Ahad, 28 Ogos 2016

9:104-106 Tafsir Surah At Taubah, ayat 104-106.

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (١٠٤)وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٠٥) وَآخَرُونَ مُرْجَوْنَ لأمْرِ اللَّهِ إِمَّا يُعَذِّبُهُمْ وَإِمَّا يَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (١٠٦)

Allah s.w.t. berfirman,

"104. Tidaklah mereka mengetahui, bahawasanya Allah Dia menerima taubat dari para hambaNya dan Dia mengambil zakat-zakat mereka," 

Pertanyaan ini adalah untuk menetapkan dan memerintahkan, dan tujuannya agar mendorong mereka bertaubat dan bersedekah. Kedua perkara tersebut masing-masing dapat menghapuskan dan melenyapkan dosa-dosa.

RahmatNya luas dan merata kepemurahanNya. Dia menerima taubat setiap orang yang bertaubat kepadaNya, betapa pun besar dosa, bahkan sangat gembira dengan taubat hamba-hambaNya.

Dia menerima suatu sedekah (zakat) dari usaha yang baik dan halal sebelum sedekah itu diterima oleh tangan peminta, lalu Dia memelihara dan menyuburkan untuk pemiliknya hingga sesuap makanan menjadi besar melebihi gunung.

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Tidaklah seseorang bersedekah (berzakat) dari yang baik melainkan Allah akan mengambilnya dengan tangan kananNya. Jika berupa satu buah kurma, maka akan berkembang di telapak tangan Ar Rahman sehingga besar melebihi gunung, sebagaimana salah seorang di antara kamu membesarkan anak kuda atau anak untanya.”

"dan bahawasanya Allah, Dia Maha Penerima Taubat Maha Penyayang?" 

RahmatNya meliputi segala sesuatu, dan ditetapkan rahmat itu di akhirat untuk orang-orang yang bertakwa. Dia menerima taubat orang-orang yang bertaubat meskipun telah berulang kali melakukan kemaksiatan, dan Dia tidak pernah bosan menerima taubat hambaNya, maka janganlah bosan.

"105. Dan katakanlah, "Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian,""

Allah s.w.t. melihat semua perbuatan orang-orang munafik dan orang-orang yang berbuat sesuka hati dan tetap di atas kebatilan, kesesatan dan maksiatnya. Tiada yang tersembunyi bagiNya.

"dan RasulNya dan orang-orang yang beriman," 

RasulNya dan kaum mukmin juga melihat perbuatan mereka. Amal yang baik atau buruk akan semakin jelas. Allah mengetahuinya meskipun tersembunyi.

"dan kalian akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, maka Dia akan memberitakan pada kalian terhadap apa yang kalian kerjakan." 

Di hari kiamat kelak, setiap manusia akan dihadapkan kepada Allah, setiap amal perbuatan mereka pasti akan ditampilkan di hadapan Allah s.w.t. dan disaksikan oleh RasulNya serta orang-orang mukmin. Tiada sesuatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. Ditampakkan segala rahsia. Dilahirkan apa yang ada di dalam dada. Kemudian mereka diberikan balasan.

Adakalanya Allah s.w.t. menampakkan hal tersebut kepada orang-orang di dunia ini. Rasulullah s.a.w. bersabda, "Seandainya seseorang di antara kalian beramal di dalam sebuah batu besar, benda mati, tanpa ada pintu dan lubangnya, nescaya Allah akan mengeluarkan amalnya kepada semua orang seperti apa yang telah diamalkannya."

