Isnin, 18 Mei 2020

2:234-237 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 234-237.

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (٢٣٤) وَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُمْ بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنْتُمْ فِي أَنْفُسِكُمْ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ وَلَكِنْ لا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلا أَنْ تَقُولُوا قَوْلا مَعْرُوفًا وَلا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّى يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ (٢٣٥) لا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُوا لَهُنَّ فَرِيضَةً وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدَرُهُ مَتَاعًا بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِينَ (٢٣٦) وَإِنْ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَمَسُّوهُنَّ وَقَدْ فَرَضْتُمْ لَهُنَّ فَرِيضَةً فَنِصْفُ مَا فَرَضْتُمْ إِلا أَنْ يَعْفُونَ أَوْ يَعْفُوَ الَّذِي بِيَدِهِ عُقْدَةُ النِّكَاحِ وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَلا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٢٣٧) 

Allah s.w.t. berfirman, 

"234. Dan orang-orang yang diwafatkan di antara kalian dan meninggalkan isteri-isteri hendaklah mereka menangguhkan dengan diri mereka" 

Orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan meninggalkan isteri-isteri, hendaklah para isteri itu menangguhkan dirinya, menunggu atau ber'iddah, iaitu dengan tidak keluar dari rumah suaminya, tidak berhias dan tidak menikah. 

Dalam ayat ini terdapat dalil wajibnya si isteri berihdad (berkabung atau berbelasungkawa) selama masa 'iddah kerana ditinggal wafat suaminya, tidak kerana perceraian dan perpisahan lainnya.

"empat bulan dan sepuluh." 

Empat bulan sepuluh hari. Keumuman ini ditakhshis dengan hamil, iaitu wanita yang ditinggal wafat suaminya, jika dia hamil, maka 'iddahnya sampai melahirkan. Menjalani masa 'iddah selama empat bulan sepuluh hari adalah bagi wanita merdeka, adapun bagi wanita hamba, maka 'iddahnya separuhnya, iaitu dua bulan lima hari.

"Maka apabila mereka sampai masa 'iddah mereka, maka tidak ada dosa atas kalian tentang apa yang mereka perbuat dalam diri mereka sendiri menurut yang patut." 

Kemudian apabila telah habis 'iddah mereka, maka tidak ada dosa bagi kalian (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka, seperti berhias, bepergian atau menerima pinangan, menurut cara yang patut, iaitu sesuai syari'at; atau tidak haram dan tidak makruh.

Ayat ini menunjukkan bahawa hendaknya wali memperhatikan urusan si wanita, melarangnya dari mengerjakan perbuatan yang dilarang dan menekannya untuk menjalankan perbuatan yang wajib dilakukan serta membiarkan perkara yang dibolehkan oleh syari'at.

"Dan Allah dengan apa yang kalian kerjakan Maha Mengetahui."

Allah mengetahui apa yang kalian perbuat. Dia mengetahui amalan yang kalian kerjakan baik nampak maupun tersembunyi, jelas maupun samar dan Dia akan memberikan balasan terhadapnya.

"235. Dan tidak ada dosa atas kalian tentang apa yang kalian sindirkan dengannya dari meminang wanita-wanita" 

Tidak ada dosa bagi kalian meminang atau melamar wanita-wanita yang suaminya telah meninggal dan masih dalam 'iddah dengan sindiran (tidak terang-terangan). 

Wanita yang boleh dipinang secara sindiran ialah wanita yang dalam 'iddah kerana meninggal suaminya, atau kerana talak bain. Sedangkan wanita yang dalam masa 'iddah talak raj'i tidak boleh dipinang walaupun dengan sindiran.

Contoh sindiran adalah mengatakan kepada wanita tersebut, "Kamu sungguh cantik", "Banyak orang yang berminat denganmu", dan sebagainya. Perbedaan secara tegas dengan sindiran adalah bahawa secara tegas (tashrih) tidak ada kemungkinan yang lain isinya selain menikah, sedangkan sindiran mengandung banyak kemungkinan.

"atau kalian sembunyikan dalam diri kalian." 

Atau kalian menyembunyikan keinginan menikahi mereka dalam hati kalian, iaitu kalian memendam keinginan untuk melamar mereka menjadi isteri kalian.

"Allah mengetahui bahawasanya kalian akan menyebut-nyebut mereka." 

Allah mengetahui bahawa kalian akan menyebut-nyebut mereka di dalam hati kalian, tidak sabar untuk diam tidak menyebut-nyebut mereka. Oleh kerana itu, Dia membolehkan kalian menyebut mereka secara sindiran atau menyembunyikan di hati keinginan menikahi mereka. Maka Allah menghapus dosa dari kalian kerana hal tersebut. 

"Akan tetapi janganlah kalian mengadakan janji pada mereka rahsia" 

Tetapi janganlah kalian membuat perjanjian untuk menikah dengan mereka secara rahsia di masa 'iddah.

"kecuali kalian mengucapkan perkataan yang ma'ruf."

Kecuali sekadar mengucapkan kepada mereka kata-kata yang ma'ruf, iaitu perkataan sindiran yang baik, yang daripadanya dapat difahami keinginan untuk menikah.

