Isnin, 6 November 2017

4:59 Tafsir Surah An Nisa, ayat 59.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)

Rasulullah s.a.w. pernah mengirimkan suatu pasukan khusus di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid, di dalam pasukan itu terdapat Ammar ibnu Yasir. Mereka berjalan menuju tempat kaum yang dituju oleh mereka; dan ketika berada di dekat tempat tersebut, mereka turun beristirehat kerana hari telah malam.

Kemudian mereka diketahui oleh mata-mata kaum yang dituju mereka, lalu mata-mata itu memberitahukan kepada kaumnya akan kedatangan mereka. Maka kaumnya pergi melarikan diri meninggalkan tempat mereka kecuali seorang lelaki yang memerintahkan kepada keluarganya agar semua barang mereka dikemasi. Kemudian dia sendiri pergi dengan berjalan kaki di kegelapan malam hari menuju ke tempat pasukan Khalid ibnul Walid.

Setelah dia sampai di tempat pasukan kaum muslim, maka dia menanyakan tentang Ammar ibnu Yasar, lalu dia datang kepadanya dan mengatakan, "Hai Abul Yaqzan, sesungguhnya sekarang aku masuk Islam dan bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahawa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Sesungguhnya kaumku setelah mendengar kedatangan kalian; mereka semuanya melarikan diri, tetapi aku tetap tinggal di tempat. Maka apakah Islamku ini dapat bermanfaat bagiku esok pagi nanti? Jika tidak, maka aku pun akan ikut lari."

Ammar menjawab, "Tidak, bahkan Islammu dapat bermanfaat untuk dirimu. Sekarang pulanglah, dan tetaplah di tempat tinggalmu!" Lalu lelaki itu pulang dan menetap di tempatnya.

Pada keesokan harinya Khalid ibnul Walid datang menyerang, dan ternyata ia tidak menemukan seorang pun dari musuhnya selain lelaki tadi, lalu Khalid menawannya dan mengambil semua hartanya.

Ketika sampai berita itu kepada Ammar, maka Ammar datang kepada Khalid dan mengatakan kepadanya, "Lepaskanlah lelaki ini, kerana sesungguhnya dia telah masuk Islam, dan sesungguhnya dia telah berada di bawah perlindunganku." Khalid berkata, "Atas dasar apakah kamu memberi perlindungan?"

Keduanya bertengkar, dan akhirnya keduanya melaporkan peristiwa itu kepada Rasulullah s.a.w. Maka Rasulullah s.a.w. memperbolehkan tindakan Ammar, tetapi melarangnya mengulangi perbuatannya lagi, iaitu memberikan perlindungan tanpa izin pemimpin pasukan. Keduanya masih terus berbalas caci-maki di hadapan Rasulullah s.a.w.

Maka Khalid berkata, "Wahai Rasulullah, apakah engkau biarkan saja hamba yang hina ini mencaciku?" Rasulullah s.a.w. menjawab, "Hai Khalid, janganlah engkau mencaci Ammar, kerana sesungguhnya barang siapa yang mencaci Ammar, Allah membalas mencacinya; dan barang siapa yang membenci Ammar, Allah membalas membencinya; dan barang siapa yang melaknat Ammar, maka Allah membalas melaknatnya."

Ammar masih dalam keadaan emosi. Maka ia bangkit dan pergi, lalu diikuti oleh Khalid. Kemudian Khalid menarik bajunya dan meminta maaf kepadanya. Akhirnya Ammar memaafkannya. Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"59. Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kalian pada Allah dan taatlah pada Rasul" 

Ikutilah ajaran KitabNya (Al Qur'an) dan amalkanlah sunnah-sunnah Rasulullah s.a.w. Kerjakanlah yang wajib maupun yang sunat dan jauhilah larangan.

"dan ulil amri di antara kalian." 

Taatlah kalian kepada semua perintah pemegang kekuasaan, iaitu pemerintah, para hakim dan para mufti (ulama). Urusan manusia baik agama maupun dunia tidak akan baik kecuali dengan tunduk dan menaati mereka. Ketaatan kepada mereka adalah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan sambil berharap pahala dari sisiNya, bukan derhaka kepada Allah.

Pemerintah walaupun yang zalim juga mesti ditaati, namun hanya dalam perkara yang ma’ruf, kebaikan dan kebajikan. Jika mereka memerintahkan maksiat atau menganjurkan untuk berbuat derhaka terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta, maka tidak boleh tunduk dan tidak boleh patuh.

