Khamis, 11 Ogos 2016

25:30-34 Tafsir Surah Al Furqan, ayat 30-34.

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا (٣٠) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا (٣١) وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا (٣٢) وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا (٣٣) الَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَى جَهَنَّمَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ سَبِيلا (٣٤)

Allah s.w.t. berfirman menceritakan tentang nabiNya Muhammad s.a.w. yang berdoa dan mengeluhkan kepada Allah tentang sikap kaumnya.

"30. Dan berkata rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan ini Al Qur’an tidak dipedulikan.""

Allah s.w.t. telah mengutusnya untuk menerangkan petunjuk dan menyampaikan risalah kepada mereka, tetapi mereka meninggalkan dan mengabaikannya, padahal yang wajib bagi mereka adalah tunduk kepadanya, mendatangi hukum-hukumnya, dan berjalan mengikutinya.

Orang-orang musyrik tidak mahu taat, tidak mahu beriman, tidak mahu mendengar serta tidak membenarkan Al Qur'an. Apabila dibacakan Al Qur'an kepada mereka, mereka melakukan hiruk-pikuk, bising dan banyak berbicara tentang hal lainnya hingga orang ramai tidak dapat mendengarnya.

Mengabaikan Al Qur'an juga bermaksud meninggalkan Al Qur'an, tidak mahu merenungkan dan memahami maknanya, tidak mengamalkannya dan tidak melaksanakan perintah-perintahnya, serta tidak meninggalkan larangan-larangannya, mengenepikannya, lalu menuju kepada yang lainnya seperti syair, pendapat, nyanyian, permainan, cerita, kaedah dan undang-undang yang diambil bukan darinya.

Orang-orang musyrik selalu menghalang-halangi manusia dari mengikuti ajaran Al Qur'an supaya tiada seorang pun yang memakai petunjuknya, dan agar jalan mereka dapat mengalahkan petunjuk Al Qur'an. Allah s.w.t. menghibur RasulNya dan memberitahukannya,

"31. Dan demikianlah Kami telah menjadikan bagi tiap-tiap nabi musuh dari orang-orang yang berdosa." 

Setiap nabi diadakan musuh dari kalangan orang-orang yang berdosa yang menyeru manusia kepada kesesatan dan kekafiran mereka. Perbuatan mereka sama seperti kaum musyrik Quraisy.

Allah menjadikan demikian agar jelas kebenaran berada di atas kebatilan, agar jelas keistimewaan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hak dan hukuman yang diberikanNya kepada orang-orang yang batil.

Oleh itu, bersabarlah sebagaimana para nabi bersabar dan janganlah kamu membinasakan dirimu dengan kesedihan terhadap mereka.

"Dan cukuplah kepada Tuhanmu petunjuk dan penolong." 

Cukuplah Allah yang menunjukimu sehingga tercapai harapanmu, maslahat agama maupun dunia. Cukuplah Allah yang menolongmu terhadap musuh-musuhmu. Bagi orang yang mengikuti RasulNya, beriman kepada KitabNya, membenarkannya dan mengikuti petunjuknya. Sesungguhnya Allah akan memberinya petunjuk dan menolongnya di dunia dan di akhirat. Oleh itu, bertawakkallah kepadaNya.

Orang-orang kafir banyak menentang dan ingkar. Mereka juga banyak mempertikaikan hal yang bukan urusan mereka.

"32. Dan berkata orang-orang yang kafir, "Mengapa tidak diturunkan atasnya Al Qur’an jumlah sekaligus?""

Al Qur'an adalah kitab yang paling mulia yang diturunkan oleh Allah s.w.t., dan Nabi Muhammad s.a.w. adalah nabi yang paling besar yang diutus oleh Allah s.w.t. Al Qur’an penuh dengan kebenaran dan kejelasan, tidak dicampuri kebatilan dan syubhat, sedangkan lafaz-lafaznya begitu jelas. Al Quran tidak diturunkan sekaligus seperti kitab Taurat, Injil, Zabur, dan kitab-kitab samawi lainnya.

Al Qur'an mempunyai dua sifat kekhususan berbanding kitab-kitab terdahulu. Di alam mala'ul a'la, Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfuz ke Baitul izzah di langit yang paling bawah pada malam Qadar. Sesudah itu Al Qur'an diturunkan ke bumi secara beransur-ansur menurut peristiwa, kejadian dan hukum yang memerlukan penurunannya selama dua puluh tiga tahun.

Hal ini membuktikan perhatian Allah yang besar dan kemuliaan Rasulullah s.a.w. di sisiNya, sehingga wahyu selalu datang kepadanya dari Allah s.w.t., baik di pagi hari, maupun di petang hari, di siang hari maupun di malam hari, sedang dalam perjalanan maupun sedang berada di tempat.

Setiap kali malaikat turun menemuinya selalu membawa Al Qur'an, lain halnya dengan cara penurunan kitab-kitab yang terdahulu yang diturunkan sekaligus. Hal ini merupakan suatu kedudukan yang lebih tinggi dan lebih besar serta lebih agung berbanding saudara-saudaranya dari kalangan semua nabi.

"Demikianlah, kerana hendak Kami teguhkan dengannya hatimu" 

Dengan begitu hati Nabi Muhammad s.a.w. dan orang-orang mukmin menjadi kuat, tenang dan teguh. Terutamanya ketika ada sebab-sebab gelisah, maka dengan turunnya Al Qur’an dapat menenteramkannya.

"dan Kami membacakannya dengan tartil." 

Allah s.w.t. menjelaskan dan menafsirkannya sejelas-jelasnya secara beransur-ansur, perlahan dan benar agar mudah difahami dan dihafal. Hal ini menunjukkan perhatian Allah terhadap kitabNya dan terhadap RasulNya, di mana Dia menurunkan kitabNya sesuai keadaan rasul dan maslahat agamanya.

"33. Dan mereka tidak datang kepadamu dengan suatu permisalan, kecuali Kami datangkan kepadamu dengan kebenaran dan sebaik-baik penjelasan." 

Setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. membawa suatu hal yang aneh berupa usul, kecaman, alasan dan tuduhan yang tidak benar untuk menentang perkara yang hak, membatalkan, menjatuhkan Al Qur'an dan Rasulullah s.a.w., Allah menolaknya dengan jawaban yang benar, lebih jelas, lebih terang, dan lebih fasih daripada ucapan mereka. Malaikat Jibril pun turun membawa tugas dari Allah untuk menjawab mereka.

"34. Orang-orang yang dikumpulkan atas wajah-wajah mereka ke dalam neraka Jahannam."

Pada hari kiamat, orang-orang kafir dikembalikan kepada Allah dan diiring oleh para malaikat yang akan mengazab masuk ke dalam neraka Jahanam yang menghimpun semua azab dan hukuman dalam keadaan dan rupa yang paling buruk.

Ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang kafir digiring masuk ke neraka Jahanam di atas mukanya?" Rasulullah s.a.w. menjawab, "Sesungguhnya Tuhan yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya mampu membuatnya berjalan di atas mukanya kelak di hari kiamat."

"mereka itulah paling buruk tempat dan paling sesat jalan." 

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...