Isnin, 19 Jun 2017

54:1-8 Tafsir Surah Al Qamar, ayat 1-8.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (١) وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ (٢) وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ (٣) وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنَ الأنْبَاءِ مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ (٤) حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ (٥) فَتَوَلَّ عَنْهُمْ يَوْمَ يَدْعُو الدَّاعِ إِلَى شَيْءٍ نُكُرٍ (٦) خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الأجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ (٧) مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ (٨)

Pernah terjadi gerhana rembulan di masa Rasulullah s.a.w., maka mereka mengatakan bahawa rembulan telah disihir.

Sebelum masa Hijrah, penduduk Mekah pernah meminta kepada Rasulullah s.a.w. untuk memperlihatkan kepada mereka suatu mukjizat atau sesuatu yang menyelisihi kebiasaan yang membenarkan atau membuktikan kenabiannya.

Maka Beliau s.a.w. menunjuk ke bulan dengan izin Allah s.w.t., maka terbelahlah bulan menjadi dua belahan sebanyak dua kali. Mereka menyaksikannya. Mereka melihat kekosongan di antara kedua belahannya.

Ada yang melihat bukit berada di antara belahan rembulan itu. Ada yang melihat satu bahagian di atas suatu bukit, dan bahagian yang lain berada di atas bukit yang lain. Ada yang melihat satu bahagian berada di (gunung) Abu Qubais, sedangkan bahagian yang lain di As Suwaida’ atau di gunung Qu’aiqi’aan.

Ada yang melihat sebelahnya seakan-akan berada di depan bukit, dan yang sebelahnya lagi seakan-akan berada di belakang bukit. Semuanya bergantung di mana mereka berada. Rasulullah s.a.w. bersabda, "Saksikanlah! Saksikanlah oleh kalian!"

Orang-orang kafir Quraisy berkata, "Bulan telah disihir sehingga terbelah. Ini adalah perbuatan sihir yang dilancarkan terhadap kalian oleh Ibnu Abu Kabsyah (Nabi s.a.w.)"

Sebahagian dari mereka menjawab, "Jika apa yang dilakukan Muhammad itu adalah sihir, tidak mungkin ia dapat menyihir kita semuanya. Sekarang tunggulah apa yang akan disampaikan oleh kaum musafir itu. Jika mereka menyaksikan hal yang sama dengan kalian, bererti dia (Nabi s.a.w.) benar. Dan jika mereka tidak menyaksikan seperti apa yang kalian saksikan, bererti itu adalah sihir yang dilancarkan olehnya terhadap kalian."

Kemudian ketika kaum musafir itu tiba dari berbagai arah, mereka ditanya. Mereka bertanya tentang bulan terbelah itu kepada setiap orang yang datang. Mereka menjawab, “Ya, kami telah melihatnya (terbelah).” Hal itu memang terjadi. Mereka juga telah menyaksikan hal yang sama.

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"1. Telah dekat hari kiamat dan terbelah bulan." 

Hari Kiamat, habisnya usia dunia dan keruntuhannya atau saat kehancuran kaum musyrikin itu telah sangat dekat, hampir tiba dan semakin hampir berlaku.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Aku diutus sedangkan jarak antara aku dan hari kiamat sama dengan jarak antara jari ini (jari telunjuk) dan jari ini (jari tengah) yang hampir saja mendahuluiku."

Adapun "terbelahnya bulan" ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad s.a.w. yang cemerlang dan besar yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawa Beliau s.a.w. Allah sw.t. telah memperlihatkan kepada mereka ayat (mukjizat) yang biasanya diimani oleh manusia.

Beliau s.a.w. bersabda, “Sebagaimana kamu melihat bulan terbelah, maka yang aku beritahukan kepada kamu tentang dekatnya hari Kiamat adalah benar.”

Orang-orang musyrik dan selain mereka ketika itu menyaksikan mukjizat yang besar ini, mereka tercengang terhadapnya, namun iman tetap tidak masuk ke dalam hati mereka. Mereka tetap mendustakannya dan tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kedatangan kiamat.

"2. Dan jika mereka melihat suatu tanda mereka berpaling" 

Sesungguhnya hal ini bukanlah pengingkaran terhadap ayat (mukjizat) itu saja, bahkan setiap kali orang-orang musyrik melihat sesuatu ayat, dalil, keterangan, bukti atau mukjizat, mereka tidak mahu tunduk kepadanya. Bahkan mereka telah bersedia untuk menentang dan menolak dengan kebatilan. Mereka berpaling darinya dan membuangnya jauh-jauh ke belakang mereka.

"dan berkata, "Sihir yang terus-menerus.""

Mustamir ertinya yang segera akan lenyap, batil lagi akan menyurut dan tidak kekal. Mereka mengatakan, "Bukti-bukti yang kita lihat ini adalah sihir yang dia lancarkan terhadap kami." Ucapan dusta mereka ini hanyalah laris di kalangan orang yang kurang akal dan tersesat dari petunjuk.

