Jumaat, 3 April 2020

57:16-17 Tafsir Surah Al Hadid, ayat 16-17.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (١٦) اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (١٧)

Ayat ini turun berkenaan dengan para sahabat yang terlalu banyak bercanda atau bergurau.

Ketika Allah s.w.t. menyebutkan keadaan kaum mukmin lelaki dan perempuan serta keadaan kaum munafik lelaki dan perempuan di akhirat, dimana hal tersebut mendorong hati untuk khusyu’ kepada Tuhannya dan tunduk kepada kebesaranNya, maka Allah s.w.t. mencela kaum mukmin kerana tidak seperti itu.

Ibnu Abbas yang mengatakan bahawa sesungguhnya Allah merasa kesal terhadap keterlambatan hati orang-orang mukmin untuk tunduk hati mereka mengingat Allah, maka Allah s.w.t. menegur mereka setelah tiga belas tahun diturunkanNya Al Qur'an. Untuk itu Allah s.w.t. berfirman, "Apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang beriman agar khusyuk hati mereka untuk mengingat Allah." (Al Hadid :16)

Al Qasim mengatakan bahawa di suatu hari sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w. merasa bosan (jenuh), lalu mereka berkata, "Wahai Rasulullah, berceritalah kepada kami." Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya, "Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik." (Yusuf: 3) Kemudian mereka merasa jenuh lagi, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, berceritalah kepada kami." Maka Allah menurunkan firmanNya, "Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik." (Az-Zumar: 23) Kemudian mereka merasa jenuh lagi, lalu berkata, "Wahai Rasulullah, berceritalah kepada kami." Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya, "Apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang beriman agar khusyuk hati mereka untuk mengingat Allah." (Al-Hadid: 16)

"16. Apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang beriman agar khusyuk hati mereka untuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran?" 

Bukankah telah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’, lunak atau tunduk hati mereka semasa berzikir mengingat Allah, mendengar nasihat dan mendengar bacaan Al Qur'an? Lalu hati mereka memahaminya, tunduk kepada perintahnya dan menjauhi larangannya, dan mematuhi kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w.?

Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk berusaha menjadikan hati khusyu’ kepada Allah s.w.t. dan kepada yang diturunkanNya berupa Al Qur’an dan As Sunnah, dan agar kaum mukmin dapat mengingat nasihat-nasihat ilahi dan hukum-hukum syar’i di setiap waktu serta menghisab diri mereka dengannya.

Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan, bahawa tiada tenggang masa antara keislaman kami dan teguran Allah kepada kami selain dari empat tahun, iaitu melalui firmanNya, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah. (Al-Hadid: 16), hingga akhir ayat.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya hal yang mula-mula diangkat dari manusia adalah khusyuk."

"Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang diberi Kitab sebelumnya, lalu panjang atas mereka masa," 

Janganlah mereka  orang-orang mukmin menyerupai orang-orang sebelum mereka dari kalangan Yahudi dan Nasrani yang telah Allah turunkan kepada mereka kitab yang mengharuskan mereka khusyu’ hatinya dan tunduk sikapnya. Tetapi mereka tidak istiqamah di atasnya.

Bahkan masa yang panjang berlalu kepada mereka namun membuat mereka tetap lalai sehingga iman mereka sedikit demi sedikit terkikis. Lalu mereka mengganti Kitabullah yang ada di tangan mereka dan menukarnya dengan harga yang sedikit, dan mencampakkannya ke belakang punggung mereka.

Sebagai gantinya mereka menerima berbagai pendapat yang beraneka ragam dan yang dibuat-buat, serta membebek kepada pendapat orang banyak dalam agama Allah, dan mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah.

"maka keraslah hati mereka."

Maka pada saat itulah hati mereka menjadi keras dan tidak mahu menerima pelajaran serta tidak mahu lunak dengan janji maupun ancaman dan tidak lunak ketika berzikir kepada Allah s.w.t. Dengan demikian, hati terus-menerus perlu mengingat apa yang Allah turunkan dan tidak lalai terhadapnya, kerana jika tidak demikian maka dapat menyebabkan hati menjadi keras.

"Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik."

Kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik dalam tindakan mereka, hati mereka telah rosak, dan amal perbuatan mereka batil semuanya. Maka sudah menjadi watak mereka suka mengubah perkataan Allah dari tempat-tempatnya, meninggalkan amal-amal yang mereka diperintahkan dan melanggar hal-hal yang dilarang.

Kerana itulah maka Allah melarang orang-orang mukmin menyerupai apa pun dari urusan mereka, baik yang pokok maupun yang cabang.

"17. Ketahuilah bahawasanya Allah menghidupkan bumi setelah matinya." 

Ketahuilah olehmu bahawa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah kering dengan menjadikannya menumbuhkan tumbuhan. Begitu juga Dia berbuat terhadap hatimu dengan mengembalikan hatimu kepada kekhusyu’an.

"Sungguh Kami telah menjelaskan bagi kalian ayat-ayat supaya kalian berfikir." 

Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran Kami supaya kamu memikirkannya dan mengerti. Ayat-ayat itu menunjukkan kepada akal terhadap tuntutan-tuntutan ilahi. Allah s.w.t. yang menghidupkan bumi setelah matinya tentu mampu menghidupkan orang-orang yang telah mati setelah mereka mati, lalu Dia memberi balasan terhadap amal mereka.

Begitu juga kerana Dia yang menghidupkan bumi setelah matinya dengan air hujan, maka Dia mampu juga menghidupkan hati-hati yang telah mati dengan kebenaran yang Allah turunkan kepada RasulNya. Ayat ini menunjukkan, bahawa tidak ada akal bagi orang yang tidak dapat mengambil petunjuk dari ayat-ayat Allah serta tidak tunduk kepada syariat-syariat Allah.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...