Isnin, 20 Jun 2016

29:46 Tafsir Surah Al Ankabut, ayat 46

وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (٤٦)

Allah s.w.t. berfirman, 

"46. Dan janganlah kalian berdebat ahli Kitab, kecuali dengan yang dia lebih baik," 

Qatadah dan selainnya berkata, “Ayat ini dimansukh dengan ayat pedang (perang), sehingga tidak lagi berdebat dengan mereka, yang ada hanyalah masuk Islam, membayar jizyah atau perang.”

Menurut yang lain, bahawa ayat ini tetap berlaku hukumnya, bagi orang yang ingin mengkaji lebih lanjut terhadap agama Islam dari kalangan mereka, maka dilakukan perdebatan dengan cara yang baik seperti mengajak kepada Allah dengan ayat-ayatNya dan mengingatkan hujjah-hujjahNya.

Allah s.w.t. melarang mendebat Ahli Kitab jika pendebatnya tidak di atas ilmu atau tidak di atas kaidah yang diridhai, dan melarang agar tidak berdebat kecuali dengan cara yang baik seperti akhlak yang baik, lembut dan tutur kata yang halus, mengajak kepada yang hak dan menghiasnya, membantah kebatilan dan memperburuknya dengan cara yang lebih dekat sampai kepada maksud, dan agar tidak ada maksud untuk sekadar berdebat, memenangkan diri dan cinta ketinggian, bahkan maksudnya adalah menerangkan yang hak, dan memberi petunjuk kepada manusia.

"kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka," 

Niat dan keadaannya tidak menginginkan yang hak. Mereka menyimpang dari jalan kebenaran. Mereka hanya bertujuan mengacaukan dan memenangkan diri. Setelah diterangkan dan dijelaskan dengan cara yang baik, mereka masih buta, tidak dapat melihat bukti yang jelas, mereka tetap membantah, ingkar, sombong, membangkang, memusuhi, memerangi dan enggan membayar jizyah (pajak).

Maka tidak ada faedahnya mendebat mereka. Orang yang menentang Kitabullah seperti Ahlul Harb dan orang-orang dari kalangan Ahli Kitab harus diperangi sampai mereka mahu masuk Islam atau membayar jizyah.

Dahulu Ahli kitab membaca kitab Taurat dalam bahasa Ibrani. Mereka sering menterjemahkannya ke bahasa Arab. Apabila tidak diketahui kebenarannya dan tidak pula kedustaannya, janganlah segera mendustakannya, mungkin ia benar. Jangan pula segera membenarkannya kerana mungkin ia batil.

"dan katakanlah, "Kami beriman kepada yang diturunkan kepada kami dan diturunkan kepada kalian;""

Kita diperintahkan untuk beriman kepada Allah, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya secara umum, yang berasal dari wahyu yang diturunkan. Kita dilarang menanyakan sesuatu kepada Ahli Kitab, kerana mereka tidak akan dapat memberi petunjuk, bahkan mereka akan mengakibatkan perkara yang hak didustakan dan perkara yang batil dibenarkan kerana mereka telah sesat. Di dalam hati mereka terdapat dorongan yang menyerunya untuk berpegang teguh kepada agamanya, sebagaimana dorongan mencintai harta.

Kebanyakan dari cerita dari Ahli Kitab adalah dusta dan rekaan, mereka telah mengubah, mengganti, menakwil dan menulis kitab dengan tangan mereka sendiri, sehingga sedikit sekali yang masih asli, lalu mereka mengatakan bahawa kitab itu dari sisi Allah. Kemudian kebanyakan dari yang asli pun hanya sedikit yang berfaedah bagi kita, sekalipun benar sesuai dengan aslinya. Mereka lakukan demikian untuk menggantinya dengan imbalan keduniawian yang tiada ertinya.

Walaupun seseorang yang paling benar dan dipercayai menceritakan berita dari Ahli Kitab, dia tetap terjerumus ke dalam kedustaan tanpa sengaja kerana ia berbaik sangka dan menceritakan tentang lembaran-lembaran kitab itu, padahal di dalamnya terdapat banyak hal yang maudu' (buatan) dan kedustaan.

"dan Tuhan kami dan Tuhan kalian satu;" 

Perdebatan dengan Ahli kitab hendaknya berdasarkan bahawa Tuhan yang berhak disembah hanya satu, iaitu Allah s.w.t., berdasarkan iman kepada semua kitab Allah dan semua rasul Allah.

Janganlah mencacatkan salah satu di antara kitab-kitab yang diturunkan atau salah seorang rasul. Seorang yang jahil akan mencacatkan atau mendustakan semua yang ada pada lawannya, yang hak maupun yang batil. Ini adalah kezaliman dan keluar dari kewajiban dan adab berdebat iaitu membantah kebatilan dan menerima kebenaran yang ada pada lawannya dan jangan sampai ia menolak yang hak kerana ucapannya meskipun kafir.

Perdebatan dengan dasar ini akan membuat mereka mengakui Al Qur’an dan Rasul yang membawanya. Apabila berbicara tentang dasar-dasar agama yang disepakati oleh para nabi dan rasul serta disepakati oleh semua kitab, lalu dasar-dasar itu diakui semua pihak, di mana kitab-kitab dan para rasul menerangkan sama dengan yang disebutkan oleh Rasulullah s.a.w. dan Al Qur’an, maka yang demikian menghendaki untuk membenarkan semua kitab dan semua rasul.

Barang siapa mengaku beriman kepada rasul-rasul tetapi mendustakan Rasulullah s.a.w. dan Al Qur'an yang mengandungi perkara yang sama serta membenarkan kitab-kitab sebelumnya, maka bererti ia zalim dan tidak berlaku adil, dan secara tidak langsung ia juga mendustakan semua kitab Allah yang diturunkan kepada rasul yang ia sebutkan

"dan kami kepadaNya muslim."

Hanya kepadaNya kami berserah diri. Barang siapa yang menjadikan Allah tuhan yang disembah, beriman kepadaNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya, taat dan tunduk kepada Allah dan rasul-rasulNya, maka dia adalah orang yang berbahagia, dan barang siapa yang menyimpang daripadanya, maka dia adalah orang yang celaka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...