Sabtu, 11 Januari 2020

64:14-18 Tafsir Surah At Taghabun, ayat 14-18.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (١٤) إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (١٥) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٦) إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ (١٧) عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٨)

Ibnu Abbas telah ditanya oleh seorang lelaki tentang makna firmanNya, "Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya dari isteri-isteri kalian dan anak-anak kalian musuh bagi kalian, Maka berhati-hatilah terhadap mereka;" (At Taghabun 64:14) bahawa ada sejumlah lelaki yang telah masuk Islam di Mekah; ketika mereka hendak bergabung dengan Rasulullah s.a.w. di negeri hijrah, maka isteri-isteri dan anak-anak mereka tidak mahu ditinggalkan. Pada akhirnya setelah mereka datang kepada Rasulullah s.a.w. (sesudah penaklukan Mekah), mereka melihat orang ramai telah mendalami agama mereka. Kemudian mereka melampiaskan kemarahannya kepada isteri-isteri dan anak-anak mereka yang menghalang-halangi mereka untuk hijrah. Dan ketika mereka hendak menghukum isteri-isteri dan anak-anak mereka, Allah menurunkan firmanNya, "dan jika kalian memaafkan, dan berhati lapang, dan mengampuni, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang." (At Taghabun 64:14)

Allah s.w.t. berfirman,

"14. Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya dari isteri-isteri kalian dan anak-anak kalian musuh bagi kalian."

Sesungguhnya di antara isteri-isteri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian. Maksudnya, terkadang isteri atau anak dapat menjerumuskan suami atau ayahnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama, atau menghalanginya dari mengerjakan kebaikan seperti berjihad dan berhijrah.

"Maka berhati-hatilah terhadap mereka;"

Adakalanya isteri dan anak-anak mendorong seseorang untuk memutuskan tali persaudaraan, atau berbuat suatu maksiat terhadap Tuhannya, kerana cintanya kepada isteri dan anak-anaknya terpaksa dia menaatinya dan tidak kuasa menolaknya.

Berwaspadalah kalian, janganlah kalian dilalaikan oleh isteri-isteri dan anak-anak kalian. Tetaplah kalian melakukan perintah Allah, mengutamakan keridhaanNya kerana di sisiNya ada pahala yang besar dan mengutamakan akhirat daripada dunia yang fana.

Oleh kerana larangan menaati isteri dan anak jika di sana terdapat bahaya terhadap seorang hamba memberikan kesan agar bersikap keras kepada mereka, maka Allah s.w.t. berfirman menghilangkan kesan ini,

"dan jika kalian memaafkan, dan berhati lapang, dan mengampuni,"

Iaitu kalian memaafkan, menyantuni atau tidak memarahi, dan mengampuni mereka. Sikap memberi maaf terdapat banyak maslahat.

"maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun Maha Penyayang."

Hal itu, kerana balasan disesuaikan dengan jenis amalan. Barang siapa yang memaafkan, maka Allah akan memaafkannya, barang siapa yang mengampuni, maka Allah akan mengampuninya, dan barang siapa yang bermu’amalah dengan Allah dengan amal yang dicintaiNya, maka Allah akan mencintainya, begitu juga barang siapa yang bermu’amalah dengan manusia dengan amal yang dicintai mereka nescaya manusia mencintainya.

"15. Sungguh hanyalah harta-harta kalian dan anak-anak kalian hanyalah fitnah;"

Sesungguhnya harta-harta dan anak-anak kalian hanyalah ujian dan cobaan bagi kalian yang melalaikan kalian dari akhirat. Demikian itu agar dapat dijelaskan siapa yang taat kepadaNya dan siapa yang derhaka terhadapNya.

"dan Allah di sisiNya pahala yang besar."

Di sisi Allahlah kelak di hari kiamat pahala yang besar. Oleh kerana itu, janganlah kalian luputkan pahala kalian kerana disibukkan oleh harta dan anak.

Ketika Allah s.w.t. menurunkan firmanNya, "Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali Imran 3:102), kaum muslim beramal dengan sekuat-kuatnya. Mereka terus-menerus mengerjakan qiyam (solat sunat) hingga tumit kaki mereka bengkak dan kening mereka bernanah. Maka Allah s.w.t. menurunkan ayat ini untuk meringankan mereka (kaum muslim), iaitu firmanNya,

"16. Maka bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupan kalian"

Bertakwalah kalian kepada Allah menurut kemampuan kalian, iaitu menurut batas maksimal kemampuan kalian. Ayat ini menunjukkan bahawa setiap kewajiban yang seorang hamba tidak dapat melakukannya, maka kewajiban itu gugur darinya.

