Selasa, 13 November 2018

9:42-49 Tafsir Surah At Taubah, ayat 42-49.

لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لاتَّبَعُوكَ وَلَكِنْ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنْفُسَهُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (٤٢) عَفَا اللَّهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنْتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ (٤٣) لا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (٤٤) إِنَّمَا يَسْتَأْذِنُكَ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَارْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِي رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ (٤٥) وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لأعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ (٤٦) لَوْ خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلا خَبَالا وَلأوْضَعُوا خِلالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (٤٧) لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الأمُورَ حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ (٤٨) وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلا تَفْتِنِّي أَلا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ (٤٩)

Allah s.w.t. mencela orang-orang yang tidak ikut dengan Nabi s.a.w. dalam Perang Tabuk. Mereka lebih suka tinggal di tempat, padahal mereka telah diseru untuk berangkat berperang; dengan beralasan bahawa mereka adalah orang-orang yang mempunyai uzur, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Allah s.w.t. berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w.,

"42. Kalau ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak jauh, tentu mereka mengikuti kamu,"

'Aradan qariban bermaksud ganimah (rampasan perang) yang dekat (mudah diperoleh). Qasidan bermaksud dekat, tidak berapa jauh.

Sekiranya apa yang kamu serukan kepada orang-orang munafik itu ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka akan mengikutimu. Mereka hanya bermaksud hendak mendapatkan ganimah.

"akan tetapi jauh bagi mereka jarak perjalanan yang dituju."

Syuqqah bermaksud jauh, iaitu menuju ke negeri Syam. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka sehingga mereka tidak ikut. Padahal seorang hamba yang hakiki harus menuruti perintah Allah dalam apa saja keadaannya.

"Dan mereka akan bersumpah dengan Allah, "Kalau kami sanggup, tentu kami berangkat bersama kalian.”"

Ketika kalian pulang dari medan perang kepada mereka, mereka akan bersumpah dengan nama Allah bahawa jika mereka mampu berangkat untuk berperang dan tidak tidak mempunyai uzur (halangan), tentulah mereka berangkat bersama kalian.

"Mereka membinasakan diri mereka sendiri"

Mereka membinasakan diri mereka sendiri dengan duduk tidak berperang, dengan dusta dan dengan memberitakan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

"dan Allah mengetahui bahawasanya mereka sungguh orang-orang yang dusta."

Allah mengetahui bahawa mereka sebenarnya berdusta. Tetapi Nabi s.a.w. telah memaafkan mereka yang mengemukakan uzur tanpa menguji mereka terlebih dahulu agar terbukti siapa yang benar uzurnya dan siapa yang berdusta. Maka Allah s.w.t. berfirman menegur Beliau,

"43. Allah memaafkan kamu."

Semoga Allah s.w.t. memaafkanmu terhadap sikapmu itu. Didahulukan kata “memaafkan” untuk menenangkan hati Beliau s.a.w.

"Mengapa kamu beri izin kepada mereka, hingga menjadi jelas bagi kamu orang-orang yang benar dan kamu mengetahui orang-orang yang berdusta?"

Janganlah kamu janganlah terlebih dahulu memberi izin kepada mereka untuk tidak pergi berperang dan tinggal di tempatnya, sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar atau dusta dalam alasannya, keuzurannya dan halangannya.

Sesungguhnya mereka tetap bertekad akan tinggal di tempat dan tidak mahu ikut perang, walaupun kamu tidak mengizinkan mereka tinggal di tempat.

Allah s.w.t. tidak mengizinkan sesiapa pun yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan RasulNya tidak ikut perang dan tinggal di tempatnya.

"44. Tidak akan meminta izin kepada kamu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk tidak mereka berjihad dengan harta mereka dan diri mereka."

Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Di dalam hati mereka terdapat kecintaan kepada kebaikan dan keimanan yang membuat mereka ingin berjihad.

Mereka berpandangan bahawa jihad merupakan amal pendekatan diri kepada Allah, maka ketika Allah menyerukan mereka untuk berjihad, mereka menyambutnya dengan segera dan mengerjakannya.

"Dan Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang bertakwa."

Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Mereka tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak berjihad.

"45. Sungguh hanyalah minta izin kepada kamu orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir,"

Sesungguhnya orang-orang yang akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut perang tanpa ada alasan yang membenarkannya untuk tetap tinggal di tempatnya hanyalah orang-orang yang tidak memiliki iman yang sempurna dan keyakinan yang benar.

