Sabtu, 23 Mei 2020

2:243-245 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 243-245.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَشْكُرُونَ (٢٤٣) وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢٤٤) مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٢٤٥) 

Allah s.w.t. berfirman menyebutkan kisah ini adalah untuk menyemangatkan kaum muslim dalam berperang. 

"243. Tidakkah kamu perhatikan kepada orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, dan mereka beribu-ribu takut mati,"

Kamu perhatikanlah orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka kerana takut mati, iaitu kerana penyakit tha'un atau kerana perang, sedangkan mereka beribu-ribu jumlahnya. Jumlah mereka adalah empat ribu orang. Ada yang mengatakan, lapan ribu orang. Ada yang mengatakan, sembilan ribu orang. Ada yang mengatakan, empat puluh ribu orang.

"maka berfirman kepada mereka Allah, "Matilah kalian," kemudian Dia menghidupkan mereka." 

Allah menghidupkan mereka untuk disempurnakan ajalnya dan agar mereka mengambil pelajaran serta bertaubat.

Mereka adalah salah satu kaum Bani Israil, di mana negeri mereka terserang penyakit tha'un, lalu mereka melarikan diri kerana takut mati, maka Allah mematikan mereka sebagai hukuman bagi mereka kerana melarikan diri dari qadar Allah. Kemudian setelah lapan hari atau lebih, mereka dihidupkan kembali oleh Allah dengan do'a nabi mereka Hizqil, wallahu a'lam. 

Ada yang mengatakan bahawa mereka adalah penduduk kota Jawurdan. Ada yang menambahkan bahawa mereka dari arah Wasit. Ada yang mengatakan bahawa mereka adalah penduduk kota Zawurdan yang jauhnya satu farsakh dari arah Wasit. Ada yang mengatakan bahawa mereka adalah penduduk negeri Azri'at. Ada yang mengatakan, hal ini hanyalah semata-mata perumpamaan saja.

Mereka keluar meninggalkan kampung halamannya untuk menghindari penyakit tha'un yang sedang melanda negeri mereka. Mereka berkata, "Kita akan mendatangi suatu tempat yang tiada kematian padanya." Ketika mereka sampai di suatu tempat, maka Allah berfirman kepada mereka, "Matilah kalian!" Maka mereka semuanya mati. Kemudian sampailah kepada mereka seorang nabi, lalu nabi itu berdoa kepada Allah agar mereka dihidupkan kembali, maka Allah menghidupkan mereka. 

Ramai dari kalangan ulama Salaf menyebutkan bahawa mereka adalah suatu kaum penduduk sebuah negeri di zaman salah seorang nabi Bani Israil. Mereka bertempat tinggal di khemah-khemahnya di tanah kampung halaman mereka. Akan tetapi, datanglah wabah penyakit yang membinasakan, menimpa mereka. Akhirnya mereka keluar menghindari maut ke daerah-daerah pedalaman.

Mereka bertempat di sebuah lembah yang luas, dan jumlah mereka yang ramai itu memenuhi lembah tersebut. Maka Allah mengirimkan dua malaikat kepada mereka; salah satunya dari bawah lembah, sedangkan yang lainnya datang dari atasnya. 

Kedua malaikat itu memekik sekali pekik di antara mereka, akhirnya matilah mereka semuanya seperti halnya seseorang mati. Kemudian mereka dikumpulkan di kandang-kandang ternak, lalu di sekitar mereka dibangun tembok-tembok (yang mengelilingi) mereka. Mereka semuanya binasa dan tercabik-cabik serta berantakan.

Setelah berlalu masa satu tahun, sampailah kepada mereka seorang nabi dari kalangan nabi-nabi Bani Israil yang dikenal dengan sebutan Hizqil. Lalu Nabi Hizqil meminta kepada Allah agar mereka dihidupkan kembali di hadapannya, dan Allah memperkenankan permintaan tersebut. 

Allah memerintahkan kepadanya agar mengucapkan, "Hai tulang belulang yang telah hancur, sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kamu agar berkumpul kembali!" Maka tergabunglah tulang-belulang tiap jasad sebahagian yang lain menyatu dengan yang lainnya. 

Kemudian Allah memerintahkan kepada nabi tersebut untuk mengucapkan, "Hai tulang-belulang yang telah hancur, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk memakai daging, urat, dan kulitmu!" Maka terjadilah hal tersebut, sedangkan nabi menyaksikannya.

Kemudian Allah s.w.t. memerintahkan kepada nabi untuk mengatakan.”Hai para arwah, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu agar setiap roh kembali kepada jasad yang pernah dimasukinya!" 

Maka mereka bangkit hidup kembali sambil berpandangan; Allah telah menghidupkan mereka dari tidurnya yang cukup panjang itu, sedangkan mereka mengucapkan kalimat berikut, "Mahasuci Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau." 

