Jumaat, 17 Februari 2017

25:71-77 Tafsir Surah Al Furqan, ayat 71-77.

وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (٧١) وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا   (٧٢) وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا (٧٣) وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤) أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلامًا (٧٥) خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (٧٦) قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلا دُعَاؤُكُمْ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا (٧٧)

Allah s.w.t. berfirman tentang rahmatNya yang ditujukan kepada semua hambaNya.

"71. Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal soleh, maka sungguh dia bertaubat kepada Allah sebenar-benar taubat." 

Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, menganiaya dan melampaui batas terhadap diri dirinya sendiri, kemudian mereka tidak berputus asa dari rahmat Allah, mereka ikhlas bertaubat kepadaNya dari dosa apa pun yang telah dilakukannya, baik kecil maupun besar, mereka membersihkannya dari campuran niat yang tidak baik dan mereka mengerjakan amal-amal soleh, nescaya Allah akan menerima taubatnya.

Taubatnya telah sempurna, kerana mereka telah kembali ke jalan yang menghubungkan kepada Allah, di mana jalan itu merupakan jalan kebahagiaan dan keuntungan. Allah menyempurnakan pahalanya sesuai tingkat kesempurnaan taubatnya.

"72. Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu," 

Mereka tidak menghadiri dan tidak menyukai semua majlis yang penuh dengan az zur, iaitu ucapan dan perbuatan yang haram. Mereka juga tidak mengucapkan dan tidak melakukannya.

Ucapan az zur adalah seperti persaksian palsu, mengolok-olok ayat-ayat Allah, perdebatan yang batil, ghibah (gosip), pendustaan, namimah (mengadu domba), mencaci-maki, qadzaf (menuduh zina), nyanyian yang haram dan sebagainya.

Perbuatan az zur adalah seperti hari-hari raya kaum kafir, kemusyrikan, penyembahan berhala, fasik, kekafiran, kebatilan, sia-sia, tiada kebaikan, tidak berfaedah, kejahatan dan kefasikan, meminum khamr (arak), menghamparkan sutera, menggantung gambar-gambar dan sebagainya.

"dan apabila mereka melalui dengan perkara sia-sia, mereka lalui kehormatan." 

Apabila mereka terserempak dengan orang-orang yang sedang melakukan perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan az zur itu, mereka tidak menyertainya, mereka hanya melintas saja. Mereka bersihkan diri mereka dan tidak mahu mengotori dirinya dengan menghadiri perbuatan yang menghilangkan kehormatan dirinya.

"73. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, tidak mereka tunduk atasnya sebagai orang-orang tuli dan orang-orang buta." 

Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, mereka menghadapinya dengan sikap menerima, perlu dan tunduk. Telinga mereka mendengarkan dan hati mereka sedia menampung sehingga bertambah dan semakin sempurna keimanannya serta timbul rasa gembira, semangat dan senang. Mereka tidak tuli terhadap perkara yang hak dan tidak buta terhadapnya; mereka adalah kaum yang memikirkan perkara hak dan beroleh manfaat dari apa yang mereka dengar dari KitabNya.

Berbeda dengan orang kafir. Apabila mereka mendengar kalamullah, tiada pengaruh dalam dirinya dan tiada perubahan dari apa yang sebelumnya dia lakukan, bahkan bertambah kekafiran, kesesatan, kejahilan, dan melampaui batasnya. Mereka tidak mendengarkannya, tidak mahu melihatnya, dan tidak mahu memahami sesuatu pun darinya.

Ramai orang membaca ayat-ayat Allah, sedangkan mereka menghadapinya seperti orang-orang yang tuli dan bisu. Tidaklah layak bagi seorang mukmin hanya menjadi seorang yang meniru, bahkan dia harus mengetahui apa yang dilakukannya dan melakukan perbuatannya dengan penuh keyakinan dan keterangan (alasan) yang jelas.

"74. Dan orang-orang yang berkata, "Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dan isteri-isteri kami dan keturunan kami penyejuk mata,""

Mereka menginginkan agar dianugerahkan pasangan, keturunan, sahabat-sahabat dan saudara mara yang taat kepada Allah, menyembahNya semata, tanpa mempersekutukanNya dan tidak menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan-perbuatan yang dilarang. Hati mereka menjadi sejuk, tenang dan senang apabila melihat orang-orang disekelilingnya dalam keadaan demikian, baik di dunia maupun di akhirat.

