Isnin, 10 Oktober 2016

11:25-28 Tafsir Surah Hud, ayat 25-28.

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (٢٥) أَنْ لا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ (٢٦) فَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (٢٧) قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ (٢٨)

Allah s.w.t. berfirman menceritakan tentang Nabi Nuh a.s.

"25. Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya,"

Nuh a.s. adalah rasul Allah yang pertama yang diutuskan untuk penduduk bumi dari kalangan kaum musyrik para penyembah berhala. Nabi Nuh a.s. berkata kepada kaumnya,

"Sesungguhnya aku bagi kalian pemberi peringatan yang nyata."

Iaitu peringatan yang jelas sehingga tidak menimbulkan kesamaran.

"26. Agar kalian tidak menyembah kecuali Allah. Sesungguhnya aku takut atas kalian azab pada hari yang sangat pedih." 

Jika kalian terus-menerus menyembah berhala dan tidak menaatiku, sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa azab pada hari yang sangat menyedihkan. Di hari akhirat kelak, Allah akan menyiksa kalian dengan siksaan yang sangat pedih, sangat menyakitkan lagi sangat berat.

"27. Maka berkata pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari kaumnya, "Tidak kami melihat kamu melainkan seorang manusia seperti kami,""

Menurut mereka, Nuh a.s. bukanlah seorang malaikat, tetapi hanyalah manusia biasa. Keadaan sebagai manusia merupakan penghalang bagi mereka untuk mengikutinya. Tak mungkin diturunkan wahyu kepadanya.

Padahal sesungguhnya rasul itu harus dari kalangan manusia agar orang lain dapat menimba ilmu darinya, mudah untuk bertanya-tanya serta dapat mengikutinya, berbeda jika dari kalangan malaikat.

"dan tidak kami melihat kamu mengikuti kamu, kecuali orang-orang yang mereka orang-orang yang hina di antara kami rendah pendapat." 

Tiada dari kalangan para pemimpin yang terhormat mereka yang mengikuti Nuh a.s. Pengikut Nuh a.s. hanya orang-orang yang rendahan dari kalangan mereka, seperti para pedagang, para penjahit, dan lain sebagainya dari golongan kelas bawahan. Golongan ini dianggap berfikiran pendek dan tidak berpandangan, hanya mengikuti dan menerima seruan Nuh a.s. secara membuta.

Padahal sesungguhnya merekalah orang-orang yang mulia dan menggunakan akalnya. Kebenaran yang jelas memang harus segera diterima tanpa perlu ditunda, berbeda jika perkaranya masih samar yang perlu pemikiran yang dalam.

Para pemimpin itulah orang-orang yang hina dan kurang akal kerana mengikuti syaitan yang derhaka, menjadikan tuhan dari batu dan pohon yang keadaannya lebih lemah dari mereka, di mana mereka mendekatkan diri dan sujud kepadanya.

Bukanlah suatu keaiban bila orang yang terhormat atau orang-orang rendahan mengikuti perkara yang hak, sebab perkara yang hak itu sendiri merupakan suatu kebenaran.

Orang-orang yang mengikuti perkara yang hak itulah sebenarnya orang-orang yang terhormat, walaupun keadaan mereka miskin; dan orang-orang yang menolak perkara yang hak sebenarnya orang-orang yang hina, sekalipun mereka hartawan.

Kenyataannya, memang orang yang mengikuti perkara yang hak itu kebanyakannya dari kalangan orang-orang yang lemah, dan kebanyakan orang-orang besar dan terhormat selalu menentangnya.

Perkara hak itu apabila telah jelas, maka tidak ada lagi kesempatan bagi pendapat dan pemikiran, bahkan diikuti dalam waktu yang sama oleh orang yang cerdik dan pandai. Hanya orang yang bodoh dan lembap saja yang menggunakan pemikirannya dalam hal ini.

Sesungguhnya risalah yang dibawa oleh para rasul semuanya adalah jelas dan telus.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidak sekali-kali aku menyeru seseorang untuk masuk Islam melainkan ada ganjalan pada dirinya kecuali Abu Bakar, kerana sesungguhnya dia tidak kaku."

Iaitu tidak ragu dan tidak menangguh-nangguhkan; kerana dia melihat bahawa urusannya telah jelas dan nyata, maka dia bersegera menyambutnya dengan cepat dan spontan.

"Dan tidak kami melihat bagi kalian atas kami keutamaan," 

Mereka memandang Nuh a.s. tiada sebarang kelebihan pun, baik penampilan, sikap, kekayaan, ataupun keadaan. Bagi mereka tiada gunanya mereka mengikuti dan memasuki agama Nabi Nuh a.s.

Mereka buta, tidak dapat melihat perkara hak, dan tidak dapat mendengarnya serta tidak dapat meresapinya, selalu berada dalam keraguan dan tenggelam di dalam kegelapan kebodohannya.

Merekalah sebenarnya orang-orang yang suka membuat-buat kebohongan, pendusta, kecil, dan hina. Di akhirat kelak mereka adalah orang-orang yang merugi.

"bahkan kami meyakini kalian orang-orang yang dusta."

Mereka menuduh Nuh a.s. berdusta dalam pengakuannya sebagai rasul dan dalam seruannya yang mengajak kepada kebajikan, kebaikan, ibadah dan kebahagiaan di alam akhirat.

Padahal sesungguhnya merekalah yang berdusta, kerana mereka telah melihat ayat-ayat (tanda-tanda) yang menunjukkan kebenaran Nabi Nuh a.s.

Hal ini menunjukkan kebodohan, kekurangan ilmu, dan kedangkalan otak mereka.

"28. Dia berkata, "Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku di atas keterangan dari Tuhanku,""

Iaitu bukti yang meyakinkan, perkara yang jelas, dan kenabian yang benar; sebagai rahmat yang besar dari Allah buat Nabi Nuh sendiri, juga buat mereka. Kata-kata ini sesungguhnya sudah cukup sebagai persaksiannya.

"dan Dia berikan kepadaku rahmat dari sisiNya, lalu disamarkan atas kalian." 

Nuh a.s. diberi rahmat kenabian dari sisiNya, sedangkan rahmat itu disamarkan dan disembunyikan dari mereka sehingga mereka tidak mendapat petunjuk untuk mengetahuinya, tidak pula dapat mengetahui kadarnya. Sebaliknya mereka bersegera mendustakan dan membantahnya.

"Apakah kami akan melaksanakan pada kalian, dan kalian padanya membenci?" 

Nuh a.s. tidak memaksa atau menekan mereka untuk menerimanya, sedangkan mereka sendiri tidak menyukainya. Kebencian mereka itulah yang menghalangi mereka dari tunduk kepada kebenaran.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...