Rabu, 21 Jun 2017

69:25-37 Tafsir Surah Al Haqqah, ayat 25-37.

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (٢٥) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (٢٦) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (٢٧) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (٢٨) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (٢٩) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (٣٠) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (٣١) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (٣٢) إِنَّهُ كَانَ لا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (٣٣) وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (٣٤) فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَا هُنَا حَمِيمٌ (٣٥) وَلا طَعَامٌ إِلا مِنْ غِسْلِينٍ (٣٦) لا يَأْكُلُهُ إِلا الْخَاطِئُونَ (٣٧)

Allah s.w.t. berfirman memberitakan tentang keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka.

"25. Dan adapun orang yang diberi kitabnya di sebelah kirinya," 

Seseorang dari mereka menerima kitab catatan amalnya dari sebelah kirinya di tempat hisab hari kiamat. Demikian itu untuk memisahkannya dengan yang lain, menghinakannya dan membuka aibnya. Maka pada hari itu dia menyesali amal yang telah dilakukannya di dunia dengan penyesalan yang tiada taranya.

"maka dia berkata, "Alangkah baiknya aku tidak diberikan aku kitab." 

Dalam keadaan sedih dan duka, dia berharap agar kitab catatan amalnya itu tidak diberikan kepadanya, kerana ia adalah khabar bahawa dia akan dimasukkan ke neraka dan mendapatkan kesengsaraan yang kekal.

"26. Dan tidak aku mengetahui bagaimana perhitunganku." 

Dia berharap agar dia menjadi sesuatu yang dilupakan, tidak dibangkitkan dan tidak dihisab.

"27. Alangkah baiknya ia, ia menjadi putusan." 

Disaat itu dia menginginkan kematian yang menyudahi segala sesuatu dan tiada kehidupan lagi sesudahnya. Padahal ketika di dunia kematianlah yang paling dibencinya.

"28. Tidak memberi manfaat dari padaku hartaku." 

Kekayaannya sama sekali tidak berguna baginya, bahkan menjadi musibah baginya pada hari itu.

"29. Telah binasa dariku kekuasaan." 

Kedudukannya sama sekali tidak berguna baginya, semuanya telah hilang darinya, tentera yang banyak telah menghilang, perlengkapan yang kuat telah sirna, kedudukan telah tiada dan menjadi musibah baginya pada hari itu.

Harta dan kedudukannya tidak dapat membelanya dari azab Allah dan pembalasanNya, bahkan segala sesuatunya ditanggung oleh dirinya sendiri, tiada yang menolongnya dan tidak ada orang yang melindunginya.

Maka di saat itulah Allah s.w.t. memerintahkan para malaikat Zabaniyah (juru siksa) yang keras dan kasar.

"30. Tangkap dia, lalu belenggulah dia!" 

Maka tujuh puluh ribu malaikat berebutan untuk melaksanakannya. Mereka memperebutkan siapa yang paling dahulu dari mereka yang memasang belenggu di leher si kafir itu. Mereka memegangnya dengan kasar dari tempat perhimpunan lalu dia dibelenggu.

"31. Kemudian neraka Jahim masukkanlah dia." 

Si kafir kemudian diseret ke neraka Jahanam, lalu dilemparkan dia ke dalamnya, dan api neraka Jahanam menelannya. Orang kafir didatangi oleh empat ratus ribu malaikat dan memukulnya, lalu si kafir itu berkata, "Aku tidak ada salah denganmu." Maka yang memukulnya berkata, "Sesungguhnya Tuhan murka terhadapmu, maka segala sesuatu juga murka terhadapmu."

"32. Kemudian dalam rantai panjangnya tujuh puluh hasta, maka belitkanlah dia." 

Si kafir dibelit dengan rantai yang panas. Setiap mata rantai darinya sama dengan semua besi yang ada di dunia. Panjangnya tujuh puluh hasta, berdasarkan hasta malaikat. Rantai itu dimasukkan dari liang duburnya, kemudian dikeluarkan dari mulutnya atau kedua lubang hidungnya agar ia tidak dapat berjalan pada kedua kakinya.

