Isnin, 12 Disember 2016

25:63-67 Tafsir Surah Al Furqan, ayat 63-67.

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا (٦٣) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (٦٤) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (٦٥) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (٦٦) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (٦٧)

Allah s.w.t. menyebutkan banyaknya kebaikanNya, nikmatNya kepada hamba-hambaNya serta taufiqNya kepada mereka untuk beramal soleh sehingga mereka berusaha mencapai tempat-tempat tinggi di kamar-kamar syurga.

"63. Dan hamba-hamba Ar Rahman orang-orang yang berjalan di atas bumi rendah hati" 

Hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih adalah hamba-hambaNya yang beriman. Orang-orang mukmin adalah orang-orang yang rendah hati demi Allah. Pendengaran dan penglihatan serta semua anggota tubuh mereka menampilkan sikap yang rendah hati.

Mereka berjalan dengan bertawadhu’ (berendah diri dan hati) kepada Allah dan makhlukNya. Langkah mereka tenang, anggun, sopan, tidak sombong, tidak angkuh, tidak jahat, tidak kasar dan tidak takabur.

Hati mereka dipenuhi dengan rasa takut kepada Allah. Mereka tidak menyukai dunia kerana pengetahuan mereka tentang akhirat. Maka mereka mengatakan dalam doanya, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami."

Kesusahan mereka tidaklah seperti kesusahan manusia. Mereka hanya mendambakan syurga. Mereka menangis kerana takut terhadap neraka. Sesungguhnya barang siapa yang tidak berbelasungkawa dengan belasungkawa Allah, maka jiwanya akan dicabut meninggalkan dunia dalam keadaan kecewa. Dan barang siapa yang tidak melihat nikmat Allah selain hanya pada makanan atau minuman, maka sesungguhnya amalnya akan sedikit dan azabnya akan datang menimpanya.

Namun, bukanlah maksudnya orang-orang mukmin itu berjalan seperti orang sakit, kerana dibuat-buat dan pamer. Langkah yang begini adalah makruh.

Umar al Khattab r.a. melihat seorang pemuda berjalan perlahan. Maka ia bertanya, "Mengapa kamu berjalan perlahan? Apakah kamu sedang sakit?" Pemuda itu menjawab, "Tidak, wahai Amirul Mu'minin." Maka Umar memukulnya dengan cambuk dan memerintahkan kepadanya agar berjalan dengan langkah yang kuat.

Nabi s.a.w. apabila berjalan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi (dengan langkah yang tepat) seakan-akan bumi melipatkan diri untuknya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila kalian mendatangi (tempat) solat (masjid), janganlah kalian mendatanginya dengan berlari kecil, tetapi berjalanlah dengan langkah yang tenang. Apa yang kalian jumpai dari solat itu, kerjakanlah; dan apa yang kamu tertinggal darinya, maka sempurnakanlah."

"dan apabila menyapa mereka orang-orang yang bodoh, mereka berkata, "Salam.""

Apabila orang-orang jahil menyapa mereka dengan kata-kata yang buruk, yang menghina, menilai mereka sebagai orang yang kurang akal, maka mereka santun, tidak membalasnya dengan hal yang sama.

Mereka bersabar, memaafkan dan membalas dengan kata-kata yang baik, bersih dari dosa dan mengandungi petunjuk, "Salamun 'alaikum (semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian)."

Mereka tetap bergaul dengan hamba-hamba Allah, bersabar terhadap apa saja yang mereka dengar dan melakukan ibadah. Apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya.

Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w.; semakin orang jahil bersikap keras, maka semakin pemaaf dan penyantun pula sikap Beliau.

Pada suatu hari ada seorang lelaki mencaci maki lelaki lainnya di hadapan Rasulullah s.a.w., lalu orang yang dicaci mengatakan, "'Alaikas salam (semoga engkau selamat)." Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Ingatlah, sesungguhnya ada malaikat di antara kamu berdua yang membelamu. Setiap kali orang itu mencacimu, malaikat itu berkata, "Bahkan kamulah yang berhak, kamulah yang berhak dicaci.” Dan apabila kamu katakan kepadanya, "'Alaikas salam," maka malaikat itu berkata, "Tidak, dia tidak berhak mendapatkannya (keselamatan), engkaulah yang berhak mendapatkannya.”

