Jumaat, 10 Januari 2020

56:75-87 Tafsir Surah Al Waqiah, ayat 75-87.

فَلا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ (٧٥) وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (٧٦) إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (٧٧) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (٧٨) لا يَمَسُّهُ إِلا الْمُطَهَّرُونَ (٧٩) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٨٠) أَفَبِهَذَا الْحَدِيثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُونَ (٨١) وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ (٨٢) فَلَوْلا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ (٨٣) وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ (٨٤) وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ (٨٥) فَلَوْلا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ (٨٦) تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٨٧)

Allah s.w.t. bersumpah,

"75. Lalu Aku bersumpah dengan tempat turun bintang-bintang."

Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Allah s.w.t. bersumpah dengan bintang dan mawaaqi’, iaitu jatuhnya di tempat tenggelamnya dan apa yang Allah adakan pada waktu itu berupa kejadian-kejadian yang menunjukkan kebesaranNya, keagunganNya dan keesaanNya. Dan pada ayat selanjutnya, Dia perbesar perkara sumpah ini.

"76. Dan sungguh ia benar-benar sumpah jika kalian mengetahui yang besar."

Sesungguhnya sumpah yang Aku katakan ini benar-benar sumpah yang besar, jika kalian mengetahui. Seandainya kalian mengetahui kebesarannya, tentulah kalian memuliakan apa yang disebutkan di dalamnya.

Sumpah ini dipandang besar kerana pada bintang dan peredarannya serta jatuhnya di tempat tenggelamnya terdapat ayat-ayat dan pelajaran yang tidak dapat dijumlahkan. Sedangkan isi sumpahnya adalah mengukuhkan Al Qur’an, dan bahawa ia adalah benar tanpa ada keraguan lagi.

"77. Sungguh ia Al Qur'an yang mulia,"

Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, yang banyak kebaikan dan pengetahuannya. Bahkan setiap kebaikan dan ilmu diambil dan digali darinya. Al Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. benar-benar kitab yang besar.

"78. Dalam kitab yang terpelihara."

Ia dimuliakan tersimpan di dalam kitab yang dimuliakan lagi terpelihara dan diagungkan, dan tertutup dari penglihatan makhluk, iaitu Lauh Mahfuz. Maksudnya, Al Qur’an ini tertulis dalam Lauh Mahfuz, dimuliakan di sisi Allah dan di sisi para malaikatNya.

Boleh juga maksud ‘kitab yang terpelihara’ adalah kitab yang berada di tangan-tangan para malaikat, dimana Allah menurunkan mereka dengan membawa wahyuNya. Sedangkan maksud ‘terpelihara’ adalah tertutup dari syaitan, dimana mereka tidak sanggup (tidak mampu) merubahnya, mengurangi dan mencurinya.

"79. Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan."

Tidak ada yang dapat (mampu) menyentuh Kitab Al Qur’an yang ada di langit kecuali hamba-hamba yang disucikan, iaitu para malaikat yang yang mulia. Allah s.w.t. menyucikan mereka dari dosa-dosa dan cacat.

Adapun di dunia, maka sesungguhnya Al Qur'an itu dapat dipegang oleh orang Majusi yang najis dan orang munafik yang kotor. Ada yang mengatakan, tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan, bukan kamu orang-orang yang berdosa.

Orang-orang Quraisy mempunyai dugaan bahawa Al Qur'an ini diturunkan oleh syaitan. Maka Allah menerangkan bahawa hanya hamba-hambaNya yang disucikan saja yang dapat menyentuhnya. Ia bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. Tidaklah patut mereka membawanya turun, mereka tidak akan kuasa dan mereka benar-benar dijauhkan dari mendengarnya.

Ada yang mengatakan bahawa maksudnya ialah tidak dapat merasakan makna dan manfaat Al Qur'an kecuali orang-orang yang beriman kepadanya.

Menurut sebahagian ulama, ayat ini mengingatkan bahawa tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci. Oleh kerana itu, ada yang berpendapat, bahawa ayat ini walaupun bentuknya berita, namun terdapat larangan, iaitu tidak boleh menyentuh Al Qur’an (mushaf) kecuali orang yang suci dari jinabah dan hadas.

Disebutkan di dalam sebuah hadis bahawa Rasulullah s.a.w. telah melarang bepergian membawa Al Qur'an ke negeri musuh kerana dikhuatirkan Al Qur'an itu dirampas oleh musuh. Selain itu, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci."

"80. Diturunkan dari Tuhan semesta alam."

Al Qur’an yang telah disebutkan sifatnya itu diturunkan dari Allah. Bukanlah seperti apa yang disangka oleh mereka bahawa Al Qur'an adalah sihir, tenung atau syair. Bahkan Al Qur’an itu benar yang tiada keraguan padanya.

