Sabtu, 1 September 2018

6:50-55 Tafsir Surah Al An’am, ayat 50-55.

قُلْ لا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلا تَتَفَكَّرُونَ (٥٠) وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلا شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (٥١) وَلا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ (٥٢)وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ (٥٣) وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٥٤) وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ (٥٥)

Allah s.w.t. berfirman kepada RasulNya Nabi Muhammad s.a.w.,

"50. Katakanlah, "Aku tidak mengatakan kepada kalian kepunyaanku perbendaharaan Allah,""

Aku tidak mengatakan kepada kalian bahawa kunci-kunci rezeki dan rahmat Allah ada padaku. Aku tidak memilikinya dan tidak mengaturnya.

"dan tidak aku mengetahui yang ghaib"

Aku juga tidak mengatakan kepada kalian bahawa aku mengetahui perkara yang ghaib, kerana sesungguhnya hal yang ghaib itu hanya diketahui oleh Allah s.w.t. saja. Aku hanya dapat mengetahui apa yang telah diperlihatkan oleh Allah kepadaku saja.

"dan tidak aku mengatakan kepada kalian sungguh aku malaikat."

Aku juga tidak mengatakan kepada kalian bahawa aku adalah malaikat. Aku tidak mendakwakan diriku melebihi kedudukan yang Allah berikan kepadaku. Janganlah kalian meminta dariku perkara yang aku tidak mendakwakannya.

"Tidaklah aku mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.”

Aku hanyalah seorang manusia yang diberi wahyu oleh Allah s.w.t. Dia telah memuliakan diriku dengan wahyu itu dan mengurniaiku dengannya sebagai nikmat dariNya. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak pernah menyimpang darinya barang sejengkal pun, tidak juga kurang dari itu.

"Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta dan orang yang melihat?" 

Terangkanlah kepada mereka bahawa orang yang buta, iaitu orang orang kafir, yang menolak dakwah, sesat dari kebenaran dan tidak mahu mengikutinya tidak sama dengan orang yang boleh melihat, iaitu orang yang beriman, yang menerima dakwah, mendapat petunjuk kepada perkara yang benar dan mengikutinya.

"Maka tidakkah kalian tidak berfikir?"

Fikirkanlah oleh kalian supaya kalian dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya, memilih sesuatu yang lebih layak dipilih dan mendahulukannya. Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.

Ada segolongan pemimpin Quraisy melintas di hadapan Nabi s.a.w. yang waktu itu sedang ditemani oleh Suhaib, Bilal, Ammar, Khabbab dan lain-lainnya dari kalangan orang-orang muslim yang daif.

Lalu para pemimpin Quraisy itu berkata, "Hai Muhammad, adakah kamu rela orang-orang itu sebagai kaummu? Adakah mereka orang-orang yang dianugerahi oleh Allah di antara kami? Patutkah kami mengikuti jejak orang-orang itu? Usirlah mereka! Barangkali jika engkau mengusir mereka, kami akan mengikutimu."

Atabah ibnu Rabi'ah, Syaibah ibnu Rabi'ah, Mut'im ibnu Addi, Al Haris ibnu Naufal, Qurazah ibnu Abdu Amr ibnu Naufal bersama sejumlah orang dari Bani Abdu Manaf, dari kalangan orang-orang kafir mereka; semuanya datang kepada Abu Talib, lalu mereka berkata, "Hai Abu Talib, mengapa anak saudaramu (Muhammad s.a.w.) tidak mengusir semua maula kita dan teman-teman sepakta kita, kerana sesungguhnya mereka semua hanyalah bekas hamba-hamba dan pelayan-pelayan kita. Apabila dia mahu mengusir mereka, maka hal itu sangat kami hargai, dan kami hormati dia di kalangan kami; lebih mendekati untuk diikuti oleh kami, dan kami akan percaya kepadanya kerana itu."

Maula yang mereka maksudkan adalah Bilal, Ammar ibnu Yasir, Salim maula Abu Huzaifah, Sabih maula Usaid.

Teman sepakta yang mereka maksudkan adalah Ibnu Mas'ud, Al Miqdad ibnu Amr, Mas'ud, Ibnul Qari, Waqid ibnu Abdullah Al Hanzali, Amr ibnu Abdu Amr, Zusy Syimalain, Marsad ibnu Abu Marsad, Abu Marsad Al Ganawi teman sepakta Hamzah ibnu Abdul Muttalib dan teman-teman sepakta lainnya.

Maka Abu Talib datang kepada Nabi s.a.w. dan membicarakan hal tersebut kepadanya. Umar ibnul Khattab r.a. memberikan pandangannya, "Jangan dahulu engkau melakukan hal itu sebelum engkau teliti benar apa yang mereka kehendaki dan apa yang mereka maksudkan dari ucapan mereka itu."

