Khamis, 28 September 2017

4:58 Tafsir Surah An Nisa, ayat 58.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا (٥٨)

Ketika Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslimin mendapat Fathu Makkah (kemenangan atas Makkah), Beliau memanggil Usman ibnu Abu Talhah (juru kunci atau pelayan Ka'bah). Setelah Usman menghadap, Beliau s.a.w. bersabda, "Berikanlah kunci itu kepadaku." Lalu Usman ibnu Talhah mengambil kunci itu untuk diserahkan kepada Nabi s.a.w.

Ketika ia mengulurkan tangannya kepada Nabi s.a.w., maka Al Abbas datang menghampirinya dan berkata, "Wahai Rasulullah, semoga ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, berikanlah jabatan sadanah ini bersama jabatan siqayah kepadaku." Maka Usman menarik kembali tangannya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Hai Usman, serahkanlah kunci itu kepadaku." Maka Usman mengulurkan tangannya untuk menyerahkan kunci. Tetapi Al Abbas mengucapkan kata-katanya yang tadi. Maka Usman menarik kembali tangannya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Hai Usman, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian, serahkanlah kunci itu." Maka Usman memberikan kunci itu kepada Nabi sambil berkata, "Terimalah dengan amanat dari Allah."

Rasulullah s.a.w. mengambil kunci itu dan membuka pintu Ka'bah. Lalu Nabi s.a.w. masuk ke dalamnya. Beliau s.a.w. mematahkan patung burung merpati yang dibuat dari kayu dengan tangannya, lalu membuangnya.

Beliau s.a.w. memasukkan patung Nabi Ibrahim a.s. sedang memegang piala yang biasa mereka pakai untuk mengundi ke dalam sebuah bekas besar yang berisikan air. Beliau s.a.w. mengeluarkan maqam Ibrahim dari dalam Ka'bah dan meletakkannya pada dinding luar Ka'bah.

Rasulullah s.a.w. melakukan tawaf di Ka'bah. Pada saat itu turunlah Malaikat Jibril. Kemudian Beliau s.a.w. membacakan firmanNya,

"58. Sesungguhnya Allah menyuruh kalian agar kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya," 

Walaupun ayat ini turun berkenaan dengan sebab tertentu, namun berlaku umum berdasarkan qarinah (tanda) jama' (yang diperuntukkan untuk semua). Ayat ini bersifat umum, perintah terhadap semua orang, baik yang berbakti, yang bertakwa maupun orang yang derhaka.

Allah s.w.t. memerintahkan agar amanat-amanat itu disampaikan kepada yang berhak menerimanya atau wakilnya. Amanat itu hendaklah ditunaikan secara sempurna; tidak dikurangi dan tidak ditunda-tunda. Jika tidak diserahkan kepada yang berhak menerimanya, maka sama saja belum menunaikan amanat.

Amanat ialah sesuatu yang dipercayakan. Ia adalah semua hal yang dibebankan atau diperintahkan kepada manusia untuk melakukannya dan semua hal yang dilarang mereka mengerjakannya.

Amanat ilmu adalah ilmu yang diamanahkan Allah kepada ulama, sarjana dan sebagainya. Ia hendaklah dijaga, tidak disembunyikan, diterangkan hukum dan sebagainya.

Amanat dari Allah kepada hambanya seperti tubuh dirinya, panca indera, akalnya, agama dan sebagainya. Manusia diamanatkan untuk beribadah seperti solat, zakat, puasa, kifarat, nazar dan sebagainya. Semuanya itu mesti dipeliharanya dengan sebaik-baiknya.

Hak Allah atas hambaNya adalah menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan selainNya. Hak hamba atas Allah adalah Dia tidak akan menyiksa hamba yang tidak menyekutukanNya dengan selainNya.

Amanat manusia sesama manusia, baik berupa harta maupun berbentuk rahsia yang dipercayakan kepada kita. Amanat dalam jabatan adalah dengan memenuhi kewajibannya. Amanat dalam harta adalah dengan menjaganya dan mengembalikan kepada pemiliknya secara utuh.