"3. Dan mereka mendustakan dan mengikuti hawa nafsu mereka," 

Mereka mendustakan Nabi Muhammad s.a.w. Mereka mendustakan kebenaran bila kebenaran itu datang kepada mereka. Mereka tidak bermaksud mencari yang hak dan petunjuk, akan tetapi maksud mereka hanya mengikuti pendapat, keinginan dan hawa nafsu mereka sendiri sebagai akibat dari kebodohan dan ceteknya akal mereka.

Seandainya mereka bermaksud mengikuti petunjuk, tentu mereka akan beriman dan mengikuti Nabi Muhammad s.a.w., kerana Allah s.w.t. telah memperlihatkan kepada mereka melalui tangan Beliau petunjuk, bukti dan keterangan yang nyata yang menunjukkan kepada semua tuntutan ilahi dan maksud syariat.

"dan tiap-tiap urusan ketetapan." 

Mustaqar bermaksud pasti terjadi. Segala urusan itu pasti berjalan sampai waktu yang telah ditetapkan terjadinya. Tiap-tiap urusan itu telah ditetapkan atas ahlinya masing-masing. Kebaikan itu hanya dilakukan oleh ahli kebaikan.

Antaranya, urusan Rasulullah s.a.w. dalam meninggikan kalimat Allah pasti sampai pada akhirnya, iaitu kemenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Keburukan itu hanya dilakukan oleh ahli keburukan.

Urusan orang yang mendustakannya juga pasti sampai pada akhirnya, iaitu kekalahan di dunia dan siksaan di akhirat. Tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya kelak di hari kiamat.

"4. Dan sungguh telah datang kepada mereka dari berita-berita" 

Telah datang kepada mereka berita-berita dan kisah-kisah tentang umat-umat yang mendustakan rasul-rasulNya dan pembalasan, siksa dan azab yang menimpa mereka. Semuanya itu telah terdapat di dalam Al Qur'an yang dibacakan kepada mereka.

"apa yang di dalamnya ancaman." 

Di dalam berita-berita dan kisah-kisah itu terdapat ancaman, cegahan dan pelajaran yang mencegah mereka dari kemusyrikan, kekafiran dan terus-menerus mendustakan rasul-rasulNya.

"5. Hikmah yang sempurna," 

Itulah suatu hikmah yang sempurna, agar hujjah menjadi tegak terhadap orang-orang yang meyelisihi, untuk menyatakan mengapa Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia beri petunjuk, dan mengapa Dia menyesatkan orang yang Dia sesatkan. Tidak ada seorang pun yang dapat beralasan lagi di hadapan Allah s.w.t.

"maka tidak berguna peringatan-peringatan." 

Peringatan-peringatan itu tidak berguna bagi mereka walaupun datang kepada mereka segala macam keterangan. Mereka telah ditakdirkan celaka oleh Allah dan hatinya telah dikunci mati. Mereka tidak memiliki maksud yang baik dan keinginan mengikuti petunjuk.

Tiada yang dapat memberinya petunjuk selain dari Allah. Dia mempunyai hujah yang jelas lagi kuat. Maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya. Begitulah keadaan mereka sehinggalah mereka menyaksikan azab yang pedih.

Allah s.w.t. berfirman kepada RasulNya s.a.w.

"6. Maka berpalinglah engkau dari mereka." 

Berpalinglah kamu dari orang-orang yang tetap mendustakan walaupun telah melihat suatu bukti itu. Mereka sudah tidak dapat lagi diharapkan keimanannya. Tunggulah saat kebinasaan mereka di suatu hari yang besar.

"Pada hari menyeru seorang penyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan." 

Ingatlah hari ketika malaikat Israfil meniup sangkakala dan mengajak mereka kepada hari pembalasan. Maka manusia yang telah mati keluar dari kuburnya untuk menghadapi persidangan pada hari Kiamat.

Mereka akan diberhentikan di tempat penghisaban dan semua cobaan yang ada padanya, bahkan kegoncangan dan kengerian yang ada padanya. Tidak ada suatu pemandangan yang lebih buruk dan menyakitkan daripadanya. 

"7. Tertunduk pandangan mereka," 

Peristiwa yang dahsyat dan mengerikan itu masuk sampai ke hati, sehingga diri mereka menjadi tunduk. Begitu juga pandangan mata mereka tertunduk hina.

"mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan." 

Al ajdas bermaksud kuburan. Ketika mereka keluar dari kuburan. Mereka menyebar dan tidak mengetahui ke mana mereka pergi kerana takut dan bingung. Kerana terlalu ramainya, mereka seakan-akan belalang yang beterbangan di udara.

"8. Mereka cepat-cepat kepada penyeru." 

Mereka berjalan dengan cepat, patuh, tanpa ada yang menentang dan tidak pula terlambat menuju ke tempat pemberhentian hisab kerana memenuhi seruan yang menyeru kepada mereka.

"Berkata orang-orang kafir, "Ini hari yang sulit."" 

Bagi orang-orang kafir, hari itu adalah hari yang sangat berat, sulit, mengerikan dan menegangkan. Bagi orang-orang mukmin, hari itu ringan dan mudah.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...