Sabtu, 21 Disember 2019

56:57-74 Tafsir Surah Al Waqiah, ayat 57-74.

نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلا تُصَدِّقُونَ (٥٧) أَفَرَأَيْتُمْ مَا تُمْنُونَ (٥٨) أَأَنْتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ (٥٩) نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ (٦٠) عَلَى أَنْ نُبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِي مَا لا تَعْلَمُونَ (٦١) وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الأولَى فَلَوْلا تَذَكَّرُونَ (٦٢) أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ (٦٣) أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ (٦٤) لَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَاهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ  (٦٥) إِنَّا لَمُغْرَمُونَ (٦٦) بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ (٦٧) أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ (٦٨) أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ (٦٩) لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلا تَشْكُرُونَ (٧٠) أَفَرَأَيْتُمُ النَّارَ الَّتِي تُورُونَ (٧١) أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ (٧٢) نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَمَتَاعًا لِلْمُقْوِينَ (٧٣) فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ (٧٤)

Allah s.w.t. menetapkan adanya hari kemudian dan menyanggah orang-orang yang mendustakannya dari kalangan ahli kesesatan dan kaum ateis, iaitu mereka yang mengatakan, "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?" (Al Waqi'ah 56:47)

Ucapan mereka ini bernada mendustakan dan tidak percaya. Maka Allah s.w.t. menjawab mereka dengan menyebutkan dalil ‘aqli (akal) yang menunjukkan adanya kebangkitan melalui firmanNya,

"57. Kami telah menciptakan kalian, maka mengapa kalian tidak membenarkan?"

Kamilah yang telah menciptakan kalian sejak permulaan. Sebelum itu kalian tidak ada. Bukankah Tuhan Yang mampu menciptakan pada permulaannya mampu untuk mengembalikan? Bahkan mengulangi penciptaan kembali itu adalah lebih mudah. Maka mengapa kalian tidak percaya dengan adanya hari berbangkit?

"58. Maka apakah kalian perhatikan apa yang kalian tumpahkan?"

Pernahkah kalian memerhatikan awal penciptaan kalian yang berasal dari nutfah (mani)? Maka terangkanlah kepadaKu tentang mani yang kalian pancarkan di rahim isteri-isteri kalian.

"59. Apakah kalian menciptakannya, atau Kami yang menciptakan?"

Kaliankah atau Kamikah yang menciptakan mani itu, yang menetapkannya di dalam rahim dan apa yang terjadi setelahnya, iaitu menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging dan menjadi manusia (anak)?

"60. Kami telah menentukan di antara kalian kematian" 

Kami telah mengatur kematian masing-masing kalian. Tidak ada bedanya antara penghuni langit dan bumi, dalam hal ini semuanya mengalami kematian.

"dan tidaklah Kami dikalahkan,"

Kami tidak lemah dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.

"61. Atas untuk Kami gantikan yang serupa kalian" 

Untuk menggantikan kalian dengan orang-orang yang seperti kalian di dunia dan untuk mengubah bentuk kalian di hari kiamat nanti.

"dan menciptakan kalian dalam apa yang kalian tidak ketahui."

Dan membangkitkan kalian kelak di akhirat dalam keadaan yang tidak kalian ketahui, iaitu dengan sifat dan keadaan yang berlainan.

"62. Dan sungguh kalian mengetahui penciptaan yang pertama," 

Sesungguhnya kalian telah mengetahui penciptaan yang pertama. Sesungguhnya kalian telah mengetahui bahawa Allahlah Yang menciptakan kalian dari tiada menjadi ada. Dia menciptakan kalian dan menjadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan dan hati.

"maka mengapa tidak kalian mengambil pelajaran?"

Maka mengapakah kalian tidak mengambil pelajaran untuk penciptaan yang kedua? Maka mengapa kalian tidak ingat dan tidak menyedari bahawa Tuhan yang mampu menciptakan semuanya itu pada permulaan, mampu untuk menciptakannya kembali, iaitu mengulanginya, bahkan mengulangi itu lebih mudah daripada memulai.

