Isnin, 3 Disember 2018

26:192-212 Tafsir Surah Asy Syu’ara, ayat 192-212.

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٩٢) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ (١٩٣)عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (١٩٤) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ (١٩٥)وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الأوَّلِينَ (١٩٦) أَوَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ آيَةً أَنْ يَعْلَمَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ (١٩٧) وَلَوْ نَزَّلْنَاهُ عَلَى بَعْضِ الأعْجَمِينَ (١٩٨) فَقَرَأَهُ عَلَيْهِمْ مَا كَانُوا بِهِ مُؤْمِنِينَ (١٩٩) كَذَلِكَ سَلَكْنَاهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ (٢٠٠) لا يُؤْمِنُونَ بِهِ حَتَّى يَرَوْا الْعَذَابَ الألِيمَ (٢٠١) فَيَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٢٠٢) فَيَقُولُوا هَلْ نَحْنُ مُنْظَرُونَ (٢٠٣) أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ (٢٠٤) أَفَرَأَيْتَ إِنْ مَتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ (٢٠٥)ثُمَّ جَاءَهُمْ مَا كَانُوا يُوعَدُونَ (٢٠٦) مَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يُمَتَّعُونَ (٢٠٧) وَمَا أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلا لَهَا مُنْذِرُونَ (٢٠٨) ذِكْرَى وَمَا كُنَّا ظَالِمِينَ (٢٠٩) وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيَاطِينُ (٢١٠) وَمَا يَنْبَغِي لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيعُونَ (٢١١) إِنَّهُمْ عَنِ السَّمْعِ لَمَعْزُولُونَ (٢١٢) 

Allah s.w.t. berfirman menceritakan tentang Al Qur'an yang diturunkanNya kepada hamba dan RasulNya, Nabi Muhammad s.a.w.,

"192. Dan sungguh ia benar-benar diturunkan Rabb semesta alam,"

Sesungguhnya Al Qur'an yang mulia, sempurna dan agung ini benar-benar diturunkan melalui wahyu yang disampaikan kepadamu dari sisi Allah, Tuhan semesta alam, Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji, bukan dari selainNya. Dia mencipta, mengatur dan menguasai seluruh alam.

Dia mengurus kalian dengan memberikan petunjuk kepada hal yang bermaslahat bagi dunia dan badan kalian. Dia menurunkan kitab yang agung dan mulia ini (Al Qur’an) yang mengandungi banyak manfaat, kebaikan, kebijaksanaan, hidayah untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta menerangkan akhlak mulia kepada kalian.

"193. Turun dengannya Ar Ruhul Amin,"

Al Qur'an ini dibawa turun oleh malaikat Jibril a.s. yang diberi izin oleh Allah, malaikat yang paling utama, paling kuat, yang mulia, yang mempunyai kedudukan di sisi Allah, ditaati di kalangan penduduk langit lagi dipercayai, tidak mungkin Beliau menambah atau mengurangi Al Qur'an.

"194. Ke dalam hatimu agar kamu menjadi termasuk orang-orang yang memberi peringatan,"

Al Qur'an ini diturunkan ke dalam hatimu dalam keadaan bersih dari campuran, penambahan dan pengurangan, agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.

Dengannya kamu beri peringatan kepada orang-orang yang menentang dan mendustakannya, bahawa mereka akan ditimpa azab Allah. Dengan Al Qur'an juga kamu membawa berita gembira kepada orang-orang mukmin yang mengikuti petunjuknya ke jalan yang lurus.

"195. Dengan bahasa Arab yang nyata."

Kami turunkan Al Qur'an ini yang kepadamu dengan memakai bahasa Arab yang fasih, sempurna dan padat isinya agar jelas, terang dan menang atas semua alasan, serta menjadi hujah yang tegak dan dalil yang memberikan petunjuk kepada akal.

Al Qur’an mengandungi berbagai keistimewaan, ia adalah kitab yang paling utama, dibawa oleh malaikat yang paling utama, diturunkan kepada manusia yang paling utama dan disampaikan ke dalam anggota tubuh yang paling utama (hati), diberikan kepada umat yang paling utama dan dengan bahasa yang paling utama lagi paling fasih, iaitu bahasa Arab yang jelas.

"196. Dan sungguh ia benar-benar dalam kitab-kitab terdahulu."

Az zubur di sini bermaksud kitab-kitab. Penurunan Al Qur'an kepada Nabi Muhammad s.a.w. telah pun diberitakan dan dibenarkan oleh kitab-kitab orang-orang dahulu. Para nabi telah menyampaikan berita gembira akan kedatangannya sejak zaman dahulu dan masa yang berdekatan dengannya.

