Sabtu, 30 April 2016

38:13-21 Tafsir Surah Yasin, ayat 13-21.

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (١٣) إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (١٤) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلا تَكْذِبُونَ (١٥) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ  (١٦) وَمَا عَلَيْنَا إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (١٧) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (١٨) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (١٩) وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (٢٠) اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (٢١)

Allah s.w.t. berfirman memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w.,

"13. Dan buatlah bagi mereka perumpamaan, penduduk negeri ketika datang kepadanya utusan-utusan."

Buatlah perumpamaan untuk mereka yang mendustakan risalahmu dan menolak dakwahmu agar mereka mengambil pelajaran dan sebagai nasihat bagi mereka jika mereka diberi taufik kepada kebaikan. 

Perumpamaan itu adalah penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan atau rasul-rasul datang kepada mereka. Apa yang mereka lakukan berupa sikap mendustakan para utusan dan apa yang terjadi pada mereka berupa ditimpa azab dan hukuman. 

Menurut sebahagian ahli tafsir, negeri itu adalah Antakiyah. Ada yang mengatakan Intakiyah, yang diperintah oleh seorang raja yang bernama Antikhas. Dia adalah seorang penyembah berhala, maka Allah mengutus kepadanya tiga orang rasul, iaitu Sadiq, Saduq, dan Syalum; tetapi raja itu mendustakan mereka. 

Sebahagian para imam yang merasa ragu bahawa negeri tersebut adalah Intakiyah. Ada yang berpendapat, bahawa mereka adalah utusan-utusan Isa a.s. dari kalangan hawariyyin (sahabat setia Isa a.s.). 

Utusan-utusan tersebut mengajak penduduk tersebut beribadah kepada Allah s.w.t., mengikhlaskan ibadah kepadaNya, dan melarang mereka dari perbuatan syirik dan maksiat.

"14. Ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang, lalu mereka mendustakan keduanya," 

Iaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka dengan spontan mendustakan kedua rasul itu.

"maka Kami kuatkan dengan yang ketiga," 

Kemudian Kami kuatkan kedua utusan itu dengan utusan yang ketiga. Ini menunjukkan perhatian besar dari Allah kepada mereka dan penegakkan hujjah dengan berturut-turutnya para utusan. Ada yang mengatakan bahawa nama kedua rasul yang pertama itu adalah Syam'un dan Yuhana, sedangkan nama rasul yang ketiga ialah Baulus, dan nama negerinya adalah Intakiyah.

"lalu mereka berkata, "Sungguh kami kepada kalian diutus.""

Maka ketiga utusan itu berkata kepada penduduk negeri tersebut, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.” Iaitu dari Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian. Dia memerintahkan kepada kalian agar menyembah Dia semata, tiada sekutu bagiNya. 

"15. Mereka berkata, "Tidaklah kalian kecuali manusia seperti kami""

Penduduk negeri menjawab dengan jawaban yang sudah masyhur dijawab oleh orang-orang yang menolak dakwah para rasul, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami."

Iaitu apa kelebihan kalian di atas kami? Tidak mungkin kalian diberi wahyu, sedangkan kalian adalah manusia seperti kami juga, dan kami tidak mendapat wahyu seperti kalian. Seandainya kalian benar-benar utusan, tentulah kalian adalah jenis malaikat. 

Memang inilah keraguan yang berada di benak kebanyakan umat yang mendustakan para rasul.  Mereka merasa hairan dan tidak percaya bila rasul berasal dari jenis manusia. Sebenarnya para rasul memang manusia seperti mereka, akan tetapi Allah memberikan kurnia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya.

"dan tidak menurunkan Ar Rahman dari sesuatu, tidaklah kalian kecuali kalian berdusta."

Allah Yang Maha Pemurah atau Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu pun. Kalian tidak lain hanyalah pendusta belaka. Mereka mengingkari semua risalah, dan mendustakan para utusan yang menyeru mereka.

"16. Mereka berkata, "Tuhan kami Dia mengetahui sesungguhnya kami kepada kalian benar-benar orang yang diutus.""

Tiga orang utusan itu berkata, "Tuhan kami mengetahui bahawa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kalian." Iaitu Allah mengetahui bahawa sesungguhnya kami adalah utusan-utusanNya yang diutuskan kepada kalian. 

Kalau seandainya kami dusta terhadapNya, tentu Dia akan menghinakan kami dan segera menghukum kami dengan siksaan yang keras. Akan tetapi, Dia pasti akan memenangkan kami dan menolong kami dalam menghadapi kalian, dan kalian akan mengetahui bagi siapakah kesudahan yang baik itu.

"17. Dan tidak atas kami kecuali penyampaian yang nyata."

Kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan perintah Allah dengan jelas. Maksudnya, sesungguhnya tugas kami hanyalah menyampaikan risalah yang diamanatkan kepada kami untuk kalian. Kami menerangkan dengan jelas perkara yang diperlukan penjelasannya. 

Apabila kalian mendapatkan petunjuk dan menaatinya, maka bagi kalian kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Itulah keberuntungan kalian dan taufik untuk kalian. Jika kalian tersesat dan tidak memperkenankannya, maka kami tidak dapat berbuat apa-apa. Maka kelak kalian akan mengetahui akibat dari penolakan kalian itu; hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui.

Adapun selain ini, seperti mendatangkan hal yang luar biasa sebagai bukti (mukjizat), begitu juga menyegerakan azab, maka bukanlah tugas kami.

