Jumaat, 27 Januari 2017

2:165-167 Tafsir Surah Al Baqarah, ayat 165-167.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (١٦٥) إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأسْبَابُ (١٦٦) وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ (١٦٧)

Allah s.w.t. telah menerangkan tentang bukti-bukti pada alam semesta yang membuahkan ilmu yang yakin akan keesaanNya. Kemudian Allah s.w.t. berfirman menceritakan tentang keanehan sebahagian manusia.

"165. Dan di antara manusia orang yang menjadikan dari selain Allah tandingan-tandingan," 

Di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan. Kaum musyrik menjadikan makhluk sebagai tandingan, saingan dan sekutu yang mereka sembah atau mengarahkan ibadah bersama Allah s.w.t., padahal jelas sekali bukti keesaanNya. Tandingan-tandingan itu tidak mampu melakukan apa-apa. Ia sendiri dicipta dan lemah.

Makhluk tidaklah sebanding dengan Pencipta. Allah yang memberikan rezeki, sedangkan selainNya diberi rezeki. Allah Yang Maha Kaya, sedangkan selainNya perlu kepadaNya. Dia Maha Sempurna dari berbagai sisi, sedangkan selainNya memiliki kekurangan dari berbagai sisi. Allah yang memberikan manfa'at dan madharat, sedangkan selainNya tidak berkuasa apa-apa.

Dengan demikian, batil sekali orang yang mengadakan tandingan bagi Allah, baik tandingan itu berupa malaikat, nabi, orang soleh, berhala dan sebagainya. Allah lah yang berhak dicintai secara sempurna dan disikapi dengan tunduk menghinakan diri secara sempurna.

"mereka mencintainya seperti mencintai Allah." 

Mereka menyembah, mengagungkan dan mencintai tandingan-tandingan tersebut sebagaimana mereka menyembah Allah, mengagungkanNya dan mencintaiNya. Padahal hakikatnya hanya Allah saja yang wajib disembah. Tiada lawan, tiada tandingan dan tiada sekutu bagiNya.

Jika seperti ini keadaannya, yakni hujjah tentang keesaan Allah dan bukti telah tegak maka orang tersebut adalah penentang Allah, berpaling dari memikirkan ayat-ayatNya baik pada dalil yang disampaikan maupun pada alam semesta. Ia tidak lagi memiliki uzur dan layak untuk mendapat siksa.

Abdullah ibnu Mas'ud bertanya, "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?" Rasulullah s.a.w. menjawab, "Bila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kamu."

"Dan orang-orang yang beriman lebih kecintaan kepada Allah." 

Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Cinta orang-orang mukmin kepada Allah melebihi cinta orang-orang musyrik kepada sesembahan mereka selain Allah. Demikian itu kerana orang-orang mukmin mengikhlaskan cinta kepada Allah, makrifat kepadaNya, mengagungkanNya, serta mengesakanNya.

Mereka sama sekali tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Mereka hanya menyembahNya semata dan bertawakal kepadaNya serta kembali kepadaNya dalam semua urusan mereka.

Orang-orang mukmin mencintai Zat yang berhak dicintai. MencintaiNya adalah sumber kebaikan dan kebahagiaan seorang hamba. Sedangkan orang-orang musyrik menyekutukanNya. Mereka mencintai sesuatu yang tidak berhak dicintai. Jelas sekali mencintai selain Allah merupakan sumber celaka seorang hamba dan penyebab rosak kehidupannya.

"dan sekiranya melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab, bahawasanya kekuatan milik Allah semuanya dan bahawasanya Allah sangat keras azab."

Kalaulah orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa, bahawa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahawa Allah sangat berat siksaNya.

Berbuat zalim adalah menganiaya diri sendiri, berbuat syirik, ingkar, menyembah selain Allah dan mempersekutukan Allah. Pada hari kiamat nanti, orang yang berbuat zalim akan melihat dengan mata mereka sendiri siksaan tersebut.

Saat itu mereka mengetahui hanya Allah saja yang berhak menghukumi, tiada sekutu baginya, segala sesuatu itu berada di bawah keperkasaanNya, kekuatanNya, dan kekuasaanNya.

Jelaslah bagi mereka kelemahan berhala dan apa yang mereka sembah selain Allah. Sesembahan mereka tidak memberikan manfaat sama sekali. Mereka juga mengetahui bahawa siksaan Allah itu amatlah berat, besar lagi mengerikan. Tiada siksaan seperti siksaanNya dan tiada ikatan seperti ikatanNya.

