Khamis, 4 Mei 2017

23:99-104 Tafsir Surah Al Mu’minun, ayat 99-104.

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠) فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ (١٠١) فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٢) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ (١٠٣) تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ (١٠٤) 

Allah s.w.t. berfirman menceritakan tentang orang-orang yang kafir, yang kufur, yang ingkar, yang melalaikan dan yang meremehkan perintah Allah lagi zalim.

"99. Sehingga apabila datang seseorang dari mereka kematian," 

Apabila seseorang didatangi maut, dia akan nampak tempat kembalinya dan menyaksikan keadaan amalnya. Jika dia beriman dia akan nampak tempatnya di syurga dan menyaksikan kebaikan amalnya. Jika dia kafir dia akan nampak tempatnya di neraka dan menyaksikan keburukan amalnya. Ketika itu dia akan menyesal.

"dia berkata, "Tuhanku, kembalikanlah aku.""

Waktu itu dia meminta supaya dikembalikan ke dunia, iaitu supaya umur mereka dipanjangkan, tetapi bukan untuk bersenang-senang dengan kelazatannya dan menikmati syahwatnya.

"100. Supaya aku beramal soleh dalam apa yang aku tinggalkan." 

Kalimat tersebut pasti diucapkan oleh setiap orang zalim menjelang kematiannya. Orang yang kafir ingin beriman (masuk Islam), orang yang derhaka ingin mengerjakan amal ketaatan kepada Allah, orang yang meremehkan perintah Allah ingin beramal, orang yang bakhil ingin bersedekah dan sebagainya yang ingin memperbaiki apa yang telah dirosakkannya selama hidupnya.

"Sekali-kali tidak! Sungguh ia perkataan yang dia yang mengucapkannya." 

Tetapi permintaan itu dan tidak diterima dan tidak diperkenankan. Sesungguhnya setiap orang telah diberi usia yang cukup. Tidak mungkin sesiapa pun kembali dan diberi penangguhan. Perkataan itu adalah dalih yang diucapkannya saja, hanya sekadar di lisan saja, tidak ada buktinya dan tidak ada faedahnya selain kerugian dan penyesalan, dan kalimat itu pun tidak jujur.

Seandainya dia dikembalikan ke dunia, tentulah dia tidak akan mengamalkan perbuatan soleh yang diikrarkannya itu. Dia akan melakukan hal yang sama. Pastilah ia dusta dengan apa yang diucapkannya itu.

"Dan dari belakang mereka barzakh sampai hari mereka dibangkitkan." 

Alam barzakh ialah alam kubur, dinding atau alam yang membatasi antara alam dunia dan alam akhirat. Ia menghalangi orang yang telah mati kembali ke dunia. Para penghuninya tidak sama dengan ahli dunia yang dapat makan dan minum, tidak juga sama dengan ahli akhirat yang mendapat balasan dari amal perbuatan mereka. Para penghuninya tidak ada di dunia dan tidak juga di akhirat. Mereka tinggal di alam barzakh menunggu sampai hari berbangkit.

Orang-orang yang taat merasakan kenikmatan, sedangkan orang-orang yang bermaksiat merasakan penderitaan dan azab yang terus-menerus sejak mereka mati sampai mereka dibangkitkan. Maka disempitkanlah kuburnya dan menangkup menjadi satu, sedangkan dia sekarat kerana kesakitan. Kuburan mereka dimasuki oleh semua serangga yang ada di dalam bumi, ular-ular yang hitam legam dan kalajengking-kalajengking mematukinya. Ular yang ada di kepalanya dan ular yang ada di kakinya menelan tubuhnya, hingga keduanya bertemu di tengah-tengah tubuhnya.

Hendaknya kita menganggap diri sendiri sedang menjelang kematiannya, lalu menghadap kepada Allah dan Dia menanyainya, maka hendaklah seseorang beramal ketaatan kepada Allah s.w.t. Tiada kekuatan untuk mengerjakan ibadah dan ketaatan kecuali hanya dengan pertolongan Allah.

"101. Maka apabila ditiup sangkakala, maka tidak ada pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan mereka tidak saling bertanya." 

