Rabu, 1 Jun 2016

7:94-95 Tafsir Surah Al A’raf, ayat 94-95.

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ (٩٤) ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتَّى عَفَوْا وَقَالُوا قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٩٥)

Allah s.w.t. berfirman,

"94. Dan tidaklah Kami mengutus dalam sebuah negeri seorang nabi," 

Setiap kali Allah s.w.t. mengutuskan seseorang nabi kepada sesuatu negeri, untuk mengajak manusia kepada Allah, menyembah hanya kepadaNya dan mengerjakan kebaikan serta melarang semua keburukan, pasti penduduknya mendustakannya.

"kecuali Kami ambil penduduknya dengan kesempitan dan penderitaan" 

Lalu Allah s.w.t. timpakan cobaan kepada mereka dengan kesempitan dalam hidup berupa keadaan miskin dan papa, penderitaan berupa penyakit dan gangguan pada tubuh dan berbagai bencana lainnya.

"agar mereka merendahkan diri." 

Ditimpakan demikian kepada mereka agar mereka mahu beriman, tunduk dengan merendahkan diri, berdoa dengan khusyuk kepada Allah s.w.t. untuk melenyapkan apa yang menimpa diri mereka. Tetapi mereka tidak melakukan sesuatu pun yang dituntutkan kepada mereka.

"95. Kemudian Kami ganti tempat yang buruk dengan yang baik hingga mereka berkembang biak," 

Kemudian Allah s.w.t. ganti penderitaan itu dengan kesenangan sehingga bertambah banyak. Dia ubah keadaan mereka hingga menjadi makmur, keturunan dan harta mereka menjadi bertambah banyak sehingga mereka dari sengsara menjadi senang, dari sakit menjadi sihat, dan dari miskin menjadi kaya, serta menghindarkan musibah dari mereka. Hal ini juga merupakan cobaan bagi mereka agar mereka beriman dan bersyukur.

"dan mereka berkata, "Sungguh telah menimpa bapa-bapa kami penderitaan dan kesenangan,""

Mereka kufur kepada nikmat Allah. Menurut mereka, telah menimpa mereka kesempitan dan penderitaan, lalu disusul dengan kesenangan, sama seperti yang dialami oleh nenek moyang mereka di masa silam. Hal tersebut hanyalah terjadi kerana putaran masa dan bukan sebagai peringatan dan hukuman Allah, mereka tetap dengan sikapnya. Mereka sama sekali tidak mengerti tentang urusan Allah terhadap diri mereka, tidak merasakan cobaan Allah terhadap diri mereka dalam dua keadaan tersebut.

Berbeda dengan keadaan orang-orang mukmin. Mereka mengerti tentang ujian Allah yang sedang menimpanya. Setiap keputusan Allah s.w.t. adalah kebaikan baginya. Jika mereka ditimpa kesengsaraan, mereka bersabar; dan sabar itu baik baginya, jika beroleh kesenangan, mereka bersyukur; dan bersyukur itu baik baginya.

"maka Kami menimpakan siksa kepada mereka dengan tiba-tiba dan mereka tidak menyedari."

Allah s.w.t. timpakan kepada mereka siksaan yang mengejut atau sekonyong-konyong, sedangkan mereka tidak menyedari kedatangannya. Mati sekonyong-konyong merupakan rahmat bagi orang mukmin dan merupakan siksaan dan kekecewaan bagi orang kafir.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...