"63. Maka apakah kalian perhatikan apa yang kalian tanam?"

Pernahkah kalian memerhatikan benih yang kalian tanam? Iaitu dengan mencangkul tanah, membajaknya dan menaburkan benih padanya. Iaitu bertani atau bercucuk tanam. Maka terangkanlah kepadaKu tentang benih itu.

"64. Apakah kalian yang menanamnya, atau Kami penanamnya?"

Kaliankah atau Kamikah yang menetapkannya di tempatnya, mengeluarkannya, menumbuhkannya dari dalam bumi (tanah), mengeluarkan tangkai dan buahnya sehingga menjadi biji yang dapat dituai dan buah yang dapat dipetik?

Bahkan Kami sendiri yang melakukannya dan memberi kalian nikmat dengannya. Kamilah yang menumbuhkannya dengan belas kasihan dan rahmat Kami, dan Kami membiarkannya tumbuh untuk kalian sebagai rahmat dari Kami buat kalian.

Perbuatan kalian hanyalah menggarap tanah, menabur benih dan menyiraminya selanjutnya kalian tidak mengetahui apa yang terjadi dan kalian tidak berkuasa lagi setelahnya. Sesungguhnya tanaman kalian sedia menerima bahaya jika Allah tidak menjaganya dan memeliharanya, agar menjadi bahan makanan bagi kalian sampai waktu tertentu.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Jangan sekali-kali kamu katakan, "aku telah menanam," tetapi katakanlah, "aku telah bertani.""

"65. Jika Kami menghendaki, nescaya Kami menjadikannya hancur;" 

Kalau Kami kehendaki, tentu Kami timpakan musibah terhadapnya, Kami hancurkan tanaman kalian bersama buahnya sampai lumat, atau Kami jadikan ia kering sebelum masa kemasakan dan musim tuainya, sehingga tidak bermanfaat dan tidak menjadi rezeki untuk kalian.

"maka jadilah kalian hairan tercengang."

Maka jadilah kalian hairan terhadap kenyataan yang ada, terkejut, sedih, kerana dijadikanNya hancur setelah kalian bersusah payah menanamnya. Kalian pun menyesali belanja yang telah kalian keluarkan atau menyesali dosa-dosa yang pernah kalian kerjakan, sambil kalian berkata macam-macam dan saling mencela. Adakalanya kalian mengatakan,

"66. Sungguh kami menderita kerugian,"

Sesungguhnya kami benar-benar tersiksa, kami menderita kerugian, kami terhempas ke dalam keburukan, nasib kami sedang mengalami kesialan atau harta kami telah lenyap. Dan adakalanya kalian mengatakan,

"67. Bahkan kami tidak mendapat hasil."

Bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa, iaitu tidak beruntung.

Oleh kerana itu, pujilah Allah s.w.t. kerana Dia telah menumbuhkannya untuk kalian, menjaganya dan memeliharanya hingga sempurna dan tidak mengirimkan musibah yang membuat kalian tidak dapat mengambil manfaat dan kebaikannya.

"68. Maka apakah kalian perhatikan air yang kalian minum."

Pernahkah kalian memperhatikan air tawar, sedap, sejuk, segar dan menyegarkan yang kalian minum? Maka terangkanlah kepadaKu tentang air itu.

"69. Apakah kalian yang menurunkannya dari awan atau Kami yang menurunkannya?"

Al muzn bermaksud awan. Kaliankah atau Kamikah yang menurunkan air itu dari awan? Bahkan Kamilah yang menurunkannya.

"70. Jika Kami menghendaki, nescaya Kami jadikannya masin," 

Kalau Kami kehendaki, nescaya Kami jadikan dia masin lagi pahit, tidak layak dan tidak sedap untuk diminum, dan tidak layak untuk pengairan tanaman.

"maka mengapa tidak kalian bersyukur?"

Mengapa kalian tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmatNya yang dilimpahkan kepada kalian?

Nabi s.a.w. apabila usai dari minumnya membaca doa berikut, "Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami minum air yang tawar lagi menyegarkan berkat rahmatNya, dan tidak menjadikannya masin lagi pahit kerana dosa-dosa kami."