Doa mereka agar orang-orang di sekeliling menjadi soleh sebenarnya mendoakan untuk kebaikan mereka sendiri, kerana manfaatnya kembalinya kepada mereka, bahkan kembalinya untuk manfaat kaum muslimin secara umum, kerana dengan solehnya orang-orang yang disebutkan maka akan menjadi sebab solehnya orang yang bergaul dengan mereka dan dapat memperoleh manfaat darinya.

"dan jadikanlah kami bagi orang-orang yang bertakwa pemimpin."

Mereka menginginkan agar disampaikan ke darjat yang tinggi, seperti darjat para siddiqin dan insan kamil dari kalangan hamba Allah yang soleh, iaitu darjat imam (pemimpin) dalam agama dan menjadi contoh dan ikutan bagi orang-orang yang bertakwa, baik dalam perkataan maupun perbuatan, di mana orang-orang yang baik berjalan di belakang mereka. Mereka memberi petunjuk yang mendapat petunjuk dan para penyeru kebaikan.

Berdoa agar mencapai sesuatu bererti berdoa meminta agar diadakan sesuatu yang dapat menyempurnakannya. Darjat imamah fiddin tidak akan sempurna kecuali dengan sabar dan yakin. Doa agar dijadikan pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa adalah doa yang memerlukan amal, bersabar di atas perintah Allah, bersabar menjauhi larangan Allah dan bersabar menjalani taqdirNya yang pedih.

Begitu juga diperlukan ilmu yang sempurna yang dapat menyampaikan seseorang kepada darjat yakin. Dengan sabar dan yakin itulah mereka dapat berada pada darjat yang sangat tinggi setelah para nabi dan rasul. Cita-cita mereka begitu tinggi dan bukan sekadar cita-cita, bahkan mereka melakukan sebab-sebabnya sambil berdoa kepada Allah.

"75. Mereka itu akan diberi balasan martabat tinggi dengan apa yang mereka bersabar," 

Allah s.w.t. membalas orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut dengan kedudukan yang tinggi (ghurfah) di akhirat, iaitu syurga berkat kesabaran mereka dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang telah disebutkan di atas. Syurga dinamakan ghurfah kerana kedudukannya yang tinggi.

"dan mereka akan disambut di dalamnya penghormatan dan ucapan selamat." 

Mereka disambut dengan penghormatan dari Allah, para malaikat dan sesama mereka. Para malaikat masuk melalui semua pintu syurga dan berebutan menyambut kedatangan mereka sambil mengucapkan, "Salamun 'alaikum bima sabartum (Keselamatan atas kalian kerana kesabaran kalian.)"

"76. Mereka kekal di dalamnya." 

Mereka tinggal di dalam syurga sebagai tempat menetap mereka, mereka tidak akan pergi dan tidak akan pindah darinya; tidak akan mati dan tidak akan beranjak darinya, serta tidak ingin pindah darinya.

"Sebaik-baik tempat menetap dan tempat tinggal." 

Syurga itu sebaik-baik permandangan, sebaik-baik tempat istirehat, dan sebaik-baik tempat tinggal.

Allah s.w.t. berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w.,

"77. Katakanlah, "Tidak mempedulikan kepada kalian Tuhanku, sekiranya tidak seruan ibadah kalian.""

Katakanlah kepada orang-orang berbuat syirik itu, "Tuhanku tidak akan mengendahkan kalian, kalau tidak kerana doa kalian." Allah menciptakan makhluk agar Dia disembah, diesakan dan disucikan setiap pagi dan petang. Itu sebenarnya untuk kemaslahatan diri kalian sendiri. 

Allah tidak peduli bila kalian tidak menyembahNya. Dia tidak memerlukan kalian. Kerana itu Dia tidak menciptakan kalian sebagai orang-orang mukmin, iaitu orang yang suka kepada iman. Namun, ketika kalian berada dalam kesulitan, kalian beriman dan berdoa kepadaNya. Dia masih tidak mengazab kalian, lalu Dia mengabulkan doa kalian.

"Maka sungguh kalian telah berdusta, maka kelak dia pasti. "

Kalian sungguh tetap kafir, mendustakan Allah, Rasul dan Al Qur'an. Kedustaan kalian akan memastikan diri kalian tertimpa azab, binasa, dan kehancuran di dunia dan di akhirat. Dia akan memberikan keputusan antara kalian dengan hamba-hambaNya yang mukmin.

Antaranya, tujuh puluh orang di antara mereka terbunuh dalam perang Badar.

Selesai tafsir surah Al Furqan dengan pertolongan Allah dan taufiqNya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...