Seandainya ketika di dunia ini mereka mengetahui atau nampak apa yang bakal mereka alami di akhirat nanti, nescaya mereka akan menyesal, mereka akan bertaubat dari kesesatannya dan mereka tidak akan mengadakan tandingan bagi Allah s.w.t.

"166. Ketika berlepas tangan orang-orang yang diikuti dari orang-orang yang mengikuti" 

Ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya. Hal ini terjadi pada hari kiamat ketika Allah mengumpulkan antara para pemimpin dan para pengikut, lalu mereka saling berlepas tangan.

Tokoh utama yang mereka ikuti dalam keburukan adalah Iblis, namun Iblis tidak mahu bertanggung jawab, bahkan menurutnya bahawa dirinya tidak berkuasa apa-apa selain hanya mampu mengajak sehingga menurutnya ia tidak boleh disalahkan.

Kemudian para malaikat, para jin, berhala-berhala dan semua yang mereka jadikan sebagai sesembahan mereka ketika di dunia berlepas diri dari perbuatan mereka dan tidak mahu bertanggung jawab.

Ketika itu terjadi salah menyalahkan, laknat melaknat, masing-masing mendo'akan keburukan kepada yang lain dan menampakkan kekecewaan. Para pemimpin yang mengajak kepada kesesatan juga tidak mahu bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka sehingga para pengikut marah dan kesal.

"dan mereka melihat azab dan terputuslah antara mereka hubungan." 

Sedang mereka melihat siksa; dan segala hubungan antara mereka terputus. Waktu itu para pemimpin dan pengikut itu telah nampak siksa di hadapan mereka. Terputuslah semua jalan untuk selamat. Mereka tidak menjumpai suatu jalan keluar pun yang dapat menghindarkan dan memalingkan mereka dari neraka.

Segala sebab dan upaya untuk meloloskan diri terputus. Segala hubungan rapat dan kasih sayang yang terjalin selama di dunia mereka terputus sama sekali. Bahkan teman akrab menjadi musuh.

Hal ini, kerana hubungan mereka di dunia tidak dibangun kerana Allah, tetapi kerana sesuatu yang batil yang tidak ada hakikatnya. Ketika itu nampak bahawa orang-orang yang mereka ikuti dalam keadaan dusta. Perbuatan yang sebelumnya mereka sangka dapat diharapkan manfa'at ternyata hasilnya sia-sia, berubah menjadi penyesalan, mereka akan masuk ke dalam neraka lagi kekal di dalamnya dan tidak akan keluar.

"167. Dan berkata orang-orang yang mengikuti, "Seandainya bahawasanya bagi kami kesempatan lagi, maka kami akan berlepas tangan dari mereka, sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami.""

Sekiranya kami mendapat kesempatan, tentu kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.

Ketika itu, para pengikut berangan-angan agar dapat kembali ke dunia, lalu mereka berlepas diri dari pemimpin mereka dan sesembahan yang mereka sembah selain Allah, sebagaimana para pemimpin berlepas diri dari mereka pada hari kiamat itu.

Jika mereka dapat kembali ke dunia, mereka tidak mahu lagi mengikuti syirik yang dilakukan mereka, mereka akan beribadah kepada Allah saja dan mengikhlaskan semua amalan kerana Allah. Mereka tidak akan menoleh kepada selainNya barang sedikit pun.

Namun, hal itu mustahil, saat itu bukanlah waktu pemberian tangguh. Di samping itu mereka juga berdusta dalam pernyataan ini. Kalau pun mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan mengulangi perbuatan yang dahulu mereka dilarang melakukannya. Permintaan mereka hanyalah ucapan dan angan-angan semata kerana marah dan kesal kepada pemimpin mereka.

"Demikianlah Allah memperlihatkan pada mereka amalan-amalan mereka penyesalan atas mereka, dan tidaklah mereka akan keluar dari neraka." 

Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka yang menjadi penyesalan mereka, dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.

Amal mereka sia-sia dan terjadilah penyesalan kerana apa yang diharapkan ternyata tidak boleh diharap. Amalan mereka lenyap dan hilang bagaikan debu yang beterbangan, bagaikan abu yang ditiup angin kencang dan bagaikan fatamorgana yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga.

Hal ini disebabkan kerana yang mereka ikuti adalah hal yang batil, mereka mengerjakan amalan yang batil, berharap kepada sesuatu yang tidak boleh diharap serta bergantung kepada tempat yang tidak boleh dipakai bergantung (seperti berhala dan sesembahan lainnya selain Allah).

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...