Selasa, 12 September 2017

47:20-24 Tafsir Surah Muhammad, ayat 20-24.

وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا لَوْلا نُزِّلَتْ سُورَةٌ فَإِذَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ مُحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَأَوْلَى لَهُمْ (٢٠) طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الأمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ (٢١) فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ (٢٢) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ (٢٣) أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (٢٤)

Allah s.w.t. berfirman, 

"20. Dan berkata orang-orang yang beriman," 

Mereka meminta perkara yang berat dengan terburu-buru.

"Mengapa tidak diturunkan suatu surah?" 

Surah yang dimaksudkan ialah surah yang berisi perintah untuk memerangi orang-orang kafir.

"Maka apabila diturunkan suatu surah jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya perang, kamu lihat orang-orang yang dalam hati mereka penyakit, mereka memandang kepadamu pandangan orang yang pengsan dari kematian." 

Mereka akan memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pengsan kerana takut mati. Mereka ini adalah kaum munafik.

"Maka lebih utama bagi mereka." 

Tetapi yang lebih patut bagi mereka. Selanjutnya Allah s.w.t. menyarankan sikap yang terbaik.

"21. Ketaatan dan perkataan yang baik." 

Mereka sepatutnya melaksanakan perintah pada saat itu dan mengerahkan kemampuan mereka untuknya serta tidak meminta disyariatkan hal yang masih berat bagi mereka dan agar mereka bergembira atas perlindungan Allah dan maafNya.

"Maka apabila ditetapkan perintah perang, maka jika mereka benar-benar kepada Allah," 

Sebab apabila perintah ditetapkan, jika mereka benar-benar kepada Allah, mereka memohon pertolongan kepadaNya dan mengerahkan kemampuan untuk menaatiNya, 

"tentu ia lebih baik bagi mereka." 

Yang demikian itu lebih baik bagi mereka daripada keadaan mereka pertama tadi. Hal itu dikeranakan beberapa sebab, di antaranya:

- Seorang hamba adalah lemah dari berbagai sisi dan tidak mempunyai kemampuan kecuali orang yang dibantu Allah. Oleh kerana itu, janganlah ia meminta lebih dari itu.

- Jika jiwa seseorang sudah terikat dengan masa mendatang, maka ia akan lemah beramal dengan amal hariannya dan amal untuk masa mendatang. Hal itu, kerana perhatiannya pindah kepada yang lain, sedangkan amal tergantung pada perhatiannya, adapun masa mendatang, maka tidaklah datang kecuali setelah semangatnya menjadi lemah sehingga ia tidak terbantu.

- Seorang hamba yang mengharapkan sesuatu di masa mendatang dengan keadaannya yang malas pada waktu itu, maka mirip dengan orang yang bersumpah yang sudah menetapkan dengan kemampuannya terhadap perkara di masa mendatang sehingga berpeluang besar ia tidak dapat meraihnya dan tidak dapat melakukan hal yang telah ditekadkannya.

Oleh kerana itu, hal yang patut dilakukan oleh seorang hamba adalah mengumpulkan cita-cita, fikiran dan semangatnya terhadap perkara pada saat itu dan mengerjakannya sesuai kesanggupan, lalu setiap kali datang waktu, ia menghadapinya dengan semangat dan cita-cita tinggi sambil meminta pertolongan kepada Tuhannya, maka orang ini layak memperoleh taufiq dalam semua urusannya.

"22. Maka apakah sekiranya kalian, jika kalian berkuasa," 

Selanjutnya Allah s.w.t. menyebutkan keadaan orang yang berpaling dari ketaatan Tuhannya, bahawa keadaannya bukan kepada kebaikan tetapi kepada keburukan.

"untuk kalian membuat kerosakan di bumi dan kalian memutuskan hubungan keluarga kalian?" 

Iaitu kembali mengerjakan perbuatan orang-orang jahiliyyah. Keadaannya ada dua macam; samada tetap di atas ketaatan kepada Allah dan mengerjakan perintahNya sehingga dia memperoleh kebaikan, petunjuk dan keberuntungan, 

atau malah berpaling dari ketaatan kepada Allah sehingga yang terjadi adalah mengadakan kerosakan di bumi dengan mengerjakan maksiat serta memutuskan tali silaturrahim.

"23. Merekalah itulah orang-orang yang Allah kutuk mereka," 

Iaitu dijauhkan dari rahmatNya dan didekatkan dengan kemurkaanNya.

"lalu Dia tulikan mereka," 

Dari mendengarkan yang hak. Allah s.w.t. menjadikan mereka tidak dapat mendengar sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Mereka memang boleh mendengar, tetapi mendengarnya bukan untuk tunduk dan menerima, bahkan hanya menegakkan hujjah Allah atas mereka. 

"dan membutakan penglihatan mereka." 

Dari melihat petunjuk. Mereka mempunyai mata, akan tetapi mereka tidak dapat melihat ibrah (pelajaran) dan ayat-ayat dengan matanya itu serta tidak melihat bukti dan keterangan.

"24. Maka apakah mereka tidak merenungi Al Qur’an," 

Yakni apakah mereka yang berpaling itu tidak mentadabburi Al Qur’an dan memperhatikannya dengan sebaik-baiknya, dimana jika mereka memperhatikannya sebaik-baiknya tentu ia (Al Qur’an) akan menunjukkkan mereka kepada semua kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan serta memenuhi hati mereka dengan iman dan keyakinan, menyampaikan mereka kepada tuntutan yang tinggi, serta memberikan hadiah yang mahal, menerangkan kepada mereka jalan kepada Allah dan kepada syurgaNya. 

Demikian pula mengenalkan mereka kepada Tuhan mereka, nama-namaNya, sifatNya, dan ihsanNya serta akan membuat mereka rindu kepada pahala yang besar dan membuat mereka takut kepada azab yang buruk.

Demikian pula dengan Al Qur’an, mereka dapat mengetahui yang hak (kebenaran).

"atau atas hati penutupnya?" 

Ataukah hati mereka sudah terkunci oleh keburukan sehingga tidak dapat dimasuki kebaikan, dan tidak dapat memahaminya?

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...