Isnin, 25 Julai 2016

78:17-20 Tafsir Surah An Naba’, ayat 17-20.

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (١٧) يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (١٨) وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (١٩) وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (٢٠)

Orang-orang yang mengingkari hari Kiamat saling bertanya-tanya tentangnya. Maka Allah s.w.t. berfirman menyebutkan perkara-perkara yang akan terjadi.

"17. Sungguh, hari keputusan adalah waktu yang telah ditetapkan." 

Hari Keputusan adalah hari kiamat, hari yang besar yang telah ditetapkan waktunya, tidak tangguhkan, dan tidak dicepatkan. Tiada seorang pun yang mengetahui tentang ketetapan waktunya secara tertentu melainkan hanya Allah s.w.t.

"18. Pada hari ditiup sangkakala," 

Malaikat Israfil meniup sangkakala, terjadilah kecemasan yang luar biasa dan berbagai kejadian yang menakutkan.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Jarak waktu di antara kedua tiupan adalah empat puluh.” Mereka bertanya, "Apakah empat puluh hari?” Rasulullah s.a.w. menjawab, "Aku tidak mahu mengatakannya.” Mereka bertanya, "Apakah empat puluh bulan?" Rasulullah s.a.w. menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya.” Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?” Rasulullah s.a.w. menjawab, "Aku menolak untuk mengatakannya.”

Lalu Rasulullah s.a.w. melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka bermunculanlah mereka sebagaimana tumbuhnya sayur-mayur. Tiada suatu anggota tubuh pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, iaitu tulang ekornya, maka darinyalah makhluk disusun kembali kelak di hari kiamat.”

"maka kalian datang berduyun-duyun." 

Semua manusia berdatangan dari kuburnya secara bergelombang-gelombang atau berombongan-rombongan. Setiap umat datang bersama dengan pemimpinnya iaitu rasulnya masing-masing.

"19. Dan dibuka langit, maka terdapatlah pintu-pintu." 

Langit terbelah membentuk jalan-jalan, jalur-jalur atau pintu-pintu untuk turunnya para malaikat.

"20. Dan dijalankan gunung-gunung, maka jadilah ia fatamorgana." 

Gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana. Manusia melihat gunung-gunung, disangkanya masih diam tetap di tempatnya. Padahal gunung-gunung dihancurkan seperti bulu atau debu yang dihambur-hamburkan, berjalan seperti jalannya awan dan kelihatan bayang-bayangan seperti riak sinaran panas di padang pasir.

Sesudah itu gunung-gunung tersebut lenyap sama sekali tanpa kesan, menjadi datar, tidak ada lagi tempat yang rendah dan yang tinggi.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...