Kemudian mereka disate dengan rantai itu sebagaimana belalang dimasukkan ke dalam tusuk sate semasa hendak dipanggang. Dia diazab dengan azab yang demikian rupa adalah kerana dia kafir kepada Allah, menentang para rasulNya dan menolak kebenaran yang mereka bawa.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Seandainya sebuah batu sebesar ini (seraya menunjuk ke arah sebuah tengkorak kepala kambing) dilemparkan dari langit ke bumi yang jaraknya sama dengan perjalanan lima ratus tahun, nescaya batu itu telah sampai ke bumi sebelum malam tiba. Tetapi seandainya batu ini dilemparkan dari hujung rantai tersebut, nescaya ia masih terus terjatuh selama empat puluh musim gugur (tahun), malam dan siang harinya (tanpa berhenti) sebelum mencapai pada bahagian bawahnya atau pangkalnya."

"33. Sungguh dia, dia tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar." 

Sesungguhnya menjadi kewajiban bagi hamba-hamba Allah untuk mengesakanNya dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Namun, semasa hidupnya di dunia, dia kafir kepada Allah. Dia tidak pernah menunaikan hak Allah yang menjadi kewajibannya, seperti amal ketaatan dan menyembah kepadaNya.

"34. Dan dia tidak menganjurkan untuk memberi makan orang-orang miskin." 

Sesungguhnya sudah menjadi kewajiban bagi sebahagian dari mereka atas sebahagian yang lainnya menunaikan kebajikan dan bantu-membantu dalam hal kebajikan dan ketakwaan. Namun dia enggan memberi manfaat kepada makhluk Allah serta tidak mahu menunaikan hak mereka yang ada pada hartanya.

Dalam hatinya tidak ada rasa kasih sayang kepada orang-orang miskin dan tidak memberi mereka makan. Jika dia tidak mempunyai harta untuk disedekahkan, dia tidak juga mahu menggalakkan orang lain untuk memberi makan orang-orang miskin.

Ayat ini dan ayat sebelumnya menunjukkan bahawa sumber kebahagiaan terletak pada dua, iaitu ikhlas yang asalnya adalah beriman kepada Allah, dan berbuat ihsan kepada makhluk dengan berbagai macam bentuknya. Di antara yang paling besarnya adalah menutupi keperluan asas orang-orang yang memerlukan seperti memberi mereka makan.

Kerana itulah maka Allah s.w.t. memerintahkan manusia untuk mendirikan solat dan menunaikan zakat. Ketika Nabi s.a.w. hampir wafat, Beliau sempat bersabda, "Peliharalah solat, dan hamba-hamba yang dimiliki oleh kalian."

"35. Maka tidak baginya hari ini di sini seorang teman." 

Hamim ertinya teman dekat. Pada hari Kiamat, tiada seorang teman dekat pun baginya, tiada pemberi syafaat yang didengar dan tiada seorang pun yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah. Dia merasakan penderitaan luar dan dalam, luar dengan disiksa dan dalam dengan kesedihan yang bertumpuk-tumpuk.

"36. Dan tidak makanan kecuali darah bercampur nanah." 

Ghislin adalah makanan yang paling buruk bagi penduduk neraka. Ada yang mengatakan ghislin adalah nama sebuah pohon di dalam neraka Jahanam atau nama lain bagi pohon zaqqum. Ada juga yang mengatakan ghislin adalah keringat, darah atau nanah ahli neraka yang mengalir dari tubuh mereka sendiri.

"37. Tidak memakannya kecuali orang-orang yang berdosa." 

Orang yang berdosa ialah orang yang tidak menempuh jalan yang lurus, bahkan menempuh jalan ke neraka. Oleh kerana itulah, mereka berhak mendapatkan azab yang pedih. Hanya merekalah yang memakan ghislin.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...