Khamis, 14 Julai 2016

21:5-9 Tafsir Surah Al Anbiya, ayat 5-9.

بَلْ قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلامٍ بَلِ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌ فَلْيَأْتِنَا بِآيَةٍ كَمَا أُرْسِلَ الأوَّلُونَ (٥) مَا آمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا أَفَهُمْ يُؤْمِنُونَ (٦) وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٧) وَمَا جَعَلْنَاهُمْ جَسَدًا لا يَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوا خَالِدِينَ (٨) ثُمَّ صَدَقْنَاهُمُ الْوَعْدَ فَأَنْجَيْنَاهُمْ وَمَنْ نَشَاءُ وَأَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِينَ (٩) 

Allah s.w.t. berfirman menceritakan tentang pembangkangan orang-orang kafir, keingkaran dan penentangan mereka terhadap materi yang dikandung oleh Al Qur'an, juga tentang kebimbangan dan kesesatan mereka terhadapnya.

"5. Bahkan mereka mengatakan, "Mimpi-mimpi kacau,""

Mereka mengatakan bahawa Al Qur'an itu adalah seperti ucapan orang-orang yang tidur lalu mengigau, di mana dia tidak menyedari apa yang diucapkannya. Kadang kala mereka menganggap Al-Qur'an sebagai perbuatan sihir, syair gubahan, mimpi-mimpi yang kalut dan rekaan. Kerana itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan yang benar.

"bahkan dia mengadakannya, bahkan dia seorang penyair,"

Atau hasil rekaannya, atau bahkan dia hanya seorang penyair. Orang yang memiliki pengetahuan walaupun sedikit tentang peribadi Rasulullah s.a.w. dan apa yang Beliau bawa akan dapat memastikan bahawa Al Qur’an adalah ucapan yang paling agung dan paling mulia, berasal dari sisi Allah dan seorang pun dari manusia tidak mampu mendatangkan yang semisalnya, walaupun mereka berkumpul. Hal ini sebenarnya sudah cukup sebagai bukti kebenarannya.

"maka hendaklah dia datangkan pada kita dengan ayat, sebagaimana diutus terdahulu." 

Cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda, seperti halnya rasul-rasul yang diutus dahulu. Tanda bermaksud mukjizat seperti unta Nabi Saleh a.s., mukjizat Nabi Musa a.s. atau mukjizat Nabi Isa a.s. Mereka tidak tahu, bahawa sudah menjadi sunnatullah, barang siapa yang meminta bukti sesuai usulannya, lalu setelah didatangkan, namun tetap kafir, maka ia akan dibinasakan.

"6. Tidak beriman sebelum mereka dari suatu negeri, Kami telah membinasakannya," 

Umat-umat yang dahulu telah meminta kepada rasul-rasulnya mukjizat sesuai usulan mereka dan Allah telah mendatangkan mukjizat itu, namun mereka tetap tidak juga beriman, lalu Allah menghancurkan mereka.

Orang-orang musyrik itu pun sama, kalau diberi mukjizat yang mereka minta itu, lalu mereka tidak beriman, maka Allah akan menyegerakan azab untuknya.

Mereka juga telah menyaksikan ayat-ayat, hujah-hujah dan keterangan-keterangan yang jauh lebih jelas, lebih terang, lebih pasti menakjubkan, dan lebih mematahkan alasan mereka dari Rasulullah s.a.w. berbanding apa yang ditunjukkan oleh nabi-nabi lainnya.

"maka apakah mereka beriman?" 

Apakah mereka akan beriman kepada rasul dan apa yang dibawanya jika bukti itu ditunjukkan? Mereka tentu tidak akan beriman juga.

Mereka yang mendustakan rasul mengatakan, “Mengapa rasul itu bukan seorang malaikat saja, yang tidak perlu makan, minum dan pergi ke pasar? Demikian pula, mengapa mereka tidak kekal?” Allah s.w.t. berfirman menjawab syubhat ini,

"7. Dan tidak Kami mengutus sebelum kamu, melainkan lelaki Kami beri wahyu kepada mereka," 

Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul. Semua rasul yang terdahulu terdiri daripada manusia lelaki, tiada seorang pun di antara mereka dari kalangan malaikat.

Keistimewaan para rasul itu ialah mereka diberi wahyu oleh Allah s.w.t. Para malaikat turun kepada mereka membawa wahyu dari Allah yang berisikan hukum-hukum buat makhlukNya, berkenaan perintah dan laranganNya.

"maka tanyakan oleh kalian ahli ilmu, jika kalian tidak mengetahui." 

Jika kamu masih ragu-ragu dan tidak mengetahui keadaan para rasul dahulu, tanyalah orang-orang berilmu seperti orang-orang yang mengetahui isi Taurat dan Injil iaitu kaum Yahudi dan kaum Nasrani dan semua pemeluk agama terdahulu. Apakah rasul-rasul yang datang kepada mereka itu manusia atau malaikat? Tentulah jawapan mereka adalah manusia.

Allah s.w.t. melimpahkan nikmat yang sempurna kepada makhlukNya. Dia mengutus rasul-rasulNya kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, supaya para rasul itu mudah menyampaikan kepada mereka dan mereka mudah menerima dari para rasul.

"8. Dan tidak Kami menjadikan mereka tubuh yang tidak memakan makanan," 

Para rasul itu adalah manusia biasa. Mereka memiliki jasad, makan, minum, berjalan di pasar-pasar untuk mencari mata pencarian dan berdagang sebagaimana manusia biasa. Hal tersebut tidaklah membahayakan mereka dan tidak mengurangi martabat mereka sedikit pun.

"dan tidak mereka orang-orang yang kekal." 

Mereka hidup, lalu mati sebagaimana manusia biasa.

"9. Kemudian Kami benarkan mereka janji." 

Iaitu Dia akan membinasakan orang-orang yang zalim. Allah memenuhi janjiNya kepada para rasul dan terlaksanalah janjiNya itu.

"Maka Kami selamatkan mereka dan orang yang Kami kehendaki," 

Iaitu para pengikut, yang beriman dan membenarkan para rasul.

"dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas." 

Iaitu orang-orang yang mendustakan apa yang disampaikan oleh para rasul.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...