Sabtu, 10 Februari 2018

9:34-35 Tafsir Surah At Taubah, ayat 34-35.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الأحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (٣٤) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لأنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ (٣٥)

Allah s.w.t. berfirman,

"34. Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya kebanyakan ulama-ulama Yahudi dan rahib-rahib Nasrani, sungguh mereka memakan harta manusia dengan batil" 

Sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani menukar agama mereka dengan duniawi.

Melalui kedudukan, kehormatan dan kepimpinan mereka, mereka membebankan kepada para pengikutnya untuk membayar ufti, hadiah dan pajak untuk kepentingan diri mereka sendiri.

Mereka menerima risywah (sogokan) dalam masalah hukum atau berfatwa dan memutuskan tidak sesuai dengan apa yang Allah turunkan.

Setelah Allah s.w.t. mengutus RasulNya, mereka tetap menjalankan kesesatan, kekufuran dan keingkaran mereka kerana ketamakan mereka untuk mempertahankan kedudukan tersebut.

Tetapi Allah s.w.t. memadamkannya dengan nur (cahaya) kenabian, mencabutnya dari mereka, memberi ganti mereka dengan kehinaan dan dipandang remeh, serta mereka kembali dengan membawa murka dari Allah s.w.t.

Nabi s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya kalian benar-benar akan meniru perbuatan orang-orang sebelum kalian, satu langkah demi satu langkah." Para sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksudkan adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?" Nabi s.a.w. menjawab, "Lalu siapa lagi?"

"dan mereka menghalang-halangi dari jalan Allah." 

Mereka mengeluarkan hartanya untuk menghalang-halangi manusia dari agama Allah, supaya tidak mengikuti jalan yang benar dan mencampuradukkan perkara yang hak dengan perkara yang batil.

Lalu mereka menampakkan di kalangan orang-orang bodohnya bahawa mereka menyeru kepada kebaikan. Padahal kenyataannya mereka adalah para penyeru kepada neraka, dan kelak di hari kiamat mereka tidak akan mendapat pertolongan.

Maka janganlah kalian meniru mereka dalam ucapan dan keadaan. Berwaspadalah kalian terhadap ulama su' (ulama yang jahat) dan ahli ibadah yang sesat. Para ulama yang rosak lebih mirip dengan orang Yahudi dan ahli ibadah yang rosak lebih mirip dengan orang Nasrani.

"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan mereka tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berilah mereka khabar gembira dengan azab yang pedih."

Nabi s.a.w. bersabda, "Celakalah bagi emas, celakalah bagi perak." Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Hal tersebut terasa berat oleh para sahabat, dan mereka mengatakan, "Harta apakah yang boleh kami miliki?"

Maka Umar r.a. berkata, "Aku akan mempertanyakan hal ini buat kalian." Umar r.a. bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya sahabat-sahabatmu merasa keberatan. Mereka menanyakan harta apakah yang boleh mereka miliki?"

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Lisan yang sentiasa berzikir kepada Allah, hati yang sentiasa bersyukur, dan isteri yang membantu seorang di antara kalian untuk agama (urusan akhirat)nya."

Ketika ayat ini diturunkan, hal itu terasa berat oleh kaum muslim, dan mereka mengatakan, "Tiada seorang pun di antara kita yang bakal meninggalkan harta simpanan sepeninggalnya buat anak-anaknya." Maka Umar r.a. berkata, "Aku akan memberi jalan kepada kalian."

Maka Umar r.a. pergi menghadap Nabi s.a.w., dan kepergiannya itu diikuti oleh Sauban, lalu Umar bertanya, "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya sahabat-sahabatmu merasa keberatan dengan ayat ini."

Maka Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak memfardukan zakat kecuali hanya untuk membersihkan harta kalian yang masih tersisa (tersimpan), dan sesungguhnya Allah telah memfardukan mawaris (pembahagian waris) hanyalah terhadap harta kalian yang masih tersisa sepeninggal kalian." Setelah mendengar jawaban itu Umar r.a. bertakbir.