Jika seseorang mampu melakukan sebahagian perintah dan tidak mampu melakukan sebahagian lagi, maka yang mampu dia lakukan dilakukannya dan yang tidak mampu maka gugur darinya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila kuperintahkan kepada kalian suatu perkara, maka kerjakanlah hal itu olehmu menurut kesanggupanmu; dan apa saja yang aku larang kalian mengerjakannya, tinggalkanlah."

"dan dengarlah, dan taatilah;"

Dengarlah nasihat Allah kepada kalian serta hukum-hukum yang disyariatkanNya. Ketahuilah hal itu dan ikutlah. Tunduk patuhlah kalian kepada apa yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya, janganlah kalian menyimpang darinya.

Taatlah kalian kepada Allah dan RasulNya dalam semua urusan kalian. Janganlah kalian mendahului Allah dan RasulNya, janganlah kalian ketinggalan dari apa yang diperintahkan olehNya dan janganlah kalian mengerjakan apa yang dilarang olehNya.

"dan infakkanlah baik bagi diri kalian."

Nafkahkanlah atau infakkanlah harta yang baik untuk diri kalian. Belanjakanlah dari sebahagian harta yang Allah rezekikan kepada kalian kepada kaum kerabat, orang-orang fakir, orang-orang miskin, dan orang-orang yang memerlukan bantuan.

Infakkanlah baik infak yang wajib maupun yang sunat, tentu hal itu lebih baik bagi kalian di dunia dan akhirat, kerana kebaikan terletak dalam mengikuti perintah Allah, menerima nasihatnya dan tunduk kepada syariatNya, sedangkan keburukan terletak pada selain itu.

Berbuat baiklah kalian kepada sesama makhluk Allah sebagaimana Allah berbuat baik kepada kalian, nescaya hal ini lebih baik bagi kalian buat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kalian. Jika kalian tidak melakukannya, maka menjadi keburukanlah bagi kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat kalian.

Namun di sana ada penyakit yang menghalangi kebanyakan manusia dari berinfak, iaitu sifat kikir yang manusia diciptakan di atasnya.

"Dan barang siapa yang dipelihara kekikiran dirinya, maka mereka itulah mereka orang-orang yang beruntung."

Barang siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dan selamat dari hal yang tidak mereka inginkan.

"17. Jika kalian meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,"

Iaitu kalian menyedekahkan harta dengan hati yang puas dan rela dari harta yang halal dengan maksud, tujuan atau niat mencari keridhaan Allah. Apa pun yang telah kalian infakkan, maka Dia akan menggantikannya; dan apa pun yang kalian sedekahkan, maka Dialah yang akan membalas pahalanya.

"Dia melipatgandakan bagi kalian"

Allah akan melipatgandakan pembalasannya kepada kalian dari sepuluh menjadi tujuh ratus, bahkan boleh jadi lebih.

"dan Dia mengampuni bagi kalian."

Allah juga akan menghapuskan dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan kalian kerana sebab infak dan sedekah, kerana dosa dapat terhapus dengan sedekah dan amal soleh lainnya.

"Dan Allah Maha Mensyukuri Maha Penyantun."

Allah Maha Pembalas Jasa atau Maha Mensyukuri. Dia menerima amal yang sedikit dari hamba-hambaNya dan memberinya balasan dengan pahala yang banyak. Dia bersyukur kepada orang yang rela berkorban keranaNya dan sedia memikul beban-beban berat. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu kerana Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Dia Maha Penyantun. Dia memaaf, mengampuni, menutupi dan menghapuskan dosa-dosa, kesalahan-kesalahan, keburukan-keburukan, dan kealpaan-kealpaan. Dia tidak segera menyiksa orang-orang yang derhaka kepadaNya, bahkan memberinya tangguh dan kesempatan untuk bertaubat.

"18. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Mahaperkasa Mahabijaksana."

Allah mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia Mahaperkasa, Dia tidak dapat dikalahkan, bahkan Dia mengalahkan dan menundukkan segala sesuatu. Dia Mahabijaksana dalam ciptaan dan perintahNya, Dia meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Selesai tafsir surah At Taghabun dengan pertolongan Allah dan taufiqNya wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin. Hanya milikNya semua puji-pujian dan semua anugerah.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...