Nabi yang terakhir dari kalangan mereka, iaitu Isa putera Maryam berdiri sambil berkhutbah kepada golongannya, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian membenarkan kitab sebelumku, iaitu Taurat; dan memberi khabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).”

"197. Dan apakah tidak ada bagi mereka bukti bahawa mengetahuinya para ulama Bani Israil?"

Terdapat saksi yang benar akan hal tersebut, iaitu ulama Bani Israil yang adil, dalam ilmunya, dan paling mengetahui. Apabila terjadi kesamaran, maka kepada merekalah dikembalikan, sehingga ucapan mereka merupakan hujjah terhadap yang lain.

Mereka mengakui kebenaran adanya sifat Nabi Muhammad s.a.w., kerasulannya dan umatnya di dalam kitab-kitab mereka. Mereka menjumpai penyebutan Al Qur'an di dalam kitab-kitab mereka yang biasa mereka pelajari.

Sebagaimana yang telah diberitakan oleh sebahagian orang dari mereka yang beriman (seperti Abdullah ibnu Salam dan Salman Al-Farisi), yang menerimanya dari orang-orang yang mereka jumpai dari kalangan ulama Bani Israil dan orang-orang yang serupa dengan mereka.

Demikian itu sudah cukup menjadi bukti kebenarannya bagi kaum kafir Mekah ketika itu. Oleh kerana itu, ucapan orang-orang jahil setelah mereka tidak perlu diperhatikan. Kekafiran dan keingkaran orang-orang Quraisy terhadap Al Qur'an sangat keras.

"198. Dan kalau Kami menurunkannya atas sebahagian al a'jamin,"

Seandainya Kami turunkan Al Quran ini kepada seseorang yang bukan dari bangsa Arab, dia tidak memahami bahasa Arab dan tidak mampu mengungkapkan kepada orang-orang Arab dengan baik.

"199. Lalu dia bacakan padanya kepada mereka, mereka tidak dengannya beriman."

Lalu dia membacakannya kepada orang-orang yang kafir, nescaya mereka tidak juga akan beriman kepadanya. Mereka akan berkata, “Kami tidak memahami ucapannya dan kami tidak mengerti seruannya.”

Mereka sepatutnya memuji Allah, kerana kitab yang diturunkanNya datang kepada mereka melalui lisan manusia yang paling fasih, paling mampu mengungkapkan maksud dengan perkataan yang jelas dan paling tulus kepada mereka, iaitu Nabi Muhammad s.a.w.

Mereka sepatutnya bersegera membenarkan dan menerimanya. Namun mereka tetap mendustakannya, padahal tidak ada lagi syubhat. Demikian itu adalah sikap mendustakan, kekafiran, mengingkari dan membangkang yang diwarisi dari umat-umat terdahulu.

"200. Demikianlah Kami masukkan ia ke dalam hati orang-orang yang berdosa."

Begitu juga Kami sisipkan perasaan dusta, kekafiran, keingkaran dan pembangkangan terhadap perkara hak ke dalam hati orang-orang yang derhaka sehingga menjadi sifat mereka disebabkan kezaliman dan kejahatan mereka.

"201. Mereka tidak beriman dengannya sehingga mereka melihat azab yang sangat pedih."

Mereka tidak beriman kepada perkara yang hak sehingga mereka melihat azab yang sangat pedih, iaitu di hari yang tiada bermanfaat bagi orang-orang yang zalim alasan mereka. Bagi mereka laknat dan tempat tinggal yang paling buruk, iaitu neraka.

"202. Maka datang kepada mereka dengan tiba-tiba, dan mereka tidak menyedarinya,"

Maka datang azab Allah menimpa mereka dengan mendadak, ketika mereka tidak menyedarinya, agar hukuman yang ditimpakan kepada mereka terasa lebih dahsyat.

"203. Lalu mereka berkata, "Apakah kami orang-orang yang diberi penangguhan?”"

Ketika mereka menyaksikan datangnya azab, mereka berharap agar diberi masa tangguh untuk sedikit waktu agar dapat mengerjakan ketaatan kepada Allah menurut dugaan mereka. Padahal waktunya telah berlalu, dan mereka telah ditimpa azab yang tidak akan diangkat dan dihentikan walaupun sesaat.

"204. Maka apakah dengan azab Kami mereka meminta disegerakan?"

Mereka mengatakan kepada utusan Allah dengan nada mendustakan dan tidak percaya, "Datangkanlah kepada kami azab Allah!" Mereka meminta agar azab Allah dipercepatkan, padahal mereka tidak memiliki kesabaran untuk menghadapi azab itu dan tidak memiliki kekuatan untuk menolaknya ketika turun.

"205. Maka apakah pendapat kalian jika Kami beri mereka kesenangan beberapa tahun?"