Orang-orang yang meminta izin kepada Rasulullah s.a.w. untuk tidak berangkat terdiri daripada orang-orang yang terhormat di kalangan kaumnya. Di antara mereka ialah Abdullah ibnu Ubay ibnu Salul dan Jadd ibnu Qais.

Keinginan mereka kepada kebaikan sangat sedikit dan mereka takut berperang. Mereka tidak mengharapkan pahala Allah di hari akhirat sebagai balasan amal baik mereka.

"dan ragu-ragu hati mereka. Maka mereka dalam keragu-raguan mereka bimbang."

Hati mereka merasa ragu-ragu terhadap kebenaran dari apa yang engkau sampaikan kepada mereka. Kerana itu mereka sentiasa bimbang dalam keragu-raguannya. Mereka tenggelam di dalam kebimbangannya.

Mereka melangkahkan satu kaki, sedangkan dalam waktu yang sama mereka mengundurkan kaki yang lainnya (iaitu dalam keadaan ragu). Tidak ada langkah yang tetap bagi mereka dalam suatu urusan.

Mereka adalah kaum yang bimbang lagi binasa, tidak cenderung kepada golongan kaum mukmin, tidak juga kepada kaum kafir. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka kamu tidak akan dapat menemukan jalan selamat baginya.

"46. Dan kalau mereka hendak berangkat, tentu mereka menyiapkan untuk persiapan, akan tetapi Allah membenci keberangkatan mereka, maka Dia menahan mereka,"

Sesungguhnya telah nampak pada lahiriah orang-orang munafik itu qarinah (tanda) yang menunjukkan bahawa mereka tidak memiliki keinginan untuk pergi berperang. Uzur yang mereka kemukakan adalah batil.

Jika mereka mahu berangkat berperang bersama kamu, tentulah mereka telah menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu. Mereka sengaja tidak mempersiapkan apa-apa, menunjukkan bahawa mereka tidak ingin berangkat.

Uzur yang sesungguhnya adalah penghalang yang menghalangi seseorang ketika seseorang telah bersusah payah untuk berangkat, kemudian ada penghalang syar’i. Inilah orang yang diberi uzur. Akan tetapi Allah tidak menyukai mereka berangkat berperang bersamamu secara takdir.

Dalam qadarNya yang terdahulu maupun qadha’Nya (ketika terjadinya), walaupun Dia telah memerintahkan mereka dan mendorong mereka untuk keluar serta menjadikan mereka mampu, akan tetapi Allah dengan hikmahNya tidak membantu mereka, bahkan membiarkan, melemahkan semangat, menjadikan mereka malas dan benci untuk berangkat berperang.

"dan dikatakan, ”Duduklah kalian bersama orang-orang yang duduk.”"

Tinggallah kalian bersama orang-orang yang tinggal itu, iaitu orang-orang yang sakit, wanita dan kanak-kanak. Hal itu sebagai takdir buat mereka. Allah s.w.t. mengetahui apa yang telah terjadi, sedang terjadi, akan terjadi, tidak akan terjadi dan akibatnya jika terjadi. Dia berfirman,

"47. Kalau mereka berangkat bersama-sama kalian tidaklah mereka menambah kalian kecuali kerosakan,"

Mereka tidak akan menambah kekuatan kalian. Bahkan mereka hanya akan membiarkan kaum mukmin, membuat kekacauan, keonaran dan melemahkan hati kaum mukmin ketika melawan orang-orang kafir, kerana mereka adalah orang-orang pengecut lagi berjiwa kecil.

"dan tentu mereka bergegas maju di celah-celah barisan kalian, mereka menghendaki kalian fitnah;"

Tentu mereka akan bergegas maju ke depan di celah-celah barisan kalian, untuk mengadakan kekacauan dan perselisihan di antara kalian. Mereka akan bersegera berangkat dan berjalan di antara kalian sambil mengadu domba, dan menyebarkan permusuhan dan fitnah.

"dan di antara kalian orang-orang yang suka mendengarkan mereka."

Sedangkan di antara kaum mukmin, ada orang-orang yang kurang akal dan mudah tertipu. Mereka segan kepada kedudukan terhormat kaum munafik itu, sangat suka mendengarkan kata-kata manis mereka, menganggap baik perkataan dan cerita mereka.