"Sesungguhnya Allah sungguh punya kurnia atas manusia," 

Sesungguhnya Allah memiliki kurnia yang diberikanNya kepada manusia, iaitu melalui ayat-ayat (tanda-tanda) yang jelas yang diperlihatkan kepada mereka, hujah-hujah yang kuat, dan dalil-dalil yang tepat.

Di antaranya adalah dihidupkanNya mereka setelah matinya dan diarahkanNya mereka kepada yang terbaik. Hal tersebut merupakan rahmat, kelembutan dan santunnya Allah s.w.t. kepada manusia. DihidupkanNya kembali mereka merupakan pelajaran dan bukti yang tepat yang menunjukkan bahawa kelak di hari kiamat jasad akan dibangkitkan hidup kembali. 

"akan tetapi, kebanyakan manusia tidak bersyukur."

Mereka tidak menunaikan syukurnya atas limpahan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka dalam urusan agama dan keduniawian mereka. Nikmat yang diberikan bukan menambah mereka bersyukur. 

Bahkan nikmat-nikmat tersebut seringnya mereka gunakan untuk maksiat kepada Allah. Sedikit sekali di antara mereka yang bersyukur; mengenal nikmat tersebut dan menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah.

Di dalam kisah ini terkandung pelajaran dan dalil yang menunjukkan bahawa tiada gunanya kewaspadaan dalam menghadapi takdir, dan tidak ada tempat berlindung dari Allah kecuali hanya kepada Dia.

Sesungguhnya mereka keluar untuk tujuan melarikan diri dari wabah penyakit mematikan yang melanda mereka agar hidup mereka panjang. Akan tetapi, pada akhirnya nasib yang menimpa mereka adalah kebalikan dari apa yang mereka dambakan, dan datanglah maut dengan cepat sekaligus membinasakan mereka semuanya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila wabah berada di suatu tempat, sedangkan kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar untuk menghindarinya. Dan apabila kalian mendengar suatu wabah sedang melanda suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya."

Allah s.w.t. berfirman memerintahkan, 

"244. Dan berperanglah kalian di jalan Allah" 

Berperanglah kalian di jalan Allah untuk membela dan meninggikan agama Allah. Oleh kerana itu, perbaikilah niat dan carilah keridhaan Allah. 

"dan ketahuilah kalian bahawasanya Allah Maha Mendengar Maha Mengetahui." 

Berdiam diri tidak berperang bukanlah cara untuk menjaga kehidupan dan menyelamatkan diri. Menghindar diri dari jihad tidak memendekkan atau memanjangkan ajal, melainkan ajal itu telah dipastikan serta rezeki telah ditetapkan takaran dan bahagiannya masing-masing, tiada yang diberi tambahan, tiada yang dikurangi, semuanya tepat seperti apa yang dikehendakiNya.

"245. Siapa saja yang meminjamkan di jalan Allah pinjaman yang baik," 

Barang siapa yang mahu memberi pinjaman yang baik kepada Allah, iaitu menafkahkan hartanya di jalan Allah dengan hati yang ikhlas dan rela. Ada yang mengatakan, pinjaman yang baik bermaksud memberi nafkah kepada anak-anak. Ada juga yang mengatakan, membaca tasbih dan taqdis.

"maka Dia akan melipatgandakan kepadanya perlipat gandaan yang banyak." 

Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan gandaan yang banyak. Dia melipatgandakan sepuluh kali ganda sampai tujuh ratus kali ganda, bahkan lebih tergantung keadaan orang yang berinfak, niat, manfaat dan keperluan terhadapnya. 

"Dan Allah menyempitkan dan melapangkan." 

Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki sebagai cobaan dan ujian. 

Oleh kerana itu, berinfaklah dan jangan khuatir, kerana Allah adalah Ar Razzaq (Maha Pemberi rezeki). Dia menyempitkan rezeki terhadap hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, dan Dia melapangkannya terhadap yang lainnya di antara mereka; hal tersebut mengandung hikmah yang sangat bijak dari Allah.

Menahan diri dengan tidak berinfak bukanlah cara untuk memperbanyakkan harta, dan berinfak tidaklah menyempitkan harta. Bahkan infak yang dikeluarkan seseorang tidaklah sia-sia, Allah akan menggantinya dan melipatgandakannya berkali-kali ganda.

Dalam ayat di atas terdapat dalil bahawa sebab tidaklah bermanfaat terhadap qadha' dan qadar, khususnya sebab-sebab yang di sana perintah-perintah Allah ditinggalkan dan di sana juga terdapat bukti bahawa Allah mampu menghidupkan yang mati.

"Dan kepadaNya kalian dikembalikan." 

KepadaNyalah kalian dikembalikan di hari kiamat nanti dengan dibangkitkannya kalian setelah mati menghadap Allah Rabbul 'alamin, lalu Dia memberikan balasan terhadap amal kalian.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...