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"51. Dan berilah peringatan dengannya orang-orang yang takut mereka akan dikumpulkan kepada Tuhan mereka,"

Berilah peringatan dengan Al Qur'an yang diwahyukan kepadamu ini kerana ia merupakan peringatan kepada semua makhluk. Ia memberi manfaat hanya bagi mereka yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk pada hari kiamat nanti.

"tidak ada bagi mereka dari selain Dia seorang pelindung dan tidak seorang penolong,"

Sedangkan pada hari kiamat itu tidak ada bagi mereka kaum kerabat dan pemberi syafaat pun selain Allah dari azabNya, jika Dia berkehendak menimpakannya kepada mereka.

"agar mereka bertakwa."

Peringatkanlah akan kejadian hari kiamat ini, kerana tidak ada hakim pada hari tersebut kecuali hanya Allah s.w.t. semata agar mereka bertakwa, iaitu mengerjakan amal perbuatan di dunia ini, yang menyebabkan Allah menyelamatkan mereka pada hari kiamat nanti dari azabNya, dan Allah akan melipatgandakan pahalaNya kepada mereka dengan gandaan yang banyak.

Enam orang sahabat Nabi s.a.w. selalu menemani Rasulullah s.a.w. dan dekat dengannya untuk mendengar sabda-sabda Beliau s.a.w. Antara lain Sa'd dan Ibnu Mas'ud. Maka orang-orang Quraisy berkata, "Engkau selalu mendekati mereka dan menjauhi kami."

Ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk-duduk bersama orang mu'min yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mukmin itu, dan mereka mengusulkan supaya orang-orang mu'min itu diusir saja.

Maka Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"52. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada pagi hari dan petang hari,"

Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyembah dan memohon kepada Tuhannya di pagi dan petang hari, iaitu solat fardu. Jadikanlah mereka sebagai teman-teman dudukmu dan teman-teman dekatmu.

"mereka menghendaki wajahNya,"

Sedangkan mereka menghendaki keridaan Allah dengan amalnya itu. Mereka kerjakan semua ibadah dan amal ketaatan dengan hati yang ikhlas kerana Allah.

"Tidak ada atas kamu dari perhitungan sedikit pun,"

Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perhitungan amal perbuatan mereka jika jiwa mereka tidak diridhai.

"dan tidak dari perhitungan atas mereka sedikit pun, maka kamu mengusir mereka,"

Mereka juga tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perhitungan amal perbuatanmu yang menyebabkan kamu berhak mengusir mereka. Sesungguhnya perhitungan amal perbuatan kamu dan mereka hanyalah kepada Allah s.w.t.

"maka kamu menjadi termasuk orang-orang yang zalim."

Jika kamu mengusir mereka, akibatnya kamu termasuk orang-orang yang zalim. Maka Nabi s.a.w. mengikuti perintah Allah ini. Jika kaum mukmin yang fakir duduk, Beliau menahan diri duduk bersama mereka, berbuat baik dengan mereka dan mendekatkan mereka kepadanya.

Pada masa permulaan risalah Rasulullah s.a.w., kaum dhuafalah orang yang paling ramai mengikuti dan berada di majlis Beliau, baik dari kalangan kaum lelakinya, kaum wanitanya, hamba-hamba lelaki, maupun hamba-hamba perempuan. Hanya sedikit saja dari kalangan orang-orang yang terhormat yang mengikuti Beliau s.a.w.

"53. Dan demikianlah Kami menguji sebahagian mereka dengan sebahagian yang lain,"

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan para pemimpin kafir dari kalangan Quraisy dan para mawali serta para hulafa (teman-teman sepakta).

Demikianlah Kami telah memberikan cobaan dan ujian kepada orang yang kaya atau terhormat dengan orang yang miskin atau orang rendah.

Kami jadikan orang-orang miskin atau orang-orang rendah lebih dulu masuk Islam. Jika memang niat mereka mencari yang benar, maka mereka akan beriman dan masuk Islam tanpa memandang perbedaan sosial.

"supaya mereka berkata, "Inikah orang-orang yang Allah anugerahi atas mereka di antara kita?""

Supaya orang-orang kaya kafir Quraisy itu memandang hina kaum duafa yang beriman kepada Nabi s.a.w. Mereka tidak segan-segan menyiksa siapa saja dari kalangan kaum duafa itu yang berada di bawah kekuasaannya.

Bagi mereka, tidaklah layak bagi Allah menganugerahi petunjuk kebaikan kepada orang-orang miskin. Jika apa yang orang-orang miskin ikuti itu adalah petunjuk kebaikan, tentu orang-orang kaya yang lebih dahulu mendapatnya dan mengikutinya. Allah s.w.t. berfirman menjawab mereka,

"Bukankah Allah lebih mengetahui terhadap orang-orang yang bersyukur?"

Dia lebih mengetahui orang-orang yang bersyukur kepadaNya dengan ucapan, perbuatan dan segenap hati mereka. Orang yang bersyukur adalah orang yang mengakui nikmat Allah dan membuktikan syukurnya dengan mengerjakan amal yang soleh.

