Ahad, 4 September 2016

23:31-41 Tafsir Surah Al Mu’minun, ayat 31-41.

ثُمَّ أَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ (٣١) فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلا تَتَّقُونَ (٣٢) وَقَالَ الْمَلأ مِنْ قَوْمِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِلِقَاءِ الآخِرَةِ وَأَتْرَفْنَاهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا مَا هَذَا إِلا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُونَ (٣٣) وَلَئِنْ أَطَعْتُمْ بَشَرًا مِثْلَكُمْ إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ (٣٤) أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنْتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُمْ مُخْرَجُونَ (٣٥) هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ (٣٦) إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ (٣٧) إِنْ هُوَ إِلا رَجُلٌ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُ بِمُؤْمِنِينَ (٣٨) قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي بِمَا كَذَّبُونِ (٣٩) قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ لَيُصْبِحُنَّ نَادِمِينَ (٤٠) فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ بِالْحَقِّ فَجَعَلْنَاهُمْ غُثَاءً فَبُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٤١)

Allah s.w.t. berfirman,

"31. Kemudian Kami tumbuhkan setelah mereka umat yang lain."

Sesudah kaum Nuh a.s., Allah s.w.t. menciptakan kaum 'Ad, umat Nabi Hud a.s. kerana merekalah yang berkuasa sesudah kaum Nuh a.s. Pendapat lain mengatakan bahawa mereka adalah kaum Samud, umat Nabi Soleh a.s. kerana disebutkan mereka dimusnahkan oleh suara yang mengguntur dengan hak pada ayat ke 41.

"32. Maka Kami utus kepada mereka rasul di antara mereka bahawa," 

Allah s.w.t. utus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri. Mereka mengenali nasab Beliau, kehormatannya dan kejujurannya, di mana ini semua seharusnya membuat mereka segera mengikutinya. Rasul mereka menyeru,

"Sembahlah Allah! Tidak ada bagi kalian dari Tuhan selain Dia." 

Tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagi kalian selain Dia. Seruan para rasul adalah sama, iaitu Tauhid.

"Maka apakah kalian tidak bertakwa?"

Maksudnya, “Maka mengapa kalian tidak takut kepada Tuhan kalian sehingga kalian beriman?”

"33. Dan berkata pemuka-pemuka dari kaumnya orang-orang yang kafir dan mendustakan pertemuan akhirat, dan Kami mewahkan mereka dalam kehidupan dunia, "Tidaklah ini kecuali seorang manusia seperti kalian, memakan dari apa yang kalian makan darinya, dan meminum dari apa yang kalian minum.""

Mereka mendustakannya dan menentangnya serta menolak, tidak mahu mengikutinya hanya kerana dia adalah seorang manusia yang sama seperti mereka dan tidak ada kelebihannya di atas mereka. Mereka juga berkata,

"34. Dan sungguh, jika kalian menaati manusia seperti kalian, sungguh kalian jika demikian sungguh orang-orang yang rugi." 

Sebenarnya kerugian dan penyesalan hanyalah bagi orang yang tidak mengikuti manusia yang diberi Allah wahyu dan diangkatNya sebagai rasul.

Oleh kerana mereka mengingkari kerasulannya, mereka juga mengingkari apa yang Beliau beritakan, iaitu adanya kebangkitan setelah mati dan pembalasan terhadap amal. Mereka berkata,

"35. Apakah dia menjanjikan kalian, bahawa kalian apabila telah mati dan kalian menjadi tanah dan tulang belulang, sungguh kalian dikeluarkan?" 

Mereka ingkar kepada hari berbangkit di mana manusia dibangkitkan hidup kembali dari kuburnya masing-masing dan mendustakan hari pertemuan dengan Allah kelak di hari kiamat.

Mereka memandang dengan pandangan yang sempit dan mengukur dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka samakan kemampuan Al Khaliq (Maha Pencipta) dengan kemampuan mereka sebagai makhluk yang dicipta.

Mereka mengingkari kemampuan Allah menghidupkan orang yang telah mati dan lupa penciptaan mereka dahulu, dan bahawa yang mengadakan mereka pertama kali dari yang sebelumnya tidak ada tentu mampu menciptakan mereka kembali setelah mereka binasa.

"36. Jauh! Jauh terhadap apa yang diancamkan kepada kalian." 

Mereka menganggap mustahil sesudah mati mereka akan dihidupkan kembali dari kubur. Mereka berkata,

"37. Tidaklah ia kecuali kehidupan kami dunia, kita mati dan kita hidup dan tidaklah kita dibangkitkan." 

Mereka bermaksud, kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan lagi. Di samping sebahagian dari manusia meninggal dunia, maka ada juga manusia yang dilahirkan.

Mereka menyangka bahawa hidup itu sebatas di dunia setelah itu selesai, tidak dibangkitkan dan tidak dimintai pertanggungjawaban terhadap amal yang dikerjakan. Mereka berkata,

"38. Tidaklah dia kecuali seorang lelaki yang mengada-adakan terhadap Allah kebohongan, dan tidaklah kami kepadanya orang-orang yang beriman." 

Iaitu kebohongan dalam semua berita yang disampaikannya tentang kerasulan, peringatan, kehidupan setelah mati dan berita-berita tentang hari kiamat.

"39. Dia berkata, "Tuhanku, tolonglah aku sebab apa yang mereka mendustakan aku."" 

Rasul itu memohon pertolongan dan bantuan kepada Allah dalam menghadapi mereka.

"40. Dia berfirman, "Dalam waktu sedikit, sungguh mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.""

Tidak lama lagi, pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal terhadap kekafiran dan pendustaan mereka.

"41. Maka menimpa mereka suara yang mengguntur dengan hak," 

Mereka dimusnahkan oleh bunyi yang mengguntur dengan hak. Allah s.w.t. memperkenankan doa rasul itu dengan membinasakan dan menghinakan mereka di dunia sebelum di akhirat. Mereka diazab dengan angin yang kencang lagi sangat kuat dan sangat dingin yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya.

Mereka diazab bukan dengan kezaliman, bahkan dengan keadilan. Mereka memang berhak mendapat azab itu dari Allah kerana kekafiran dan kesewenang-wenangan mereka. Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali bekas-bekas tempat tinggal mereka.

"lalu Kami jadikan mereka daun kering." 

Demikian buruknya akibat mereka, sampai mereka tidak berdaya sedikit pun. Mereka mati dan binasa seperti buih banjir atau sampah yang dihanyutkan banjir, sesuatu yang hina lagi tiada ertinya dan tiada manfaatnya sama sekali, padahal sebelumnya mereka bertubuh besar-besar dan kuat-kuat.

“Ghutsaa’” juga bermaksud tumbuhan yang kering kerana sudah mati.

"Maka kebinasaan bagi kaum yang zalim." 

Di samping azab menimpa mereka, mereka diikuti pula oleh laknat dan celaan dari alam semesta. Langit dan bumi tidak bersedih dan menangis terhadap kematian mereka. Allah s.w.t. tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri kerana kekafiran, keingkaran, dan sikap mereka yang selalu menentang utusan Allah.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...