Apabila sangkakala kebangkitan ditiup, semua manusia bangun dari kuburnya. Maka tidak ada lagi hubungan keluarga di antara mereka pada hari kiamat itu. Kaitan nasab tidaklah berguna pada hari itu. Manusia tidak dapat saling tolong menolong walaupun di kalangan
keluarga. Ibu bapa tidak dapat menangisi anaknya dan tidak juga menoleh kepadanya.

Keadaanya berbeda dengan ketika di dunia. Seseorang tidak mempedulikan pasangannya, ibu bapanya, anak-anaknya, saudara maranya dan kawan karibnya, sedangkan mereka saling nampak, walaupun dia menanggung dosa-dosa yang tidak mampu disanggahnya. Padahal mereka itu sewaktu di dunia merupakan orang yang paling di sayanginya.

Keadaan pada hari itu membuatnya tidak memperhatikannya, dan tidak membantu tanggungannya barang seberat sayap lalat pun. Hal itu, kerana dahsyatnya sebahagian keadaan ketika itu dan masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri, sedangkan pada sebahagian keadaan lagi mereka boleh sedar dan saling bertanya-tanya.

Allah menghimpunkan semua manusia yang terdahulu dan yang terkemudian, kemudian juru seruNya menyerukan, "Ingatlah, barang siapa yang mempunyai mazlamah (pernah dianiaya), maka datanglah dan ambillah haknya." Maka bergembiralah orang yang mempunyai hak pada orang tuanya atau anaknya, atau isterinya, walaupun haknya itu kecil.

Pada hari kiamat ada beberapa tempat, di mana sebagiannya ada yang dahsyat dan sebahagian lagi ada yang agak ringan. Di antara tempat yang dahsyat adalah semasa disediakan timbangan amal yang menujukkan keadilan Allah. Ketika itu, amal manusia baik atau buruk akan ditimbang.

"102. Maka barang siapa yang berat timbangannya, maka mereka itu orang-orang yang beruntung." 

Timbangan amal kebaikannya berat, sedangkan timbangan amal keburukannya ringan, walaupun hanya dengan satu kebaikan. Mereka adalah orang-orang mukmin yang beramal soleh. Orang-orang yang beruntung adalah orang-orang yang selamat dari neraka dan berhak masuk syurga. Mereka berjaya meraih apa yang didambakannya dan selamat dari keburukan yang dihindarinya. Mereka juga mendapat pujian yang baik.

"103. Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka mereka itu orang-orang yang mereka merugikan diri mereka sendiri, dalam neraka Jahannam mereka kekal." 

Timbangan amal kebaikannya ringan kerana mereka tidak memiliki kebaikan, sedangkan timbangan amal keburukannya berat. Mereka ini adalah orang-orang kafir. Kepercayaan dan amal mereka tidak ada nilai bagi Allah di hari kiamat. Amal mereka dihitung dan dijumlahkan, lalu mereka dihadapkan kepadanya dan mengakuinya serta dipermalukan dengannya.

Mereka kecewa dan binasa serta kembali dengan membawa kerugian. Mereka menetap di dalam neraka Jahannam untuk selama-lamanya dan tidak akan dikeluarkan darinya. Orang yang kekal di neraka Jahanam adalah orang yang keburukannya meliputi dirinya, dan tidak ada yang seperti itu kecuali orang-orang kafir.

Adapun orang yang memiliki asal keimanan, namun keburukannya lebih besar sehingga mengalahkan kebaikannya, maka ia walaupun masuk neraka, tetapi tidak kekal di sana.

"104. Membakar wajah-wajah mereka neraka dan mereka di dalamnya mereka bermuka masam." 

Neraka Jahannam menyambut mereka dengan jilatan apinya yang menerpa mereka dan membakar anggota tubuh yang paling mulia iaitu muka. Mereka tidak mampu mengelakkan api neraka dari depan dan dari belakang mereka. Api neraka mengelilingi mereka. Maka tiada daging yang tinggal, semuanya meleleh dan luruh sampai ke tumit. Tinggalah mereka di situ dengan muka yang muram, hodoh dan cacat bibirnya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...