Kemudian Nabi s.a.w. bersabda lagi kepadanya, "Mahukah aku ceritakan kepadamu tentang simpanan yang paling baik buat seseorang? Iaitu wanita (isteri) yang soleh, apabila suami memandangnya, maka dia membuat suaminya gembira; dan apabila suami memerintahinya, maka dia menaati suaminya; dan apabila suami tidak ada di tempat, maka dia memelihara kehormatan suaminya."

Harta benda yang tidak dibayarkan zakatnya dinamakan al kanzu (harta simpanan), walaupun harta tersebut disimpan di bawah bumi lapis ketujuh. Harta benda yang ditunaikan zakatnya tidak dinamakan al kanzu, walaupun ditanam di bawah bumi lapis ketujuh.

Mereka yang dimaksudkan adalah orang-orang yang mengumpul dan menahan harta bendanya dengan tidak mengeluarkan nafkah yang wajib seperti zakat, nafkah kepada keluarga dan nafkah di jalan Allah yang menjadi wajib ketika sangat diperlukan. Mereka membelanjakannya untuk yang batil, seperti untuk maksiat.

Mereka yang disebutkan oleh ayat ini merupakan golongan pemimpin manusia. Sesungguhnya manusia itu merupakan beban bagi para ulama, semua hamba Allah dan orang-orang yang memiliki harta. Apabila keadaan mereka rosak, maka keadaan manusia pun rosak juga.

Beritahukanlah kepada mereka bahawa bergembiralah dengan harta benda mereka itu, dengan harta benda itulah mereka akan mendapat siksaan yang pedih.

"35. Pada hari dipanaskan atasnya dalam neraka Jahannam, maka diseterika dengannya dahi mereka, dan lambung mereka, dan punggung mereka." 

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidak sekali-kali seseorang tidak menunaikan zakat harta bendanya melainkan akan dijadikan baginya kelak di hari kiamat lempengan-lempengan dari api, lalu diseterikakan ke lambung, dahi, dan punggungnya dalam suatu hari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun, hingga perkara hisab di antara sesama hamba diselesaikan. Kemudian diperlihatkan jalan yang akan ditempuhnya, adakalanya ke syurga, dan adakalanya ke neraka."

Sebagaimana harta benda tersebut sangat disayangi oleh pemiliknya, maka kelak di hari akhirat harta benda itu berubah wujud menjadi sesuatu yang paling membahayakan pemiliknya.

Harta benda itu dipanaskan di dalam neraka Jahanam yang panasnya tak terperi, lalu dibakar atau diselar wajah, rusuk dan belakang mereka dengannya. Mereka dikecam, dihina dan diejek,

"Ini apa yang kalian simpan untuk diri kalian, maka rasakanlah apa yang kalian simpan." 

Pembalasan itu kerana sikap mereka dahulu yang suka menghimpun harta benda, lebih mementingkannya daripada keridhaan Allah dan menahan harta benda itu dirinya sendiri. Maka dengan harta benda itu jugalah mereka disiksa.

Sesungguhnya barang siapa yang mencintai sesuatu hingga dia mengutamakannya lebih dahulu atas taat kepada Allah, maka dia akan diazab dengannya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila seseorang ingin menyimpan emas dan perak, maka simpanlah (hafalkanlah) kalimat-kalimat berikut, 'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kesabaran dalam mengerjakan perkara (agama) ini dan keteguhan hati dalam hidayah. Dan aku memohon kepada Engkau (jadikanlah diriku orang yang) bersyukur atas nikmatMu. Aku memohon kepada Engkau (jadikanlah diriku orang yang) beribadah kepadaMu dengan baik. Aku memohon kepada Engkau (anugerahilah diriku) hati yang selamat. Aku memohon kepada Engkau (anugerahilah diriku) lisan yang benar. Aku memohon kepada Engkau (anugerahilah diriku) dari kebaikan segala sesuatu yang Engkau ketahui, dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan semua yang Engkau ketahui. Dan aku memohon ampun kepada Engkau dari segala dosa yang Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui semua yang ghaib.""

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...