Ahad, 11 Disember 2016

23:62-68 Tafsir Surah Al Mu’minun, ayat 62-68.

وَلا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنْطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ (٦٢) بَلْ قُلُوبُهُمْ فِي غَمْرَةٍ مِنْ هَذَا وَلَهُمْ أَعْمَالٌ مِنْ دُونِ ذَلِكَ هُمْ لَهَا عَامِلُونَ (٦٣) حَتَّى إِذَا أَخَذْنَا مُتْرَفِيهِمْ بِالْعَذَابِ إِذَا هُمْ يَجْأَرُونَ (٦٤) لا تَجْأَرُوا الْيَوْمَ إِنَّكُمْ مِنَّا لا تُنْصَرُونَ (٦٥) قَدْ كَانَتْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ تَنْكِصُونَ (٦٦) مُسْتَكْبِرِينَ بِهِ سَامِرًا تَهْجُرُونَ (٦٧) أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا الْقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَا لَمْ يَأْتِ آبَاءَهُمُ الأوَّلِينَ (٦٨)

Allah s.w.t. berfirman menerangkan tentang keadilan dalam syariatNya terhadap hamba-hambaNya di dunia,

"62. Dan Kami tidak membebani seseorang kecuali kesanggupannya," 

Allah s.w.t. hanya membebankan kepada seseorang menurut kemampuannya untuk disanggah dan dikerjakannya. Kekuatannya tidak akan hilang kerana rahmat dan hikmahNya agar manusia semua dapat melakukannya. Contohnya, apabila seseorang tidak mampu solat sambil berdiri, maka ia boleh solat sambil duduk, dan apabila sesorang tidak mampu berpuasa, ia boleh berbuka.

"dan di sisi Kami sebuah Kitab ia mengucap dengan benar," 

Pada sisi Allah ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran iaitu kitab catatan amal perbuatan. Malaikat-malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan setiap orang, baik atau buruk. Kelak di hari kiamat, kitab itu akan dibacakan. Dia akan menghisab amal perbuatan mereka yang telah tercatat di dalamnya. Tiada sesuatu pun dari amal perbuatan mereka yang tidak tercatat atau hilang.

"dan mereka, mereka tidak dizalimi." 

Mereka tidak akan dirugikan atau dianiaya. Tidak dirugikan barang sedikit pun dari pahala kebaikannya. Adapun amal buruknya, tidak ditambah. Bahkan Allah banyak memaaf dan mengampuninya bagi hamba-hambaNya yang beriman.

Allah s.w.t. berfirman mengingkari orang-orang kafir dan orang-orang musyrik seperti orang-orang Quraisy.

"63. Bahkan hati-hati mereka dalam kesesatan dari ini," 

Hati orang-orang kafir itu dalam kebodohan, kezaliman dan kesesatan terhadap Al Qur’an. Mereka tenggelam di dalam kesesatannya dari memahami kenyataan ini. Kelalaian dan berpaling yang menghalangi mereka dari sampai dan memahami Al Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah s.a.w. Mereka tidak mengambil petunjuk darinya walaupun sedikit kerana ada penutup di atas hati mereka dan ada sumbatan di telinga mereka.

"dan bagi mereka perbuatan-perbuatan dari selain itu mereka padanya mereka mengerjakan." 

Mereka telah biasa dan tetap mengerjakan perbuatan-perbuatan buruk selain dari kemusyrikannya. Mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan kufur dan menentang syara’. Telah tercatat atas mereka perbuatan-perbuatan buruk yang harus mereka kerjakan sebelum mereka mati, sebagai suatu kepastian, agar mereka berhak dan pasti akan mendapat azab Allah.

Allah s.w.t. hanya memberi tangguh kepada mereka agar bertambah dosa mereka sehingga mereka mendapatkan balasan yang sempurna.

"64. Sehingga apabila Kami siksa orang yang bermewah-mewah di antara mereka dengan azab, tiba-tiba mereka, mereka berteriak-teriak." 

Apabila ditimpakan azab di akhirat kepada orang-orang kaya dan para tokoh mereka, dengan serta-merta mereka memekik-mekik minta tolong. Pada sisiNya ada belenggu-belenggu yang besar dan neraka yang menyala-nyala. Waktu itu bukanlah masanya untuk lari melepaskan diri.