Amanat dalam rahsia adalah dengan menyembunyikannya. Maka adalah satu kewajiban kita untuk menyimpannya dengan sebaik-baiknya dan haram membukanya kepada orang lain tanpa izin orangnya atau pihak yang mengamanatkan.

Amanat manusia kepada dirinya sendiri ialah, mengutamakan kebaikan bagi dirinya dan menjaga dirinya itu dari segala apa yang dapat mendatangkan bahaya kepadanya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sampaikanlah amanat itu kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah kamu berkhianat terhadap orang yang berkhianat kepadamu."

Maka Allah s.w.t. memerintahkan agar amanat ditunaikan kepada yang berhak menerimanya. Barang siapa yang tidak melakukan hal tersebut di dunia, maka ia akan dituntut nanti di hari kiamat dan dihukum kerananya.

Sesungguhnya syahadat itu menghapus semua dosa kecuali amanat. Di hari kiamat kelak, semua hak itu benar-benar akan disampaikan kepada pemiliknya. Sampaikanlah semua jenis amanat yang diwajibkan bagi manusia menyampaikannya. Setiap orang diminta menunaikan amanat yang belum ditunaikan, walaupun yang gugur di jalan Allah.

Termasuk juga hak-hak yang menyangkut sesama hamba-hamba Allah, seperti semua titipan dan lain-lainnya yang merupakan subjek titipan tanpa ada bukti yang menunjukkan ke arah itu. amanat jabatan, harta, rahsia, yang dipercayakan kepada seseorang, perkara-perkara yang hanya diketahui oleh Allah dan tiada seorang hamba pun yang melihatnya.

"dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian menetapkannya dengan adil." 

Allah s.w.t. memerintahkan para umara (para penguasa) menunaikan amanat kehakiman peradilan dengan menetapkan hukum dan memutuskan perkara di antara manusia dengan adil, baik dalam masalah darah, harta, kehormatan; hal kecil maupun besar. Begitu juga kepada kerabat maupun bukan, kawan maupun lawan dan orang baik maupun orang jahat.

Termasuk juga dalam amanat ini, keadilan dari pihak pemerintah, sebagai satu amanat yang mesti dipeliharanya dengan sebaik-baiknya.

Adil di sini bermaksud mengikuti syari'at Allah melalui lisan RasulNya s.a.w. seperti dalam masalah ahkam (hukum) maupun hudud. Hal ini menghendaki agar kita mengetahui keadilan itu agar dapat memutuskan dengannya.

Sesungguhnya Allah s.w.t. sentiasa bersama hakim selagi ia tidak aniaya. Apabila ia berbuat aniaya dalam keputusannya, maka Allah menyerahkan dia kepada dirinya sendiri (menjauh darinya). Berbuat adil selama sehari lebih baik daripada melakukan ibadah empat puluh tahun.

"Sesungguhnya Allah sebaik-baik apa yang Dia ajari kalian denganNya." 

Allah s.w.t. memuji syari'atNya kerana di dalamnya mengandung maslahat manusia di dunia dan akhirat serta menghindarkan madharat. Yang demikian kerana yang menetapkannya adalah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Dia mengetahui maslahat yang terbaik bagi hamba yang mereka tidak mengetahuinya.

Allah s.w.t. memerintahkan kepada kalian untuk menyampaikan amanat-amanat tersebut dan memutuskan hukum dengan adil di antara manusia serta lain-lainnya yang termasuk perintah-perintahNya dan syariat-syariatNya yang sempurna lagi agung dan mencakup semuanya.

"Sesungguhnya Allah, Dia Maha Mendengar Maha Melihat."

Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat segala sesuatu. Dia Mendengar semua ucapan dan perkataan kalian. Dia melihat semua tindakan dan perbuatan kalian.

Setelah ayat ini diturunkan, Rasulullah s.a.w. memanggil Usman ibnu Abu Talhah dan memberikan kunci Ka'bah kepadanya. Beliau s.a.w. bersabda kepadanya, "Inilah kuncimu, hai Usman, hari ini adalah hari penyampaian amanat dan kebajikan."

Menjelang wafatnya Usman, kunci itu diserahkan kepada sepupunya Syaibah. Tugas pengurusan Ka'bah berpindah kepadanya hingga turun-temurun ke anak cucunya sampai sekarang.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...