"18. Mereka berkata, "Sesungguhnya kami celaka kerana kalian,"" 

Pada saat itu juga penduduk negeri itu berkata kepada para utusan tersebut, "Sesungguhnya kami bernasib malang kerana kalian." Maksudnya, kami tidak melihat pada roman muka kalian adanya kebaikan bagi kehidupan kami, iaitu kalian adalah pembawa kesialan bagi kami.

Ada yang mengatakan bahawa mereka berkata, "Jika kami tertimpa keburukan, maka sesungguhnya hal itu kerana adanya kalian." Ada yang mengatakan bahawa mereka mengatakan, "Tidak ada seorang pun yang semisal kalian masuk ke sebuah negeri, melainkan penduduk negeri itu mendapat hukuman."

Mereka melihat kedatangan para rasul itu kepada mereka membawa keburukan dan membuat mereka bernasib malang. Hal ini merupakan sesuatu yang paling aneh, iaitu menjadikan orang yang datang membawa nikmat yang paling agung (hidayah) dan paling penting bagi mereka sebagai orang yang datang membawa keburukan. Selanjutnya mereka mengancam para utusan tersebut. 

"sungguh jika tidak kalian berhenti, nescaya kami rajam kalian" 

Sesungguhnya jika kalian tidak berhenti menyeru kami, nescaya kami akan merajam kalian dan kalian pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.” Rajam adalah membunuh dengan cara menimpukinya atau melemparinya dengan batu. Ada yang mengatakan bahawa maksudnya ialah merajam melalui kata-kata, iaitu caci maki.

"dan sungguh akan menimpa kalian dari kami siksaan yang pedih."

Kalian pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami. Iaitu hukuman yang keras.

"19. Mereka berkata, "Kecelakaan kalian bersama kalian.""

Para utusan itu berkata kepada mereka, "Kemalangan kalian itu adalah kerana ulah kalian sendiri." Iaitu kesialan itu kerana tingkah laku kalian sendiri, iaitu kerana kekafiran, perbuatan syirik dan kerana maksiat kalian, di mana perbuatan itu menghendaki datangnya sesuatu yang tidak diinginkan, siksa dan tercabutnya hal yang dicintai dan nikmat.

"Apakah jika kalian diberi peringatan?" 

Adakah kerana kalian diberi peringatan dengan sesuatu yang terdapat kebaikan dan keuntungan bagi kalian, kalian akan bernasib malang?

"Bahkan kalian kaum yang melampaui batas."

Penduduk negeri itu adalah kaum yang melampaui batas kerana para utusan itu memberikan peringatan kepada mereka tentang azab Allah, memerintahkan kepada mereka agar mengesakan Allah dan memurnikan penyembahan hanya kepadaNya. 

Lalu mereka membalas dengan ucapan seperti itu, menimpakan kesialan mereka kepada para utusan itu, mengancam dan menindas para utusan itu kerananya. Seruan tiga orang utusan itu hanya membuat mereka semakin jauh dan menyombongkan diri. Sesungguhnya penduduk negeri tersebut hampir saja membunuh utusan-utusan mereka. 

"20. Dan telah datang dari hujung kota, seorang lelaki terburu-buru" 

Datanglah dari pinggiran kota, seorang lelaki dengan begegas berlari dengan cepat untuk menolong para utusan itu dari ancaman kaumnya. Lelaki ini telah mendengar seruan rasul dan telah beriman kepadanya, dia ingin menasihati kaumnya ketika mendengar kaumnya malah mendustakan utusan-utusan itu.

Lelaki tersebut bernama Habib, seorang tukang tenun dan sakit-sakitan. Sakit yang dideritanya adalah lepra atau kusta. Dia seorang yang banyak bersedekah, separuh dari hasil kerjanya selalu ia sedekahkan, dan dia adalah seorang yang berfikiran lurus.

Ada yang mengatakan bahawa nama lelaki itu adalah Habib, dia menderita penyakit lepra yang cukup parah. Ada yang mengatakan bahawa nama lelaki itu adalah Habib ibnu Murri. Ada yang mengatakan bahawa nama lelaki itu adalah Habibun Najjar, lalu lelaki itu dibunuh oleh kaumnya. 

Ada yang mengatakan, lelaki itu seorang tukang batu. Ada yang mengatakan, lelaki itu adalah seorang tukang celup kain. Ada yang mengatakan bahawa Habib adalah seorang uskup. Ada yang mengatakan, dia seorang ahli ibadah, yang menghabiskan usianya untuk beribadah di salah satu gua yang ada di pinggiran negeri tersebut.

"dia berkata, "Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan.""

Lelaki tersebut menganjurkan kepada kaumnya agar mengikuti para rasul tersebut yang datang kepada mereka memberi peringatan. Selanjutnya dia menguatkan persaksian dan ajakannya. 

"21. Ikutilah orang yang tidak minta kepada kalian upah;" 

Ikutilah orang yang tidak meminta upah, imbalan atau balasan dari kalian. Iaitu mereka tidak meminta harta dan upah terhadap penyampaian risalahnya, nasihat dan bimbingannya kepada kalian. Orang yang seperti ini jelas layak diikuti.

"dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk."

Mereka berhak untuk diikuti kerana mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah s.w.t., kerananya mereka menyeru kalian untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagiNya. 

Mereka hanya mengajak kepada perbuatan yang dipandang oleh akal sihat sebagai kebaikan, dan hanya melarang dari perbuatan yang dipandang oleh akal yang sihat sebagai keburukan.

Akhir juz 22.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...