Isnin, 26 Disember 2016

2:267-269 Tafsir Surat Al Baqarah, ayat 267-269.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَلا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (٢٦٧) الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦٨) يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُو الألْبَابِ (٢٦٩)

Antara kaum Ansar, ada yang memiliki kebun kurma. Mereka biasa membawa sebahagian dari hasil buah kurmanya ke masjid sesuai dengan kadar yang dimilikinya. Ada yang banyak dan ada yang sedikit. Ada yang datang membawa satu atau dua tangkai kurma. Mereka menggantungkannya dengan tali di antara kedua tiang masjid Rasul.

Golongan suffah (pelataran masjid atau fakir miskin) tidak memiliki makanan. Seseorang di antara mereka apabila lapar datang, lalu memukulkan tongkatnya pada gantungan buah kurma yang ada di masjid. Maka berjatuhanlah darinya buah kurma yang belum masak dan yang kurma kering, lalu memakannya.

Di antara orang-orang yang kurang peduli dan tidak menginginkan kebaikan menyedekahkan buah kurma yang buruk, kering, belum masak dan telah patah tangkainya. Mereka juga mengasingkan yang buruk-buruk dari hasil buah kurma mereka, lalu mereka menyedekahkannya sebagai zakat mereka. Mereka menyangka bahawa hal itu diperbolehkan.

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"267. Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah dari yang baik-baik apa yang kalian usahakan" 

Berinfaklah atau bersedekahlah kalian di jalan Allah sebahagian pendapatan dari pekerjaan, perniagaan atau perdagangan kalian. Allah telah memudahkannya bagi kalian.

Sedekahkanlah harta kalian yang halal, baik, paling disukai dan paling disayang. Maksudnya yang halal, bernilai, berkualiti dan disukai oleh sesiapa saja yang menerimanya.

"dan dari apa yang Kami keluarkan bagi kalian dari bumi." 

Sedekahkanlah di jalan Allah sebahagian dari hasil perlombongan seperti emas dan perak, dan hasil pertanian seperti biji-bijian, buah-buahan dan makanan lainnya. Allah telah mengeluarkan, menumbuhkan dan menyuburkannya dari bumi untuk kalian.

Bersedekahlah sebagai tanda syukur kepada Allah, penunaian sebahagian hak saudaramu dan sebagai penyucian harta.

"Dan janganlah kalian memilih yang buruk-buruk darinya kalian infakkan" 

Janganlah kalian menyedekahkan, menjadikan nafkah atau mengeluarkan zakat dengan barang yang haram, buruk-buruk, berkualiti rendah, wang palsu dan barang yang tidak ada kebaikan padanya. Janganlah kalian memberi makanan yang tidak pernah, tidak boleh atau tidak selera kalian makan.

Rasulullah s.a.w. melarang memungut kurma ju'rur (yang buruk) dan kurma yang telah kering sebagai sedekah (zakat).

"dan kalian bukanlah orang yang mahu mengambilnya kecuali kalian memicingkan mata di dalamnya." 

Padahal kamu sendiri tidak mahu mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Seandainya kalian diberi yang buruk-buruk itu, nescaya kalian sendiri tidak mahu menerimanya. Tentu kalian berubah wajah kerana tidak suka.

Kalian sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kalian menafkahkan sebahagian harta yang kalian cintai. Sesungguhnya Allah itu Mahabaik, Dia hanya menerima yang baik.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Jika salah seorang di antara kamu diberi hadiah sama seperti yang dia berikan, tentu dia tidak akan mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata atau malu."

"Dan ketahuilah bahawasanya Allah Maha Kaya Maha Terpuji."

Allah Mahakaya dari semua makhlukNya, sedangkan semua makhlukNya berhajat kepadaNya. Allah Mahakaya terhadap hal seperti itu dari kalian, maka janganlah kalian menjadikan untuk Allah apa-apa yang tidak kalian sukai.

Walaupun Dia memerintahkan kepada kalian untuk bersedekah dengan harta kalian yang paling baik, hakikatnya Dia tidak memerlukannya. Dia memerintahkan demikian hanya untuk berbahagi rasa antara orang yang kaya dan orang yang miskin. Dia berhak mendapatkan pujian dan sanjungan dalam apa saja keadaan.

Maka sesudah itu mereka selalu membawa hasil terbaik yang mereka ada.

