Selasa, 6 September 2016

36:37-40 Tafsir Surah Yasin, ayat 37-40.

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (٣٧) وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٣٨) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (٣٩) لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (٤٠)

Allah s.w.t. berfirman menceritakan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaanNya.

"37. Dan suatu ayat bagi mereka, malam;" 

Allah s.w.t. menciptakan malam dengan kegelapannya dan siang dengan terangnya. Malam adalah tanda yang menunjukkan berlakunya kehendak Allah, sempurnanya kekuasaanNya dan Dia akan menghidupkan orang-orang yang telah mati.

"Kami tanggalkan darinya siang," 

Dia sudahi siang dengan malam hari, maka siang hari pergi dan datanglah malam hari. Dia menjadikan malam dan siang silih berganti; bila yang satu datang maka yang lainnya pergi, demikian pula sebaliknya.

"maka tiba-tiba mereka kegelapan." 

Suasana terang yang mengena kepada sebahagian bumi diganti oleh kegelapan. Demikian pula suasana gelap yang mengena sebahagian bumi digantikan oleh terang dengan terbitnya matahari, lalu menyinari berbagai penjuru bumi, dan manusia dapat bertebaran untuk mencari penghidupan dan mengerjakan hal yang bermaslahat bagi mereka.

Disebutkan di dalam suatu hadis, "Apabila malam hari tiba dari arah ini dan siang hari pergi dari arah ini, dan mentari terbenam, maka waktu berbuka bagi orang yang berpuasa telah tiba."

"38. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya." 

Allah s.w.t. menjadikan matahari mempunyai sinar yang khusus baginya dan berjalan di tempat peredaran yang ditentukan Allah, tidak melewatinya dan tidak kurang darinya. Ia tidak dapat mengatur dirinya dan tidak derhaka kepada perintah Allah. Melalui matahari dapat diketahui berlalunya malam dan siang hari. Allah menjadikan kemunculan matahari di siang hari, maka matahari adalah bintang siang hari.

Matahari terbit setiap hari dan tenggelam di penghujung harinya dengan cahaya yang sama. Ia tidak pernah menetap dan tidak pernah diam, bahkan ia sentiasa berjalan siang dan malam tanpa henti dan tanpa rehat.

Tempat terbit matahari dan tempat tenggelamnya berpindah-pindah di dalam musim panas sampai batas waktu yang tidak lebih dari panjangnya musim panas, kemudian tempat terbitnya berpindah-pindah pula di  dalam musim dingin selama masa musim dingin tidak lebih darinya.

Puncak perjalanan matahari yang paling tinggi di langit, iaitu di musim panas; kemudian jarak perjalanannya yang paling bawah, iaitu di musim dingin. Siang hari lebih panjang daripada malam hari dalam musim panas, kemudian dalam musim dingin malam lebih panjang berbanding siang hari.

Akan tiba masanya matahari tidak lagi diizinkan untuk terbit kecuali dari dari tempat tenggelamnya iaitu dari arah barat. Sejak hari itu hingga hari kiamat tidak bermanfaat lagi bagi seseorang imannya bila ia tidak beriman sebelumnya, atau dalam masa imannya dia belum pernah mengusahakan suatu kebaikan pun.

Pada hari kiamat nanti perjalanannya terhenti dan diam tidak bergerak lagi, serta di gulung (dipadamkan), maka alam semesta ini telah mencapai usianya yang paling maksimum.

"Demikian itu ketetapan Yang Mahaperkasa Yang Maha Mengetahui." 

Dia Maha Perkasa untuk mengatur makhluk-makhlukNya yang besar-besar. KetetapanNya tidak dapat ditentang dan tidak dapat dicegah. Dengan ilmuNya, Dia menjadikan matahari untuk maslahat hamba dan manfaat bagi agama mereka dan dunianya.

Dia Maha Mengetahui semua yang bergerak dan semua yang diam. Dia telah menetapkan ukuran bagi hal tersebut dan membatasinya dengan waktu sesuai dengan apa yang telah digariskanNya, tidak ada penyimpangan dan tidak ada benturan.

"39. Dan bulan Kami tetapkannya tempat-tempat," 

Allah s.w.t. menjadikan bulan mempunyai cahaya yang khusus baginya dan beredar pada garis edar yang lain. DitetapkanNya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya manusia mengetahui bilangan bulan, tahun dan perhitungan (waktu).

"sehingga kembali seperti tandan yang tua." 

Pada permulaan setiap bulan, bulan itu kecil berbentuk sabit dan cahayanya redup. Kemudian cahayanya semakin terang pada malam-malam seterusnya, walaupun hakikatnya cahaya yang dipancarkannya itu merupakan pantulan dari sinar matahari. Manzilah (tempat peredaran)nya juga semakin tinggi.

Pada pertengahan bulan, iaitu di malam yang keempat belas, setelah menempati manzilahnya, cahayanya kelihatan sempurna menjadi purnama dan mencapai puncaknya.

Sesudah itu hingga akhir bulan, cahaya bulan semakin lenyap, iaitu pada manzilah terakhir. Ia kelihatan seperti tandan kurma kering yang melengkung. Setelah itu Allah s.w.t. kembali menampakkannya di permulaan bulan berikutnya.

"40. Tidaklah matahari mungkin baginya untuk mengejar bulan," 

Allah s.w.t. membedakan perjalanan antara matahari dan bulan. Cahaya matahari tidak dapat menyusul cahaya bulan. Cahaya bulan juga tidak dapat menyusul cahaya matahari. Tidak mungkin matahari dan bulan terbit dan berkumpul bersama dalam satu malam atau siang.

Matahari dan bulan masing-masing mempunyai batasan tersendiri yang tidak dapat dilampaui  atau dikurangi oleh yang lainnya. Apabila masa kemunculan yang satu tiba, maka yang lainnya pergi. Begitu juga apabila yang lainnya datang, maka yang satunya pergi.

Matahari dan bulan mempunyai kekuasaan tersendiri. Kekuasaan matahari di siang hari, dan kekuasaan bulan di malam hari.

"dan tidak malam mendahului siang." 

Malam tidak akan datang sebelum siang habis, siang juga tidak akan datang sebelum malam habis. Keduanya telah diperintahkan untuk terus-menerus saling mengejar yang lainnya dan silih berganti dengan cepat. Salah satunya muncul dengan pemergian yang lainnya. Tidak akan berlaku bila malam hari, lalu berikutnya malam hari lagi, sebelum adanya siang hari di antara keduanya.

"Dan masing-masing dalam garis mereka beredar." 

Falak beredar di cakerawala langit umpama pengengkol alat penggilingan atau seperti pengengkol alat tenun. Alat tenun tidak dapat berputar, melainkan dengan berputarnya alat tersebut. Begitu pula sebaliknya, bila alat tenun berputar, maka ia pun akan ikut berputar.

Ini semua merupakan dalil dan bukti yang nyata yang menunjukkan keagungan Allah Maha Pencipta dan keagungan sifat-sifatNya, khususnya sifat kuasa, bijaksana, dan meliputnya pengetahuanNya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...