"65. Dan janganlah kalian berteriak-teriak hari ini. Sungguh, kalian dari Kami kalian tidak ditolong." 

Tiada seorang pun yang dapat melindungi kalian dari keburukan yang menimpa kalian, baik kalian menjerit meminta tolong maupun kalian diam, tiada jalan selamat dan tiada penolong, perintah telah ditetapkan dan azab wajib dilaksanakan.

"66. Sungguh, ia ayat-ayatKu dibacakan kepada kalian, maka kalian ke belakang kalian, kalian berpaling." 

Inilah dosa paling besar yang menyebabkan kalian diazab. Al Qur'an selalu dibacakan kepada kalian agar kalian beriman dan mendatanginya, namun kalian tidak melakukannya.

Apabila kalian diseru, maka kalian menolak. Apabila diperintah, maka kalian membangkang. Padahal sekiranya kalian mengikuti Al Qur’an, nescaya kalian akan maju ke depan. Sebaliknya, jika kalian berpaling darinya, maka kalian akan mundur ke belakang dan berada dalam kedudukan yang rendah.

"67. Mereka menyombongkan diri dengannya bercakap-cakap kalian ucapkan perkataan keji." 

Iaitu dengan menyombongkan diri dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya pada waktu kalian bercakap-cakap pada malam hari.

Mereka menyombongkan diri dengan merasa bahawa mereka lebih berhak dan lebih utama daripada orang lain terhadap Baitullah dan tanah haram (Mekah) kerana merekalah yang menguruskan Baitullah siang dan malam. Sedangkan selain mereka tidak berhak.

Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Mereka begadang (berjaga tidak tidur hingga larut malam) di dalamnya, tidak memakmurkannya, dan mereka mengucapkan perkataan-perkataan yang keji di dalamnya.

Mereka mendustakan dan berpaling dari Al Quran. Mereka berpaling ke belakang dari perkara yang hak. Mereka menolaknya kerana kesombongan mereka terhadap perkara yang hak itu. Mereka menganggap rendah perkara yang hak dan orang-orang yang mengikutinya.

Mereka begadang sambil mengeji Al Qur'an. Mereka mengatakan bahawa Al Qur'an itu adalah sihir, syair, ramalan dan sebagainya. Mereka saling mengingatkan agar tidak mendengarkan Al Qur’an dan menimbulkan kekacauan ketika Al Qur’an dibacakan.

Mereka menjadikan Nabi Muhammad s.a.w. bahan umpatan dan kejian mereka di malam hari. Mereka menuduh Beliau s.a.w. seorang penyair, tukang ramal, pendusta, gila, penyihir dan sebagainya.

Sejak ayat ini diturunkan, begadang telah dimakruhkan.

"68. Maka apakah tidak mereka perhatikan perkataan," 

Mereka bersikap tidak mahu memahami, merenungi dan menghayati firman-firman Allah yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. di dalam Al Qur'an. Bahkan mereka menentangnya. Padahal Al Qur'an itu diturunkan dengan bahasa mereka, paling sempurna dan paling mulia.

Jika mereka mahu mentadabburi, pasti mereka akan menemui di dalam Al Qur'an sesuatu yang dapat mengekang mereka dari perbuatan maksiat terhadap Allah. Maka mereka tentu akan beriman.

Akan tetapi musibahnya adalah mereka berpaling darinya. Mereka hanya mengambil hal-hal yang syubhat sehingga pada akhirnya mereka binasa.

Mentadabburi Al Qur’an akan membawa seseorang kepada kebaikan dan melindungi dari keburukan. Mereka sebenarnya terhalang kerana hati mereka telah terkunci.

"atau telah datang kepada mereka apa yang tidak datang bapa-bapa mereka terdahulu?" 

Nenek moyang mereka yang telah mati di masa Jahiliah, tidak pernah terjangkau oleh suatu kitab pun dan tidak pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan pun.

Maka sepatutnya mereka menerima nikmat yang dianugerahkan oleh Allah ini, iaitu dengan menerima Al Qur'an, mensyukurinya, memahami dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya sepanjang siang dan malam hari.

Tetapi mereka lebih ridha menempuh jalan kebodohan nenek moyang mereka dan menentang semua yang datang menyelisihinya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...