"Dan janganlah kalian menetapkan berakad nikah sehingga sampai kitab waktunya."

Al kitab di sini bermaksud 'iddah. Janganlah kalian berazam atau menetapkan hati untuk melakukan akad nikah sebelum habis masa 'iddahnya. 

"Dan ketahuilah kalian bahawasanya Allah mengetahui apa yang dalam diri kalian; maka takutlah kalian kepadaNya,"

Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kalian tentang masalah wanita; maka takutlah kalian kepadaNya. Niatkanlah yang baik dan janganlah meniatkan hal yang buruk seperti berazam untuk mengadakan akad nikah di masa 'iddah dan lainnya.

"dan ketahuilah kalian bahawasanya Allah Maha Pengampun Maha Penyantun."

Allah Maha Pengampun bagi orang yang terjatuh ke dalam dosa lalu bertobat dan kembali kepadaNya. Dia Maha Penyantun, iaitu tidak segera memberikan hukuman, padahal Dia mampu memberikan hukuman. Janganlah kalian berputus asa dari rahmat dan ampunanNya. 

"236. Tidak ada dosa atas kalian, jika kalian mentalak isteri-isteri yang belum kalian campuri mereka atau kalian menentukan bagi mereka ketentuan."

Tidak ada kewajiban membayar mahar atas kalian, jika kalian menceraikan isteri-isteri kalian sebelum kalian menjima' mereka atau sebelum kalian menentukan maharnya. 

"Dan berilah mut'ah mereka." 

Hendaklah kalian berikan suatu pemberian untuk menghibur isteri yang dicerai tersebut dan menghilangkan rasa benci.

"Atas orang yang mampu menurut kemampuannya dan atas orang yang miskin menurut kemampuannya." 

Bagi yang mampu menurut kemampuannya dan bagi yang tidak mampu juga menurut kemampuannya.

"Hadiah dengan ma'ruf. Ketentuan atas orang-orang yang berbuat ihsan."

Iaitu pemberian dengan cara yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan atau kebajikan, baik kepada wanita yang dicerai maupun kepada diri mereka sendiri dengan mentaati Allah.

"237. Dan jika kalian menalak mereka sebelum kalian mencampuri mereka, dan sungguh kalian telah menentukan bagi mereka ketentuan, maka seperdua apa yang kalian tentukan," 

Jika kalian menceraikan isteri-isteri kalian sebelum kalian menjima' mereka, padahal kalian sudah menentukan maharnya, maka bayarlah separuh dari mahar yang telah kalian tentukan itu. 

"kecuali jika mereka memaafkan," 

Kecuali jika isteri-isteri yang ditalak itu memaafkan suaminya dan membebaskannya dari tanggungan yang harus dibayarnya kepada mereka, maka tiada suatu pun yang harus dibayar oleh si suami.

"atau memaafkan orang yang ditangannya ikatan pernikahan," 

Atau dibebaskan oleh orang yang memegang ikatan nikah iaitu suami atau wali. Jika wali membebaskan, maka suami dibebaskan dari membayar mahar yang seperdua, sedangkan jika suami yang membebaskan, maka dia membayar seluruh mahar. 

Namun menurut pendapat yang sahih, maksud "orang yang memegang ikatan nikah" adalah suami, kerana dialah yang memiliki hak melepaskan ikatan (talak), di samping itu kerana wali tidak sah membebaskan sesuatu yang wajib dimiliki wanita, kerana dia bukan pemilik dan bukan juga wakil.

"dan bahawa memberi maaf lebih dekat kepada takwa." 

Pembebasan atau pemaafan kalian itu lebih dekat kepada takwa. 

"Dan janganlah kalian melupakan kurnia di antara kalian." 

Janganlah kalian melupakan keutamaan di antara kalian. Apabila kalian kedatangan orang yang meminta-minta, sedangkan kalian tidak memiliki sesuatu pun yang akan diberikan kepadanya, maka hendaklah kalian berdoa untuknya. 

Ada yang menafsirkan, janganlah kalian melupakan sikap memberikan kelebihan dan ihsan kepada orang lain, seperti memberikan pemberian yang tidak wajib dan membebaskan hak. 

Sikap ihsan (memberi lebih) merupakan cara mu'amalah (berhubungan dengan orang lain) yang paling baik, kerana mu'amalah dengan orang lain ada dua tingkatan:

Pertama, adil (disebut juga inshaf), iaitu menerima hak dan memenuhi kewajiban.

Kedua, memberi lebih (disebut ihsan), iaitu memberikan sesuatu yang tidak wajib, membebaskan hak dan tidak mengutamakan diri sendiri.

Seorang mukmin hendaknya tidak melupakan sikap ihsan ini walaupun hanya dalam waktu-waktu tertentu, kerana Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.

"Sesungguhnya Allah dengan apa yang kalian kerjakan Maha Melihat."

Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kalian kerjakan. Tiada sesuatu pun dari urusan dan tindakan kalian yang samar bagi Allah. Kerjakanlah yang ma'ruf dan perbuatan utama. Kelak Dia akan membalas semua orang sesuai dengan amal perbuatan yang telah dikerjakannya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...