"268. Syaitan menjanjikan kalian kemiskinan" 

Sifat bakhil dan memilih yang buruk dalam bersedekah berasal dari syaitan. Ia menghalangi, mengelabui dan menakut-nakuti kalian bahawa jika kalian berinfak, harta kalian akan berkurang, kalian akan kerugian dan jadi miskin. Lalu kalian kikir dengan harta yang ada di tangan kalian sehingga kalian tidak menginfakkannya ke jalan yang diridai oleh Allah s.w.t. Inilah penipuannya yang berkesan menasihati, padahal ia mengajak ke dalam neraka.

"dan menyuruh kalian dengan berbuat fahsya." 

Kemudian syaitan menyuruh kalian berbuat jahat, kekejian, maksiat, melanggar perintah Allah, dosa-dosa, hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang bertentangan dengan akhlak yang mulia. Kalian akan bersikap kikir, enggan bersedekah, enggan membayar zakat. Kalian lebih suka berbelanja kepada perkara yang sia-sia, menurut nafsu dan mementingkan diri sendiri.

"Dan Allah menjanjikan kalian ampunan dariNya dan kurnia." 

Sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan kurniaNya kepada kalian. Dia menjanjikan balasan yang lebih baik dari infak yang dikeluarkan baik di dunia maupun di akhirat, boleh jadi penggantian di dunia seperti rezeki yang banyak, kelapangan dada, ketenangan hati, ketenteraman jiwa, kenikmatan sewaktu di kubur serta mendapat pahala yang sempurna di akhirat. Demikian itu tidaklah berat bagiNya.

"Dan Allah Maha Luas Maha Mengetahui." 

Allah Mahaluas kurniaNya. Semua yang ada padanya tidak akan habis. Allah Maha Mengetahui amal dan niat kamu. Maka barang siapa yang mengeluarkan suatu sedekah dari usaha yang baik (halal), besar maupun kecil dan secara sembunyi maupun terang-terangan. Dia pasti akan membalasnya kerana sedekahnya itu, dan Dia pasti akan melipatgandakan pahalanya dengan penggandaan yang banyak.

"269. Dia memberikan hikmah kepada orang yang Dia kehendaki." 

Hikmah adalah kemampuan untuk memahami rahsia syari'at agama. Hikmah adalah pemahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah. Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat yang membuahkan amal serta mengetahui rahsia-rahsia syari'at. Hikmah ialah benar dan tepat dalam perkataan dan tindakan.

Hikmah itu tidak khusus berkenaan kenabian saja. Pengertian hikmah lebih umum dari itu. Hikmah yang paling tinggi adalah kenabian. Kerasulan lebih khusus lagi, tetapi pengikut para nabi mendapat bahagian dari kebaikan ini berkat mengikutinya. Puncak hikmah adalah takut kepada Allah.

"Dan barang siapa yang diberi hikmah, maka sungguh diberi kebajikan yang banyak." 

Barang siapa diberi kemampuan memahami rahsia syari'at agama, sesungguhnya dia telah diberi kurnia yang banyak. Hal itu dapat membawanya kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Oleh kerana itu, warisan para nabi adalah ilmu, bukan harta atau lainnya. Seorang yang memiliki hikmah dapat menyempurnakan jati dirinya, ia mengetahui yang hak dan mengetahui maksudnya. Dalam bertindak, ia mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

Dengan demikian, muncullah sikap tepat baik dalam berbicara maupun dalam bertindak serta dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya baik bagi dirinya maupun orang lain. Tanpa yang demikian, seseorang tidak mungkin dapat sempurna.

"Dan tidaklah mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." 

Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. Allah s.w.t. menciptakan hamba-hambaNya di atas fitrah beribadah kepadaNya, mencintai yang baik dan mencari yang hak. Allah mengutus para rasul untuk mengingatkan mereka apa yang sebelumnya terpendam dalam fitrah dan akal mereka serta menerangkan apa saja yang belum mereka ketahui. Ketika itu, manusia terbahagi kepada dua golongan.

Golongan pertama menyambut seruan mereka (para rasul) sehingga mereka ingat terhadap hal yang memberi mereka manfaat, mereka pun mengerjakannya, dan terhadap hal yang memadharatkan mereka, maka mereka tinggalkan. Mereka inilah orang-orang yang memiliki daya fikir dan akal yang sempurna.

Sedangkan golongan kedua tidak menyambut seruan mereka, bahkan mereka lebih memilih perkara rosak yang datang menghampiri fitrah mereka, mereka pun meninggalkan ketaatan kepada Rabbu manusia, oleh kerana itu mereka bukanlah orang-orang yang berakal.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...