Khamis, 15 November 2018

10:34-36 Tafsir Surah Yunus, ayat 34-36.

قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (٣٤) قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمْ مَنْ لا يَهِدِّي إِلا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (٣٥) وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (٣٦)

Allah s.w.t. membantah dan membatalkan apa yang orang-orang musyrik akui dalam penyembahan mereka kepada selain Allah yang mereka persekutukan denganNya, iaitu berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan. Dia berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w.,

"34. Katakanlah, "Apakah dari sekutu-sekutu kalian ada orang yang memulai penciptaan, kemudian ia membalikkannya?”"

Katakanlah kepada orang-orang musyrik itu, "Apakah ada di antara sembahan-sembahan kalian itu yang mampu memulai penciptaan langit dan bumi ini, mengadakan, menebarkan, menggantikan dan membinasakan semua makhluk yang terdapat di antara keduanya, kemudian mengulangi semua penciptaan itu, iaitu menghidupkannya kembali sebagai ciptaan yang baru?"

"Katakanlah, "Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian Dia membalikkannya.""

Allahlah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian Dialah yang mengulanginya. Dialah yang berbuat semua itu, hanya Dia yang mampu melakukannya dan hanya Dia sendirilah yang melakukannya, tiada sekutu bagiNya.

"Maka bagaimanakah kalian dipalingkan?”

Maka bagaimanakah kalian dipalingkan dari jalan yang benar hingga menempuh jalan yang batil? Kalian menyembah selain Allah, sesembahan yang tidak mampu menciptakan apa-apa, bahkan mereka sendiri dicipta.

"35. Katakanlah, "Apakah dari sekutu-sekutu kalian orang yang memberi petunjuk kepada kebenaran?”"

Apakah ada di antara sembahan-sembahan kalian itu yang mampu memberikan petunjuk, bimbingan, penjelasan, arahan dan taufiq kepada orang yang sesat kepada kebenaran?

"Katakanlah, "Allah memberi petunjuk kepada kebenaran.""

Hanya Allah saja yang mampu memberikan petunjuk, membolak-balikkan hati dan bimbingan kepada orang yang bimbang dan sesat kepada kebenaran dengan dalil, keterangan yang nyata, ilham, taufiq dan membantu menempuh jalan yang lurus. Tidak ada Tuhan selain Dia.

"Maka apakah orang yang memberi petunjuk kepada kebenaran lebih berhak untuk diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali jika ia diberi petunjuk?"

Maka manakah yang lebih berhak dan lebih baik diikuti, hamba yang memberi petunjuk kepada kebenaran dan membukakan penglihatan sesudah buta, atau orang yang tidak dapat memberi petunjuk apa pun kecuali dia sendiri mendapat petunjuk dari kebutaannya?

"Maka mengapa kalian? Bagaimanakah kalian mengambil keputusan?"

Mengapa kalian berbuat demikian? Apakah yang kalian lakukan sehingga akal kalian diketepikan? Mengapa kalian menyamakan Allah dengan makhlukNya, lalu kalian meninggalkan Allah dan menyembah selainNya? Waraskah kalian ini?

Mengapa kalian tidak mengesakan Allah Yang Maha Memiliki, Maha Menguasai lagi Maha Memberi Petunjuk dari kesesatan, iaitu dengan menyembahNya semata? Mengapa kalian tidak mengikhlaskan diri hanya kepadaNya dalam berdoa dan memohon ampunan kepadaNya?

Bagaimanakah kalian mengambil keputusan? Apa yang menyebabkan kamu memberikan keputusan yang batil dengan mengesahkan penyembahan kepada selain Allah setelah tegaknya hujjah dan keterangan yang nyata bahawa hanya Allah saja yang berhak diibadahi?

Apakah alasan kalian menyembah sesembahan yang lemah dan tidak memiliki sifat yang layak dijadikan sebagai tuhan itu sebagai tuhan, bahkan memiliki segala kekurangan yang menghendaki untuk dibatalkan ketuhanannya?

Syaitan telah menghias perbuatan buruk, kesesatan dan perkara yang tidak masuk akal itu menjadi indah dihadapan kalian sehingga kalian menganggapnya sebagai perbuatan baik, petunjuk dan kebenaran.

"36. Dan tidaklah mengikuti kebanyakan mereka kecuali prasangka."

Dalam hal ini, kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan, ilusi dan bayangan mereka sendiri, mereka bertaqlid (ikut-ikutan) kepada nenek moyang mereka semata, bukan berdasarkan kepada dalil ataupun bukti. Mereka namakan sesembahan-sesembahan itu sebagai tuhan dan mereka menyembahnya atas dasar dugaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka.

"Sesungguhnya prasangka tidak berguna kebenaran sedikit pun."

Padahal dugaan itu tidak dapat menolong mereka mencapai kebenaran sedikit pun. Allah tidak pernah menurunkan suatu keterangan pun untuk menyembah sembahan-sembahan itu. Sesuatu yang diperoleh dengan dugaan sama sekali tidak dapat mengantikan sesuatu yang diperoleh dengan keyakinan.

"Sesungguhnya Allah Maha Tahu dengan apa yang mereka kerjakan."

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dia kelak akan membalas perbuatan mereka itu dengan pembalasan yang sempurna.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...