Sabtu, 14 April 2018

4:71-74 Tafsir Surah An Nisa, ayat 71-74.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا (٧١) وَإِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا (٧٢) وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا (٧٣) فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (٧٤)

Allah s.w.t. berfirman memerintahkan,

"71. Wahai orang-orang yang beriman, ambillah oleh kalian kewaspadaan kalian,"

Berwaspadalah dan bersiap siagalah kalian terhadap musuh-musuh kalian. Siapkanlah semua sebab yang dapat digunakan untuk berjihad di jalan Allah, menghadapi, memerangi, menolak makar dan melemahkan kekuatan orang-orang kafir, seperti membuat tempat pertahanan, membuat senjata, memperbanyakkan pasukan, kenderaan dan latihan ketenteraan.

"maka pergilah kalian berkelompok-kelompok"

Subatin bermaksud berkelompok-kelompok. Majulah kalian ke medan perang secara kumpulan demi kumpulan dan pasukan demi pasukan, seperti mengirim sariyyah (pasukan kecil).

"atau pergilah bersama-sama!"

Jami'a bermaksud bersama-sama. Atau majulah kalian beramai-ramai dan serentak menjadi satu dalam medan pertempuran.

Berangkatlah kalian secara berkelompok-kelompok atau bersama-sama dengan mempertimbangkan maslahatnya.

"72. Dan sesungguhnya di antara kalian ada orang yang sangat berlambat-lambat."

Di antara kalian ada ramai orang yang sangat enggan ke medan perang dan bersikap lambat untuk berjihad. Mereka adalah orang-orang mukmin yang lemah iman. Mereka tidak berani berjihad.

Ada yang mengatakan bahawa mereka adalah orang-orang munafik. Mereka enggan berjihad, menganjurkan orang lain untuk tidak berjihad, bahkan menghalang-halangi orang lain untuk ikut berjihad, seperti yang dilakukan oleh Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul.

"Maka jika menimpa kalian musibah,"

Jika kalian ditimpa bencana seperti dikalahkan, gugur atau mati syahid, yang hanya Allah s.w.t. saja yang mengetahui hikmahnya dalam hal tersebut.

"berkata dia, "Sungguh Allah memberi nikmat atas diriku ketika tidak aku menjadi bersama mereka menyaksikan.""

Kata-kata ini diucapkan kerana kelemahan akal dan imannya. Dia menganggap bahawa Allah s.w.t. telah menganugerahkan nikmat kepadanya kerana dia tidak ikut berperang bersama-sama mereka.

Padahal dia telah terlepas nikmat yang sebenarnya iaitu taufiq untuk menjalankan ketaatan yang besar ini, yang menguatkan iman, menyelamatkan dari siksa dan kerugian, keridhaan Ar Rahman, pahala yang besar, iaitu pahala bersabar dalam peperangan atau pahala mati syahid jika gugur.

Sebenarnya cita-cita mereka hanyalah kehidupan dan kesenangan dunia. Cita-cita seperti ini adalah kerana kurangnya ilmu dan akal mereka, dan tidak mengetahuinya tentang hakikat kehidupan dunia.

Walaupun duduk tidak berangkat berjihad ada istirehat, ia hanyalah sebentar. Setelahnya adalah keletihan yang panjang, penderitaan yang besar dan tidak memperoleh apa yang diperoleh para mujahid.

"73. Dan sungguh jika menimpa kalian kurnia dari Allah, tentu dia mengatakan seakan-akan tidak ada di antara kalian dan diantaranya kasih sayang,"

Jika kalian mendapat kemenangan atau ganimah, seolah-olah dirinya bukan golongan kalian, tidak seagama dengan kalian dan tidak ada hubungan keimanan antara kalian dengan dia, tentu dia akan berkata dengan nada penyesalan,

"Wahai kiranya aku bersama mereka, maka aku akan menang kemenangan yang besar."

Dia berharap dirinya hadir dalam peperangan tersebut agar dia juga mendapat satu bahagian ganimah. Hanya itulah tujuan utama, cita-cita dan keinginannya dalam berjihad. Hanya dunia dan kesenangannya saja yang terlintas dalam hatinya.

Padahal keimanan itu menghendaki pemiliknya bersama-sama dengan kaum mukmin yang lain memikul beban demi mendatangkan maslahat dan menghindarkan madharat, merasa senang ketika ketika saudaranya mendapat kemenangan, merasa sedih ketika saudaranya mendapat kekalahan dan berusaha bersama-sama memperbaiki keadaan agama dan dunia mereka.

Tetapi kerana kelembutan Allah s.w.t., Dia tidak membuat mereka berputus asa dari rahmatNya dan tidak menutup pintunya, bahkan Dia tetap mengajaknya menutupi kekurangan itu dan menyempurnakan dirinya. Dia mengajak mereka memperbaiki dirinya dengan berbuat ikhlas dan berangkat untuk berjihad di jalanNya.

"74. Maka berperanglah di jalan Allah orang-orang yang menjual kehidupan dunia dengan akhirat."

Hendaklah orang-orang yang mengutamakan kehidupan akhirat melebihi kehidupan dunia ini berperang di jalan Allah untuk meninggikan kalimatNya, iaitu orang-orang mukmin. Mereka bersedia untuk berjihad melawan musuh kerana keimanan yang sempurna dalam dirinya.

Adapun orang-orang yang merasa berat untuk berjihad, maka tidak ada kepedulian terhadap mereka yang berjihad, baik mereka berangkat atau pun tidak. Mereka menjual agama mereka dengan perbendaharaan dunia yang sangat kecil, sedikit harganya dan tak bererti. Hal adalah kerana kekufuran dan ketiadaan iman mereka.

"Dan barang siapa yang berperang di jalan Allah lalu terbunuh atau menang, maka akan Kami berikan padanya pahala yang besar."

Semua orang yang berjihad di jalan Allah, baik dia dikalahkan ataupun mendapat kemenangan, maka Allah s.w.t. menjamin baginya pahala yang besar dan imbalan yang berlimpah, baik dengan bertambah keimanannya, mendapat ganimah, pujian yang indah dan syurga.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...