Allah Tuhan Yang Mengurus seluruh alam. Dia mengurus hamba-hambaNya dengan nikmat-nikmat dunia dan agama. Di antara kepengurusanNya kepada mereka yang paling besarnya adalah dengan menurunkan Al Qur’an ini. Di dalamnya terdapat petunjuk agar mereka dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Hal ini menunjukkan bahawa Allah s.w.t. setelah menciptakan mereka, Dia tidak membiarkan mereka begitu saja, bahkan tetap mengurus mereka dengan nikmat-nikmatNya baik nikmat dunia berupa rezeki maupun nikmat agama berupa petunjuk.

Dengan Al Qur’an Allah berikan rahmat kepada hamba-hambaNya yang mereka tidak sanggup untuk mensyukurinya. Oleh kerana itu, mereka harus menjunjung tinggi isi Al Qur’an, mengamalkannya dan mendakwahkannya.

"81. Maka apakah dengan ini pembicaraan kalian menganggap remeh?"

Maka adakah kalian menganggap remeh saja berita atau Al Qur’an ini? Adakah terhadap kitab yang agung dan peringatan yang bijaksana ini kalian meremehkan; kalian menyembunyikannya kerana takut kepada manusia, takut celaan dan cercaan mereka? Ini tidaklah patut.

Yang patut diremehkan adalah berita yang tidak dapat dipercaya orang yang menceritakannya. Adapun Al Qur’anul Karim, maka ia adalah kebenaran, dimana tidak ada yang melawannya kecuali ia akan kalah. Oleh kerana itu, ia layak untuk diberitakan dan disampaikan secara terang-terangan.

Ada yang mengatakan bahawa mudhinun bermaksud mendustakan dan tidak membenarkan. Ada yang mengatakan mengatakan berdiplomasi.

"82. Dan kalian menjadikan rezeki sesungguhnya kalian mendustakan."

Kalian mengganti atau membalas rezeki yang Allah berikan kepada kalian dengan mendustakanNya. Ungkapan terima kasih atau rasa syukur kalian ialah dengan mendustakanNya.

Zaid ibnu Khalid Al Juhani yang mengatakan bahawa kami solat Subuh bersama Rasulullah s.a.w. di Hudaibiyah, seusai turun hujan di malam harinya. Setelah selesai, Beliau membalikkan tubuhnya menghadap kepada kami (para makmum), lalu bertanya, "Tahukah kalian, apakah yang dikatakan oleh Tuhan kalian?" Mereka menjawab, "Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah berfirman, "Di pagi hari ini ada sebahagian hamba-hambaKu yang beriman kepadaKu dan sebahagian lainnya kafir. Adapun orang yang mengatakan, "Kami diberi hujan berkat kurnia Allah dan rahmatNya," maka dia adalah orang yang beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang-bintang. Dan adapun orang yang mengatakan, "Kami diberi hujan oleh bintang ini dan itu," maka dia adalah orang yang kafir kepadaKu dan percaya kepada bintang-bintang.”

Hal ini sama saja mendustakan dan mengkufuri nikmat Allah kerana menyandarkan nikmat kepada selain yang memberinya.

Oleh kerana itu, mengapa kalian tidak bersyukur kepada Allah atas ihsanNya kepada kalian kerana telah menurunkan kepada kalian kurniaNya, padahal sikap kufur dan mendustakan dapat mencabut nikmat itu dan menggantinya dengan azab.

"83. Maka mengapa tidak apabila sampai kerongkongan?"

Maka kalau begitu mengapa semasa seseorang mengalami ihtidar (sekarat)nya, kalian tidak cegah nyawa atau rohnya yang telah sampai di kerongkongan?

"84. Dan kalian ketika itu kalian melihat."

Padahal ketika itu kalian melihat kepada orang yang sedang ihtidar dan sakaratulmaut yang dialaminya.

"85. Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian. Akan tetapi kalian tidak melihat."

Kami lebih dekat kepadanya daripada kalian, iaitu dengan ilmu Kami dan malaikat-malaikat Kami. Akan tetapi kalian tidak nampak mereka.

"86. Maka mengapa jika kalian tidak dikuasai,"

"87. Kalian dikembalikan dia jika kalian orang-orang yang benar?"

Maka jika kalian merasa bahawa kalian tidak berada dalam kekuasaan Allah, mengapa kalian tidak mengembalikan roh atau nyawa yang telah sampai di kerongkongan itu ke tempatnya atau jasadnya semula, jika kalian orang-orang yang benar?

Ada yang mengatakan bahawa madinin bermaksud dihisab. Ada yang mengatakan tidak meyakini, tidak diazab dan tidak dikalahkan. Maka jika kalian tidak percaya bahawa kalian akan dibalasi, dibangkitkan, dihisab dan diberi balasan, maka kembalikanlah roh yang telah sampai di kerongkongan itu ke tempatnya semula, jika kalian orang-orang yang benar?

Ketika itu, kalian di antara dua pilihan; membenarkan apa yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w., atau tetap membangkang setelah mengetahui kebenarannya dan kalian akan mendapat tempat kembali yang buruk.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...