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Ingatlah! Barang siapa yang dipimpin oleh seorang pemimpin, lalu ia melihat pemimpinnya melakukan sebuah kemaksiatan kepada Allah. Maka bencilah maksiat yang dilakukannya, namun jangan keluar dari ketaatan kepadanya (memberontak).”

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Kelak sesudahku kalian akan diperintah oleh para pemimpin, maka ada pemimpin yang bertakwa yang memimpin kalian dengan ketakwaannya, dan ada pemimpin derhaka yang memimpin kalian dengan kederhakaannya. Maka tunduk dan patuhlah kalian kepada mereka dalam semua perkara yang sesuai dengan kebenaran, dan bantulah mereka. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikannya bagi kalian dan mereka. Dan jika mereka berbuat buruk, maka baik bagi kalian dan buruk bagi mereka."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barang siapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu hal yang tidak disukainya, hendaklah ia bersabar. Kerana sesungguhnya tidak sekali-kali seseorang memisahkan diri dari jamaah sejauh sejengkal, lalu ia mati, melainkan ia mati dalam keadaan mati Jahiliah."

Ibnu Abbas mengatakan bahawa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Huzafah ibnu Qais ibnu Addi ketika ia diutus oleh Rasulullah s.a.w. untuk memimpin suatu pasukan khusus.

Nabi s.a.w. mengirimkan sariyyah dan mengangkat seorang Ansar sebagai pimpinannya dan memerintahkan mereka untuk menaatinya. Semasa mereka berangkat, lelaki Ansar itu menjumpai sesuatu pada diri mereka. Maka dia berkata kepada mereka, "Bukankah Rasulullah s.a.w. telah memerintahkan kalian menaatiku?"

Mereka menjawab, "Memang benar." Lelaki Ansar itu berkata, "Kumpulkanlah kayu bakar buatku." Setelah itu lelaki Ansar tersebut meminta api, lalu kayu itu dibakar. Lelaki Ansar itu berkata, "Aku bermaksud agar kalian benar-benar memasuki api itu."

Seorang pemuda berkata, "Sesungguhnya jalan keluar bagi kalian dari api ini hanyalah kepada Rasulullah. Kerana itu, kalian jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kalian agar memasuki api itu, maka masukilah."

Kemudian mereka kembali menghadap Rasulullah s.a.w. dan menceritakan hal itu kepadanya. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Seandainya kalian masuk ke dalam api itu, nescaya kalian tidak akan keluar untuk selama-lamanya. Sebenarnya ketaatan itu hanya dalam dalam hal yang ma'ruf (kebaikan atau wajar)."

"Maka jika kalian berselisih dalam sesuatu, maka kembalikan ia kepada Allah dan Rasul," 

Jika kalian berlainan pendapat baik dalam masalah usuluddin (dasar-dasar agama) maupun furu' (cabang-cabangnya), maka rujuklah kepada penilaian Al Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w.

Di dalamnya terdapat penyelesai terhadap masalah khilafiyyah, baik dengan ketegasannya, keumumannya, isyaratnya, perhatian darinya, mafhum daripadanya atau dari keumuman maknanya, di mana semua yang masih samar diqiaskan dengannya.

Maka apa yang diputuskan oleh Kitabullah dan Sunnah Rasulullah yang dipersaksikan kesahihannya, maka hal itu adalah perkara yang hak. Tiadalah sesudah perkara yang hak, melainkan hanya kebatilan belaka.

"jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir." 

Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, kembalikanlah semua perselisihan dan kebodohan itu kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, lalu carilah keputusan masalah yang kalian perselisihkan itu kepada keduanya.

Barang siapa yang tidak menyerahkan keputusan hukum kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya di saat berselisih pendapat, dan tidak mahu merujuk kepada keduanya, maka dia bukan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Ia bukanlah seorang mukmin yang sesungguhnya, bahkan dia sama saja beriman kepada thagut.

"Demikian itu lebih baik dan sebaik-baik kesudahan."

Menyerahkan keputusan dan merujuk kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya dalam menyelesaikan perselisihan pendapat merupakan hal yang sepatutnya kalian lakukan daripada berkata menurut pendapat kalian sendiri. Demikian itu lebih dekat kepada kebenaran, lebih baik akibat dan penyelesaiannya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...