"64. Dan orang-orang yang bermalam kepada Tuhan mereka bersujud dan berdiri." 

Orang-orang Mukmin mengerjakan ketaatan dan beribadah kepadaNya. Mereka solat tahajjud di malam hari semata-mata kerana Allah. Bahu mereka jauh dari tempat tidurnya, sedikit sekali tidur di waktu malam dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah. Mereka takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmatNya.

"65. Dan orang-orang yang mereka berkata, "Tuhan kami, jauhkanlah dari kami azab neraka Jahannam. Sesungguhnya azabNya adalah kebinasaan yang kekal.""

Orang-orang Mukmin memohon kepada Allah agar dihindarkan azab Jahanam, dijaga dari sebab-sebab yang memasukkan mereka ke dalamnya dan diampuni perbuatan mereka yang mendatangkan azab. Mereka tidak merasakan nikmat hidup di dunia ini.

Allah s.w.t. akan menanyakan tentang nikmat yang telah dikurniakanNya. Mereka yang tidak dapat mempertanggungjawabkannya kepada Allah, maka Allah menghukum mereka, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Azabnya terus-menerus, tetap dan abadi.

"66. Sesungguhnya Jahannam seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman." 

Orang-orang Mukmin mengucapkan ucapan ini kerana tadharru’ (merendahkan diri) kepada Allah, menjelaskan perlunya mereka kepada Allah, mereka tidak sanggup memikul azab Allah dan agar mereka dapat mengingati nikmatNya.

Apabila seseorang dilemparkan ke dalam neraka, maka ia terjatuh ke dalamnya. Dan apabila sampai pada salah satu pintunya, dikatakan kepadanya, "Tetaplah di tempatmu, kamu akan diberi jamuan terlebih dahulu." Maka ia diberi minum racun ular hitam dan kalajengking. Lalu kulit, rambut, urat, dan otot-ototnya pecah.

Di dalam neraka terdapat sumur-sumur yang didiami ular-ular yang besarnya seperti unta, dan kalajengking-kalajengking yang besarnya seperti baghal yang besar. Apabila ahli neraka dilemparkan ke dalam neraka, maka ular-ular dan kalajengking-kalajengking itu keluar dari tempat persembunyiannya menuju kepada mereka, lalu menggigit dan mematuk kulit dan rambut mereka sehingga daging mereka sampai ke telapak kaki tersayat. Dan apabila ular-ular dan kalajengking-kalajengking itu merasakan panasnya neraka, maka mereka kembali ke tempatnya.

"67. Dan orang-orang yang apabila mereka menginfakkan, tidak berlebih-lebihan, dan tidak kikir, dan adalah di antara itu berdiri." 

Hamba-hamba Ar Rahman membelanjakan dan mengeluarkan hartanya dalam hal yang wajib, seperti zakat, kaffarat, nafkah yang wajib, hal yang patut dikeluarkan dan hal yang sunat. Namun tidak sampai menimbulkan madharrat baik bagi diri maupun orang lain.

Mereka tidak berlebih-lebihan, menghambur-hamburkan hartanya dalam berinfak lebih dari apa yang diperlukan dan tidak melampaui batas sehingga jatuh ke dalam pemborosan.

Termasuk dalam perbuatan berlebih-lebihan adalah yang melampaui perintah Allah dan bila digunakan untuk berbuat derhaka kepada Allah. Namun, membelanjakan harta dijalan Allah tidak ada batas berlebih-lebihan.

Mereka tidak meremehkan hak yang wajib sehingga jatuh ke dalam kebakhilan dan kekikiran. Mereka tidak pula kikir terhadap keluarganya sehingga mengurangi hak dan keperluan keluarga.

Sebaik-baik perkara ialah yang dilakukan secara pertengahan atau ekonomis, iaitu tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir. Mereka membelanjakan hartanya dengan pembelanjaan yang seimbang dan selektif serta pertengahan. Mereka hidup dengan berhemat dan mereka tidak akan miskin.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Betapa baiknya sikap ekonomis dalam keadaan berkecukupan, dan betapa baiknya sikap ekonomis dalam keadaan fakir, dan betapa baiknya sikap ekonomis (pertengahan) dalam (hal) ibadah."

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...