatan bagi orang yang meminta penangguhan.

Kemudian Allah s.w.t. menyebutkan kurniaNya yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hambaNya,

"78. Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu-ibu kalian, kalian tidak mengetahui sesuatu, dan Dia jadikan bagi kalian pendengaran, dan penglihatan, dan hati, agar kalian bersyukur."

Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Sesudah itu Dia memberi kalian pendengaran supaya kalian dapat mendengar suara. Dia memberi kalian penglihatan supaya kalian dapat melihat.

Dia memberi kalian hati nurani, iaitu akal yang pusatnya berada di hati. Menurut pendapat yang lain adalah otak. Dengan akal itu manusia dapat membedakan di antara segala sesuatu, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya.

Kemampuan dan indera ini diperoleh oleh seseorang secara bertahap, iaitu sedikit demi sedikit. Semakin besar seseorang, maka bertambah juga kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya hingga sampailah dia pada usia matang dan dewasanya.

Ketiga indera ini merupakan kunci bagi setiap ilmu. Seorang hamba tidaklah mendapatkan ilmu kecuali melalui salah satu pintu ini. Sesungguhnya Allah menjadikan kesemuanya dalam diri manusia agar manusia mampu melaksanakan penyembahan kepada Tuhannya. Dia memberi kalian pemberian itu agar kalian bersyukur terhadapnya sehingga kalian beriman.

Bersyukur terhadapnya adalah dengan menggunakan pemberian itu untuk ketaatan kepada Allah. Maka dengan bantuan semua anggota tubuh kalian dan kekuatan yang ada padanya, kalian dapat menjalankan amal ketaatan kepada Tuhan kalian.

Barang siapa yang tidak menggunakan untuk berfikir mencari kebenaran atau untuk ketaatan kepada Allah, maka semua itu akan menjadi hujah terhadapnya (berbalik menimpanya), dan sama saja membalas nikmat dengan keburukan.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah s.w.t. berfirman, "Barang siapa yang memusuhi kekasihKu, bererti dia mencabar perang denganKu. Dan tiadalah hambaKu mendekatkan dirinya kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku sukai selain dari mengerjakan apa yang telah Aku fardukan (wajibkan) baginya. HambaKu terus-menerus mendekatkan dirinya kepadaKu dengan mengerjakan amalan-amalan sunat hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku selalu bersama pendengaran yang dipakainya untuk mendengar, selalu bersama penglihatan yang dipakainya untuk melihat, selalu bersama tangan yang dipakainya untuk berbuat, dan selalu bersama kaki yang dipakainya untuk melangkah. Dan sesungguhnya jika dia meminta kepadaKu, Aku benar-benar akan memberinya. Dan sesungguhnya jika dia berdoa kepadaKu, Aku benar-benar akan memperkenankannya. Dan sesungguhnya jika dia meminta perlindungan kepadaKu. Aku benar-benar akan melindunginya. Dan tidaklah Aku ragu-ragu terhadap sesuatu yang akan Aku kerjakan seperti keragu-raguanKu dalam mencabut nyawa hambaKu yang mukmin. Dia tidak suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya, tetapi maut merupakan suatu keharusan baginya.”

Dalam riwayat lain, sesudah kalimat "dan selalu bersama kaki yang dipakainya untuk melangkah" disebutkan, "Maka bersama Akulah dia mendengar, bersama Akulah dia melihat, dan bersama Akulah dia melangkah (berjalan)."

Apabila seorang hamba ikhlas dalam ketaatannya terhadap Allah, maka semua perbuatannya hanyalah kerana Allah. Untuk itu tiadalah dia mendengar kecuali kerana Allah, tiadalah dia melihat kecuali kerana Allah, iaitu apa yang diperintahkan oleh Allah untuknya.

Tiadalah dia berbuat dan tiadalah dia melangkah melainkan dalam ketaatan kepada Allah sambil meminta pertolongan kepada Allah dalam mengerjakan kesemuanya itu.

Selanjutnya Allah s.w.t. berfirman mengingatkan hamba-hambaNya,

"79. Tidakkah mereka memperhatikan kepada burung ditundukkan di awan langit?"

Hendaknya kalian memperhatikan kepada burung-burung yang telah ditundukkan berada di antara langit dan bumi. Mereka dimudahkan terbang bebas di angkasa. Allah yang menciptakan burung dan menjadikannya dapat terbang dengan kedua sayapnya. Dia yang menciptakan angkasa dan memudahkan burung-burung terbang di sana.

"Tidak ada yang menahannya melainkan Allah."

Tiada yang menahan burung-burung itu di udara ketika mereka mengatupkan atau mengembangkan sayapnya kecuali Allah yang dengan kekuasaanNya, Dia membekali burung-burung itu dengan kekuatan yang dapat membuatnya berbuat demikian.

Dialah yang menundukkan udara untuk dapat membawanya terbang di udara dan yang menahan mereka agar tidak jatuh.

"Sesungguhnya pada yang demikian sungguh terdapat ayat-ayat bagi kaum yang beriman."

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kebesaran Allah, sempurnanya kebijaksanaanNya, luasnya ilmuNya, perhatianNya kepada semua makhluk dan sempurnanya kekuasaanNya bagi orang-orang yang beriman.

Ayat-ayat atau tanda-tanda Allah bermanfaat hanyalah bagi orang-orang yang beriman. Adapun selain mereka, maka pandangan mereka hanya sekadar pandangan main-main dan kelalaian.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...