Amal orang-orang yang masih hidup ditampilkan kepada kaum kerabat dan kabilahnya yang telah mati di alam Barzakh. Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya amal-amal kalian ditampilkan kepada kaum kerabat dan keluarga kalian di dalam kubur mereka Jika amal perbuatan kalian itu baik, maka mereka merasa gembira dengannya. Dan jika amal perbuatan kalian itu sebaliknya, maka mereka berdoa, "Ya Allah, berilah mereka ilham (kekuatan) untuk mengamalkan amalan taat kepadaMu."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya amal-amal kalian ditampilkan kepada kaum kerabat dan famili kalian yang telah mati. Jika hal itu baik maka mereka bergembira kerananya; dan jika hal itu sebaliknya, maka mereka berdoa, "Ya Allah, janganlah Engkau matikan mereka sebelum Engkau beri mereka hidayah, sebagaimana Engkau telah memberi kami hidayah.”"

Siti Aisyah pernah berkata, "Apabila kamu merasa kagum dengan kebaikan amal seorang muslim, maka ucapkanlah firmanNya, "Bekerjalah kalian, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu." (At-Taubah: 105)

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Janganlah dahulu kalian merasa kagum dengan (amal) seseorang sebelum kalian melihat apa yang diamalkannya pada penghujung usianya.

Kerana sesungguhnya seseorang melakukan amalnya pada suatu masa atau suatu hari dari usianya dengan amal yang soleh. Seandainya ia mati dalam keadaan mengamalkannya, nescaya ia masuk syurga.

Akan tetapi keadaannya berubah, ia mengamalkan amalan yang buruk. Dan sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengerjakan suatu amal buruk dalam suatu saat dari usianya. Seandainya ia mati dalam keadaan mengamalkannya, nescaya ia masuk neraka.

Tetapi keadaannya berubah, lalu ia mengamalkan amalan yang soleh. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, maka Dia memberikan dorongan kepadanya untuk beramal sebelum matinya.

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah caranya Allah memberikan dorongan untuk beramal kepadanya?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Allah memberinya taufik (bimbingan) untuk melakukan amal soleh, kemudian Allah mencabut nyawanya dalam keadaan demikian."

"106. Dan yang lain ditangguhkan pada keputusan Allah; mungkin Dia mengazab mereka;" 

Terdapat segologan orang yang tidak ikut berperang dalam Perang Tabuk bersama orang-orang lainnya. Mereka duduk, duduk kerana malas dan cenderung kepada kehidupan yang tenang, santai, dan bermalas-malasan di bawah naungan pohon-pohon kurma yang berbuah. Mereka tidak ikut perang bukan kerana dorongan ragu atau munafik.

Sebahagian dari mereka bertaubat dan mengikatkan diri di tiang-tiang masjid, seperti yang dilakukan oleh Abu Lubabah dan teman-temannya. Mereka ini diterima taubatnya.

Tiga orang lainnya tidak melakukan hal tersebut. Mereka adalah Mararah ibnur Rabi', Ka'b ibnu Malik, dan Hilal ibnu Umayyah. Mereka ditangguhkan dari taubat. Mungkin Allah mematikan mereka tanpa bertaubat.

"dan mungkin Dia menerima taubat atas mereka." 

Mereka berada di bawah pemaafan Allah, jika Dia menghendakinya buat mereka. Dan jika Dia menghendaki yang lain, maka Dia pun akan melakukannya terhadap mereka. Akan tetapi, rahmat Allah mengalahkan murkaNya.

"Dan Allah Maha Mengetahui Mahabijaksana." 

Dia Maha Mengetahui keadaan hamba dan niat mereka. Dia Maha Mengetahui siapa yang berhak mendapat kemaafan. Jika hikmah (kebijaksanaan)Nya menghendaki untuk mengampuni dan menerima taubat mereka, maka Dia akan mengampuni dan menerima taubat mereka.

Dia Maha Mengetahui siapa yang berhak menerima siksaan. Jika hikmahNya menghendaki untuk membiarkan mereka dan tidak memberi taufik mereka untuk bertaubat, maka Dia melakukannya.


Dia meletakkan setiap sesuatu pada tempatnya. Mahabijaksana Dia dalam semua perbuatan dan ucapanNya; tidak ada Tuhan selain Dia, dan tidak ada Rabb selain Dia.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...