Jumaat, 21 Julai 2017

23:115-118 Tafsir Surah Al Mu’minun, ayat 115-118.

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ (١١٥) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (١١٦) وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ (١١٧) وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ (١١٨)

Allah s.w.t. berfirman,

"115. Maka apakah kalian mengira, bahawa hanyalah Kami menciptakan kalian main-main," 

Janganlah kalian menyangka bahawa kalian diciptakan dengan main-main, tanpa tujuan, tanpa maksud, tanpa berkehendak, dan tanpa hikmah dari Kami. Janganlah kalian menyangka bahawa kalian diciptakan untuk kalian hidup bermain-main makan, minum, bersenang-senang, menikmati kenikmatan dunia, tidak diperintah, tidak dilarang dan berbuat sia-sia seperti Kami menciptakan haiwan ternak, tiada pahala dan tiada siksaan.

Yang demikian jelas bertentangan dengan hikmah (kebijaksanaan) Allah. Sesungguhnya Kami ciptakan kalian hanyalah untuk beribadah dan mengerjakan perintah-perintah Kami. Dibebankan perintah dan larangan agar dijaga dan setelah itu kalian akan diberi balasan terhadap perbuatan kalian.

"dan bahawa kalian kepada Kami tidak dikembalikan?" 

Janganlah kalian menyangka bahawa kalian akan dilupakan, dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban dan tidak akan dikembalikan ke akhirat.

Akhir khutbah yang diutarakan oleh Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz ialah pada pertamanya disebutkan puji dan sanjungan kepada Allah s.w.t., lalu berkatalah ia, "Ama Ba'du. Hai manusia, sesungguhnya kalian diciptakan bukan dengan main-main, dan kalian tidak akan dibiarkan tersia-sia.

Sesungguhnya kalian akan dikembalikan di negeri akhirat, lalu Allah akan turun untuk memutuskan perkara di antara kalian dan memutuskan hukumNya. Maka alangkah kecewa dan celakalah seseorang hamba yang dikeluarkan oleh Allah dari rahmatNya dan diharamkan memasuki syurgaNya yang hiasnya seluas langit dan bumi.

Tidakkah kalian ketahui, bahawa tiada seorang pun yang aman dari azab Allah di hari esok kecuali orang-orang yang selalu ingat akan hari kembali dan takut kepadanya, serta menukar yang fana dengan yang kekal, yang sedikit dengan yang banyak, dan yang takut dengan yang aman."

Umar ibnu Abdul Aziz melanjutkan khutbahnya, "Tidakkah kalian perhatikan bahawa sesungguhnya kalian berasal dari (air mani yang dikeluarkan dari) tulang sulbi orang-orang yang telah binasa (mati), dan kelak sesudah kalian terdapat orang-orang yang menjadi penerus kalian, sedangkan kalian kembali kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, Pewaris yang terbaik.

Kemudian setiap pagi dan petang kalian menghantar orang-orang yang menghadap kepada Allah kerana telah menemui ajalnya, lalu kalian menguburkannya ke dalam tanah yang berbeda dengan tempat sebelumnya, sedangkan semua kekasihnya telah dia tinggalkan dan kini tempatnya menyatu dengan tanah.

Di hadapannya terbentang hisab perhitungan amal perbuatannya; kini nasibnya tergantung kepada amal perbuatannya, dia tidak memerlukan lagi apa yang ditinggalkannya dan sangat memerlukan amal perbuatan untuk menghadapi masa mendatangnya.

Kerana itu bertakwalah kepada Allah, hai hamba-hamba Allah, sebelum usia habis dan maut datang merenggut nyawa." Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz mengusap matanya dengan hujung kain serbannya. Ia menangis, dan orang-orang yang ada di sekitarnya ikut menangis pula.

"116. Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya;" 

Mahatinggi Allah dari menciptakan makhluk dengan sia-sia, main-main dan berbuat yang tidak layak bagiNya. Sesungguhnya Dia adalah raja yang sebenarnya. Dia Mahasuci dari melakukan perbuatan tersebut.

"tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan 'Arasy Maha Mulia." 

Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang memiliki 'Arasy yang mulia. Disebutkan 'Arasy kerana 'Arasy merupakan atap bagi semua makhluk. ‘Arasy disebut karim (mulia) sifatnya kerana indah pemandangannya lagi megah bentuknya. ‘Arasy yang begitu besar diciptakan dan diaturNya, maka yang di bawahnya terlebih lagi.

"117. Dan barang siapa yang menyeru bersama Allah Tuhan yang lain, tidak ada dalil baginya dengannya," 

Allah s.w.t. mengancam orang yang mempersekutukanNya dengan yang lain dan menyembah selainNya bersama Dia. Padahal mereka tidak mempunyai sebarang bukti pun yang menguatkan perbuatannya. Tiada dalil yang melandasi pendapatnya yang demikian itu. Bahkan bukti yang ada menunjukkan batilnya menyembah selain Allah. Namun merekatetap berpaling dan membangkang.

Nabi s.a.w. bertanya kepada seorang lelaki, "Apakah yang kamu sembah?" Lelaki itu menjawab, "Saya menyembah Allah, juga menyembah ini dan ini," sambil menyebut nama beberapa berhala sembahannya yang lain.

Rasulullah s.a.w. bertanya, "Manakah di antara sembahanmu itu bila kamu tertimpa musibah, lalu kamu menyerunya dan dia melenyapkan musibah itu darimu?" Si lelaki itu menjawab, "Allah Yang Mahaagung lagi Mahamulia."

Rasulullah s.a.w. bertanya, "Siapakah di antara sesembahan-sesembahanmu itu yang bila kamu mempunyai suatu keperluan, lalu kamu menyerunya, maka dia memberikan kepadamu apa yang kamu perlukan?" Si lelaki menjawab, "Allah Yang Mahaagung lagi Mahamulia."

Nabi s.a.w. bertanya, "Lalu apakah yang mendorongmu menyembah berhala-berhala itu di samping Dia? Ataukah kamu menyangka bahawa berhala-berhala itu dapat mengalahkan Dia?" Si lelaki berkata dalam jawabannya, "Saya bermaksud mengungkapkan rasa syukur saya kepadaNya melintas menyembah berhala-berhala itu."

Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Kalian mengetahui, tetapi kalian tidak mengamalkannya." Setelah lelaki itu masuk Islam, ia berkata, "Saya telah bersua dengan seseorang yang mendebat saya."

"maka sungguh hanyalah hisabnya di sisi Tuhannya." 

Maka mereka akan menghadap Allah s.w.t. Dia kelak akan memperhitungkan perbuatannya itu dan memberikan balasan terhadapnya.

"Sesungguhnya tidak beruntung orang-orang kafir." 

Mereka kelak di hari kiamat di hadapan Allah s.w.t. tidak mendapat keuntungan dan keselamatan sedikit pun.

Allah s.w.t. berfirman mengajarkan suatu ucapan doa kepada Nabi Muhammad s.a.w.

"118. Dan katakanlah, "Tuhanku, berilah ampunan dan rahmat,""

Berilah ampun agar kami selamat dari semua yang tidak diinginkan. Ampunan ertinya Allah menghapus dosa-dosanya dan menyembunyikannya dari manusia. Berilah rahmat agar dengan rahmatMu kami dapat mencapai semua kebaikan. Rahmat ertinya diberikan bimbingan dan taufik oleh Allah dalam semua ucapan dan perbuatannya.

"dan Engkau sebaik-baik Pemberi rahmat."

Setiap yang memiliki rasa kasihan kepada seorang hamba, maka Allah lebih baik lagi daripadanya. Dia lebih sayang kepada hambaNya daripada seorang ibu terhadap anaknya dan daripada rasa sayang seseorang terhadap dirinya sendiri.

Selesai tafsir surah Al Mu’minun dengan pertolongan Allah dan taufiqNya. Walhamdulillahi Rabbil 'aalamiin.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...