Rabu, 12 Oktober 2016

17:22-25 Tafsir Surah Al Isra, ayat 22-25.

لا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولا (٢٢) وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا (٢٣) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤) رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِنْ تَكُونُوا صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلأوَّابِينَ غَفُورًا (٢٥)

Allah s.w.t. berfirman,

"22. Janganlah kamu jadikan bersama Allah tuhan yang lain," 

Janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. Janganlah kamu adakan sesuatu pun di antara makhluk Allah sebagai sekutu bagiNya dengan melakukan perbuatan syirik.

"maka kamu berkedudukan tercela terhina." 

Nanti engkau menjadi tercela dan terhina. Barang siapa yang bergantung kepada selain Allah atau mengadakan sekutu bagi Allah, akibatnya Allah tidak akan menolongnya, bahkan Dia menyerahkannya kepada sekutu yang dia sembah bersama Allah itu.

Dia akan ditinggalkan atau dibiarkan Allah dalam keadaan tercela, terhina dan terlantar. Tidak ada yang menolongnya baik dalam urusan agama maupun dunia. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat memberi manfaat dan mudarat kepada orang lain kecuali dengan izin Allah.

Sebaliknya, barang siapa yang mengesakanNya, mengikhlaskan ibadah hanya kepadaNya dan bergantung kepadaNya saja, maka dia terpuji lagi mendapat pertolongan dalam semua keadaannya.

"23. Dan menetapkan Tuhanmu bahawa jangan kalian menyembah kecuali kepadaNya" 

Allah s.w.t. memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk mentauhidkanNya, menyembahNya semata, tiada sekutu bagiNya. Dia Mahaesa. Dia memiliki semua sifat sempurna. Sifat yang dimilikiNya adalah sifat yang paling agung; yang tidak mirip dengan sesuatu pun dari makhlukNya.

Dia yang memberikan segala nikmat dan menghindarkan segala bencana, Dia yang mencipta, Dia yang memberi rezeki, dan Dia yang mengatur segala urusan, Dia sendiri saja dalam semua itu. Oleh kerana itu, hanya Dia yang berhak disembah.

"dan kepada kedua orang tua berbuat baik." 

Hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapa. Bersyukurlah kepada Allah dan kepada dua orang ibu bapamu. Hendaklah kalian berbakti kepada ibu bapamu dengan perbuatan-perbuatan ihsan, baik yang berupa perkataan maupun perbuatan.

"Adapun telah sampai di sisimu tua salah satu dari keduanya atau kedua-duanya, maka janganlah kamu mengatakan kepada keduanya,"Ah!""

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "Ah!"

Janganlah kamu mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada mereka. Perkataan “Ah” adalah kata-kata buruk paling ringan yang menyakiti orang tua. Maka tidaklah diperbolehkan mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan yang lebih kasar dari itu.

"Dan janganlah kamu bentak keduanya," 

Iaitu janganlah bersikap buruk kepada mereka seperti menolakkan kedua tangan terhadap mereka.

"dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia."

Ucapkanlah atau bertutur sapa kepada keduanya dengan perkataan yang baik, mulia, lemah lembut, sopan santun, dicintai, menenteramkan hati, dengan penuh hormat dan memuliakan keduanya.

"24. Dan rendahkanlah terhadap keduanya sayap rendah dari kasih sayang" 

Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang kerana hendak mencari pahala, bukan kerana takut atau berharap sesuatu dari keduanya, dan maksud-maksud lain yang tidak berpahala.

"dan katakanlah, "Tuhanku, kasihanilah keduanya sebagaimana keduanya memeliharaku waktu kecil.""

Ucapkanlah doa ini semasa mereka hidup atau sudah meninggal. Semakin banyak pendidikan yang diberikan, semakin bertambahlah haknya. Orang yang mendidik seseorang dalam urusan agama dan dunianya dengan pendidikan yang baik selain kedua orang tuanya, maka dia memiliki hak terhadap orang yang dididik. Orang yang dididik perlu mendoakan kebaikan kepadanya, kerana melalui pendidikan darinya, dia memperoleh banyak pengetahuan dan pengalaman.

Ada yang membuat kesalahan terhadap ibu bapanya, sedangkan dalam hatinya dia beranggapan tidak berdosa. Ada juga yang beranggapan bahawa mereka hanya menginginkan kebaikan belaka.

"25. Tuhan kalian Maha Mengetahui dengan apa yang di dalam diri kalian;"

Tuhan kalian lebih mengetahui apa yang ada dalam hati kalian, iaitu menyembunyikan rasa berbakti atau tidak, dan perkara yang baik atau yang buruk. Dia tidak memperhatikan rupamu, akan tetapi memperhatikan hati dan amalmu. Dia lebih mengetahui niatmu.

"jika kalian orang-orang yang baik," 

Iaitu taat kepada Allah, atau harapanmu adalah keridhaan Allah serta perhatianmu tertuju kepada hal yang dapat mendekatkan dirimu kepada Allah s.w.t. dan memasukkanmu ke dalam syurgaNya.

"maka sungguh Dia, Dia adalah bagi orang-orang yang bertaubat Maha Pengampun." 

Allah Maha Pengampun kepada orang yang bertaubat. Dia mengampuni sikap kurang kalian dalam memenuhi hak kedua ibu bapa, seperti sikap kurang sabar dan sebagainya yang timbul dari tabi’at kemanusiaan. Dia juga mengampuni perkara-perkara kurang baik yang adakalanya timbul darinya.

Al awwab ialah orang yang banyak mengingat dosa-dosanya di setiap waktu, lalu dia kembali dan memohon ampun kepada Allah dari dosa-dosanya, menjauhi dan meninggalkan perbuatan maksiat dan semua yang dibenci oleh Allah, dan kembali mengerjakan ketaatan dan kebaikan yang disukai dan diridhaiNya.

Rasulullah s.a.w. selalu berdoa apabila kembali dari perjalanannya, "Kami kembali dengan selamat seraya bertaubat lagi menyembah(Nya) dan hanya kepada Tuhanlah kami memuji."

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...