Kerana itulah Dia memberi mereka taufik dan hidayah ke jalan keselamatan, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju kepada cahaya dengan izinNya dan memberi mereka petunjuk ke jalan yang lurus.

Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan, "Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk kalian, dan tidak (pula) kepada warna kulit kalian, tetapi Allah memandang kepada kalbu dan amal perbuatan kalian."

Ketika ayat ini diturunkan, Umar r.a. bangkit dan datang kepada Nabi s.a.w., lalu dia meminta maaf kepada Nabi s.a.w. atas ucapan yang telah dikeluarkannya.

Kemudian Allah s.w.t. menurunkan firmanNya memerintahkan Nabi Muhammad s.a.w.,

"54. Dan apabila telah datang kepadamu orang-orang yang beriman terhadap ayat-ayat Kami, maka katakanlah, "Salaamun 'alaikum.""

Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, "Salaamun alaikum (selamat sejahtera untuk kalian)."

Muliakanlah mereka dan hormatilah mereka dengan menyampaikan salam kepada mereka, menjawab salam mereka, dan sampaikan berita gembira kepada mereka agar mereka semangat bahawa,

"Telah menetapkan Tuhan kalian atas diriNya rahmat,"

Tuhan kalian telah menetapkan atas diriNya kasih sayang. Dia telah mewajibkan rahmat atas diriNya Yang Mahamulia sebagai kurnia dariNya, kebaikan dan anugerahNya buat mereka. RahmatNya yang luas meliputi mereka semua.

"bahawasanya barang siapa yang berbuat di antara kalian kejahatan kerana kejahilan,"

Barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kalian kerana kebodohan, iaitu berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahawa perbuatan itu adalah maksiat kecuali setelah difikirkan lebih dahulu, derhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak dan melakukan kejahatan kerana kurang kesedaran disebabkan sangat marah atau kerana dorongan hawa nafsu.

"kemudian bertaubat setelahnya dan membuat perbaikan,"

Kemudian dia bertaubat setelah mengerjakannya dan dia memperbaiki dirinya, iaitu kembali kepada jalan yang benar, meninggalkan kebiasaan maksiatnya, menyesal terhadapnya, bertekad tidak akan mengulanginya lagi, mengerjakan apa yang diwajibkan Allah dan memperbaiki amal yang telah rosak oleh maksiat di masa mendatang.

"maka sungguh Dia Maha Pengampun Maha Penyayang."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila Allah telah menyelesaikan peradilanNya di antara makhluk semuanya, maka Dia mengeluarkan suatu kitab dari bawah 'Arasy (yang tercantum padanya), "Sesungguhnya rahmatKu mendahului murkaKu, dan Aku adalah Yang Maha Pelimpah Rahmat.” Lalu Allah menggenggam sekali atau dua kali genggaman dan mengeluarkan dari neraka sejumlah banyak makhluk yang tidak pernah melakukan suatu kebaikan pun, di antara kedua mata mereka (iaitu pada kening mereka) tertuliskan, "Orang-orang yang dimerdekakan oleh Allah (dari neraka).""

Allah s.w.t. menciptakan langit dan bumi, Dia menciptakan atau menjadikan seratus rahmat sebelum menciptakan makhluk. Kemudian Dia menciptakan makhluk dan meletakkan sebuah rahmat di antara mereka, sedangkan yang sembilan puluh sembilan rahmat Dia pegang di sisiNya.

Dengan satu rahmat itulah para makhluk berkasih sayang, saling mengasihi, saling memberi, dan saling menolong. Dengan satu rahmat itulah unta betina, lembu betina dan kambing betina mengasihi anaknya, dan ikan-ikan di laut saling beriringan.

Apabila datang hari kiamat, Allah mengumpulkan rahmat itu dengan rahmat yang ada di sisiNya, dan rahmatNya jauh lebih utama dan lebih luas.

Hak Allah yang dibebankan atas hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka menyembahNya dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu pun.

Hak hamba-hamba Allah atas Allah ialah apabila mereka melakukan hal tersebut, hendaknya Dia tidak mengazab mereka.

Allah s.w.t. telah menjelaskan hujah-hujah dan dalil-dalil sebagai jalan petunjuk dan bimbingan, dan telah dicela sikap membantah dan ingkar. Dia berfirman,

"55. Dan demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat"

Demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Quran, iaitu ayat-ayat diperlukan oleh orang-orang yang diajak bicara keterangannya secara jelas, agar jelas kelihatan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang soleh. Maka ikutilah jalan itu.

"dan agar menjadi jelas jalan orang-orang yang berbuat berdosa."

Dan agar jelas kelihatan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang berdosa yang menentang para rasul. Maka jauhilah dan hindarilah jalan itu .

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...