Bagaimana pendapat kalian jika Kami tidak segera menurunkan kepada mereka azab dan memberikan kepada mereka waktu beberapa tahun untuk menikmati kesenangan di dunia?

"206. Kemudian datang kepada mereka apa yang mereka diancam."

Kemudian datang kepada mereka azab yang telah diancamkan kepada mereka.

"207. Tidak berguna dari mereka apa yang mereka menikmati."

Seandainya Kami tangguhkan mereka dan Kami berikan kelonggaran waktu kepada mereka berapa pun lamanya, kemudian datang kepada mereka perintah (azab) Allah, maka tiada sesuatu pun yang selalu mereka nikmati akan bermanfaat bagi mereka.

Kenikmatan itu telah berlalu dan telah hilang, dan berakhir dengan pertanggungjawaban. Disegerakan atau ditunda azab itu tidaklah berguna bagi mereka.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Didatangkan seorang kafir, lalu dicelupkan ke dalam neraka sekali celup, kemudian dikatakan kepadanya, "Apakah kamu menjumpai sesuatu kebaikan? Dan apakah kamu menjumpai suatu kenikmatan?” Maka dia menjawab, "Tidak, demi Allah, ya Tuhanku.” Lalu didatangkan seorang manusia yang sangat sengsara ketika di dunianya, lalu dimasukkan sebentar ke dalam syurga, dan dikatakan kepadanya, "Apakah kamu menjumpai suatu kesengsaraan pun?” Maka dia menjawab, "Tidak, demi Allah, Ya Tuhanku.”

Seakan-akan kesengsaraan yang pernah dialaminya itu tidak ada sama sekali. Seakan-akan dia tidak pernah mengalami suatu hari pun yang penuh dengan penderitaan, bila dia dapat meraih apa yang dia dambakan.

"208. Dan tidak Kami membinasakan dari suatu negeri kecuali baginya orang-orang yang memperingatkan;"

Kami tidak sekali-kali membinasakan suatu umat pun, kecuali sesudah Kami mengutus rasul-rasul Kami untuk yang membawa ayat-ayat yang jelas, memberikan alasan, menegakkan hujah, mengajak petunjuk, melarang dari kebinasaan dan mengingatkan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang mendustakan.

"209. Peringatan. Dan tidak Kami berbuat zalim."

Untuk menjadi peringatan dan penegak hujjah atas mereka. Kami tidak berlaku zalim. Kami tidak menghukum sebelum memberikan peringatan, tidak menghukum orang yang tidak melakukan kejahatan dan tidak menghukum seseorang kerana dosa yang dilakukan orang lain.

Kami memutuskan masalah di antara manusia dengan adil, dan tidak mengurangi kebaikan yang dilakukan seorang hamba, bahkan akan melipatgandakannya hingga sepuluh kali ganda, dan seterusnya hingga gandaan yang banyak.

"210. Dan tidak turun dengannya syaitan."

Al Qur’an ini bersih dari segala sifat kekurangan. Tidak datang kebatilan kepadanya baik dari depan maupun dari belakangnya. Ia bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. Ia dilindungi ketika turun dan setelah turun dari syaitan-syaitan baik dari kalangan jin maupun manusia. Mereka tidak dapat melakukannya.

"211. Dan tidak patut bagi mereka, dan tidak mereka berkuasa."

Syaitan-syaitan itu tidak layak untuk membawa turun Al Quran ini. Tugas itu bukanlah merupakan tujuan dan sasaran mereka, kerana tabiat mereka adalah suka kepada kerosakan dan menyesatkan hamba-hamba Allah.

Padahal di dalam Al Qur'an terkandung perintah kepada kebaikan dan larangan terhadap perbuatan yang mungkar; juga mengandung cahaya, petunjuk, dan bukti yang besar. Kandungan Al Qur'an dan tujuan syaitan-syaitan itu sangat bertentangan.

"212. Sungguh mereka dari mendengar benar-benar dijauhkan."

Seandainya layak bagi mereka dan mereka mampu membawanya, tentulah tidak akan sampai ke arah itu, kerana mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al Qur'an saat Al Qur'an diturunkan.

Langit dipenuhi oleh penjaga yang keras dan bintang-bintang yang menyala-nyala (meteor) saat Al Qur'an diturunkan kepada Rasulullah s.a.w.

Maka tiada satu syaitan pun yang selamat dan sempat mendengarkannya walau barang sehuruf pun, agar perkaranya tidak bercampur baur.

Hal ini merupakan rahmat dari Allah kepada hamba-hambaNya, dan sebagai pemeliharaan terhadap syariatNya serta dukunganNya kepada Kitab dan RasulNya.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...