Mereka taat dan menganggap kaum munafik itu sebagai pemberi nasihat, walaupun orang-orang tersebut tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari mereka. Hal itu akan membawa keburukan di kalangan kaum mukmin dan kerosakan yang besar.

"Dan Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang zalim."

Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. PengetahuanNya sempurna. Allah s.w.t. berfirman mengingatkan NabiNya terhadap orang-orang munafik.

"48. Sungguh mereka telah mencari-cari kekacauan sebelumnya dan mereka putar balikkan untuk kamu urusan"

Sejak dari dahulu pun mereka telah berusaha membuat kekacauan. Mereka menggunakan fikiran dan pendapatnya untuk membuat makar, memutarbelitkan persoalan atau mengatur berbagai macam tipu muslihat terhadap dirimu dan sahabat-sahabatmu dengan tujuan merosakkanmu, menghinakan dan memadamkan agamamu dalam kurun waktu yang panjang.

Hal ini terjadi di masa permulaan Nabi s.a.w. tiba di Madinah. Semua orang Arab bergabung menjadi satu melancarkan permusuhan mereka terhadap Beliau, dan orang-orang Yahudi Madinah serta orang-orang munafiknya giat memerangi Beliau.

"sampai datang kebenaran, dan menanglah urusan Allah, dan mereka tidak menyukai."

Tetapi apabila datang pertolongan Allah, tipu daya mereka pun kalah dan sia-sia. Allah s.w.t. memberi Beliau s.a.w. kemenangan dalam Perang Badar dan meninggikan kalimahNya. Maka Abdullah ibnu Ubay dan kawan-kawannya dari kaum munafik berkata bahawa agama ini merupakan perkara yang tidak boleh dianggap mudah.

Menanglah agama Allah. Mereka mulai masuk Islam secara beramai-ramai, padahal mereka tidak menyukainya. Keislaman mereka (orang-orang munafik) hanya di lahiriahnya saja. Setiap kali Allah memenangkan Islam dan para pemeluknya, mereka gelisah dan tidak suka.

"49. Dan di antara mereka ada orang yang berkata, "Izinkanlah saya, dan janganlah kamu membuat fitnah kepadaku.”"

Di antara orang-orang munafik itu, ada orang yang mengemukakan uzur yang lebih aneh lagi untuk tidak berperang ke Tabuk, iaitu Jadd ibnu Qais. Dia adalah salah seorang yang terkenal lagi terhormat dari kalangan Bani Salamah. Tetapi mereka menilainya seorang yang kikir.

Pada suatu hari ketika Rasulullah s.a.w. sedang bersiap-siap untuk berangkat berjihad, Beliau bersabda kepada Jadd ibnu Qais, "Hai Jadd, mengapa tahun ini kamu tidak berangkat untuk memerangi Banil Asfar (orang-orang Romawi)?"

Jadd menjawab, "Wahai Rasulullah, berilah saya izin untuk tidak berangkat, dan janganlah kamu menjerumuskan diriku ke dalam fitnah. Demi Allah, sesungguhnya semua kaumku telah mengetahui bahawa tidak ada seorang lelaki pun yang lebih suka kepada wanita selain diriku. Dan sesungguhnya aku merasa khuatir bila melihat kaum wanita Banil Asfar, maka aku tidak dapat mengekang diriku lagi dari mereka."

Maka Rasulullah s.a.w. berpaling darinya dan bersabda, "Saya memberi izin kepadamu untuk tidak berangkat." Jadd merasa takut terhadap wanita Banil Asfar sebagai alasannya untuk tidak berangkat berperang, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Maka Allah s.w.t. berfirman,

"Ketahuilah, dalam fitnah mereka terjerumus."

Kerana ucapan, keengganan berangkat berperang bersama Rasulullah s.a.w. dan sikap yang mementingkan diri sendiri itu, bererti mereka telah terjatuh ke dalam fitnah yang lebih besar dan parah, iaitu bermaksiat kepada Allah dan RasulNya serta mengerjakan dosa yang besar. Sedangkan pergi berperang, mafsadatnya sangat kecil berbanding dengan tidak berperang.

"Dan sungguh neraka Jahannam meliputi orang-orang kafir."

Sesungguhnya neraka Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. Tidak ada jalan selamat bagi mereka darinya dan tidak ada jalan untuk melarikan diri bagi mereka darinya. Neraka Jahannam itu merupakan suatu kepastian bagi mereka.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...