"71. Maka apakah kalian perhatikan api yang kalian nyalakan?"

Pernahkah kalian memperhatikan tentang api yang kalian nyalakan dengan kayu? Iaitu dengan menggosok-gosokkan kayu yang kalian ambil dari dahan pohon sebagai pemantik api hingga kalian dapat mengeluarkan api. Maka terangkanlah kepadaKu tentang kayu itu.

"72. Apakah kalian menumbuhkan pohonnya atau Kami yang menumbuhkannya?"

Kaliankah yang menjadikan kayu itu atau Kami yang menjadikannya? Bahkan Kamilah yang menjadikannya mengandung api. Bagi orang Arab di masa lampau ada dua jenis kayu untuk keperluan ini, iaitu kayu Al Marakh dan kayu Al 'Ifar. Apabila dari masing-masing ranting keduanya diambil satu batang yang masih hijau, lalu satu dengan yang lainnya digosokkan, maka dari gesekan keduanya keluarlah percikan api.

"73. Kami menjadikannya peringatan" 

Kami menjadikan api itu sebagai peringatan terhadap nikmat-nikmat Kami, peringatan terhadap api yang maha besar, iaitu api neraka Jahanam yang Kami sediakan untuk orang-orang yang bermaksiat, dan sebagai cemeti untuk menggiring hamba-hamba Kami menjauhi neraka menuju negeri yang penuh kenikmatan (syurga).

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Hai kaumku, api kalian ini yang kalian nyalakan merupakan satu bahagian dari tujuh puluh bahagian api neraka Jahanam." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya sebahagian kecil darinya saja sudah mencukupi." Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya (pada mulanya) api itu dicelup sebanyak dua kali di laut agar dapat dimanfaatkan oleh manusia dan manusia dapat mendekat kepadanya."

"dan bahan yang berguna bagi para musafir."

Muqwin bermaksud Musafirin. Ada yang mengatakan bahawa al muqwin dalam ayat ini bermaksud orang yang lapar. Ada yang mengatakan bahawa al muqwin bermaksud bagi siapa saja yang memanfaatkannya.

Kami juga menjadikan api itu sebagai bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir, di tengah hutan dan jauh dari keramaian. Sesungguhnya baik orang yang ada di tempat maupun orang yang sedang musafir, baik yang kaya maupun yang miskin, semuanya memerlukan api untuk keperluan memasak, memanggang, berdiang, penerangan dan keperluan lainnya yang cukup banyak.

Termasuk belas kasihan Allah s.w.t. kepada makhlukNya iaitu Dia telah menyimpan api dalam batu-batu pemantik dan besi murni hingga seorang yang musafir dapat membawanya di dalam barang bawaannya dan dapat dikantongi pada kantong bajunya. Apabila suatu waktu dia memerlukannya di dalam rumahnya, maka dia tinggal mengeluarkan alat tersebut (pemantik api), lalu menyalakannya.

Disebutkan musafir secara khusus walaupun maknanya bersifat umum mencakup semua orang kerana musafir lebih banyak memerlukannya daripada selainnya. Atau maksudnya, kerana dunia ini tempat safar, bukan tempat menetap, maka seorang hamba dari sejak dilahirkan maka dia sedang bermusafir atau mengadakan perjalanan menuju Tuhannya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Orang-orang muslim itu bersekutu dalam tiga perkara, iaitu api, penggembalaan, dan air."

Dalam riwayat lain Rasulullah s.a.w. bersabda, "Ada tiga perkara yang tidak boleh dimonopoli, iaitu air, penggembalaan, dan api."

"74. Maka bertasbihlah dengan nama Tuhanmu Yang Mahabesar."

Sucikanlah Tuhanmu Yang Mahabesar, yang sempurna nama dan sifatNya, banyak ihsan dan kebaikanNya. Pujilah Dia dengan hatimu, lisanmu dan anggota badanmu, kerana Dia layak memilikinya, Dia berhak disyukuri tidak dikufuri, Dia berhak disebut namaNya tidak dilupakan dan Dia berhak ditaati dan tidak diderhakai.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...