Jumaat, 7 Disember 2018

34:34-39 Tafsir Surah Saba’, ayat 34-39.

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (٣٤) وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالا وَأَوْلادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ  (٣٥) قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٣٦) وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ (٣٧) وَالَّذِينَ يَسْعَوْنَ فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ (٣٨) قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (٣٩)

Pernah ada dua orang yang berteman, salah seorang dari keduanya keluar menuju ke pantai, sedangkan yang lain tinggal di rumahnya. Ketika Nabi s.a.w. diutus, maka teman yang ada di pantai berkirim surat kepada temannya yang ada di tempat menanyakan perihal Nabi s.a.w.

Lalu temannya yang ada di tempat membalas suratnya dengan mengatakan bahawa Muhammad itu tidak ada seorang pun dari kalangan Quraisy yang mengikutinya, sesungguhnya yang mengikutinya hanyalah orang-orang yang lemah dan kaum fakir miskin.

Kemudian temannya yang sedang mengembara itu meninggalkan perniagaannya, lalu mendatangi temannya dan berkata kepadanya, "Tunjukkanlah aku kepada Muhammad." Si pengembara itu sering membaca kitab atau sebahagian dari kitab-kitab terdahulu.

Ketika sampai kepada Nabi s.a.w. dia bertanya, "Engkau menyeru kepada apa?" Nabi s.a.w. menjawabnya bahawa Beliau menyeru manusia untuk berbuat ini dan ini (kebenaran). Maka si pengembara itu langsung berkata, "Aku bersaksi bahawa Engkau adalah utusan Allah."

Nabi s.a.w. bertanya, "Mengapa engkau mengetahui sampai sejauh itu?" Pengembara itu menjawab bahawa sesungguhnya tidak sekali-sekali seorang nabi diutus melainkan yang menjadi pengikutnya adalah orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin dari kalangan kaumnya.

Allah s.w.t. menurunkan firmanNya,

"34. Dan tidak Kami mengutus pada suatu negeri dari pemberi peringatan kecuali berkata orang yang hidup mewah di negeri itu, "Sungguh kami dengan apa yang kalian diutus dengannya orang-orang kafir.”"

Setiap kali Kami mengutuskan seorang nabi atau seorang rasul kepada suatu penduduk negeri, mereka mendustakannya. Pelaku pertamanya adalah orang-orang hartawan mereka, iaitu orang-orang yang hidup senang, terhormat, hartawan dan memegang kepemimpinan.

Mereka adalah orang-orang yang bertindak sewenang-wenang di kalangan mereka, yang juga pemimpin mereka dalam kejahatan. Mereka mengingkari, enggan beriman dan enggan mengikuti apa yang disampaikan.

Kemudian golongan ini diikuti oleh kebanyakan golongan lemah mereka. Keadaan umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul sama saja seperti orang-orang yang pada saat itu mendustakan Rasul mereka Muhammad s.a.w.

Setelah ayat ini diturunkan, Nabi s.a.w. mengirimkan utusan kepada si pengembara untuk menyampaikan sabdanya, "Sesungguhnya Allah s.w.t. telah menurunkan wahyu yang membenarkan ucapanmu."

Heraklius pernah bertanya kepada Abu Sufyan perihal Nabi s.a.w., "Apakah hanya orang-orang yang lemah yang menjadi pengikutnya, ataukah orang-orang terhormat mereka?" Abu Sufyan menjawab, "Memang sebenarnya hanya orang-orang yang lemah sajalah pengikut para rasul itu."

"35. Dan mereka berkata, "Kami lebih banyak harta dan anak-anak, dan tidaklah kami orang-orang yang diazab.”"

Mereka membanggakan dirinya dengan harta dan anak-anak yang banyak. Mereka menyangka bahawa nikmat besar yang mereka miliki di dunia menunjukkan akan kecintaan Allah kepada mereka dan besarnya perhatian Allah kepada mereka.

Kerana itu mereka menyangka bahawa Allah tidak mungkin akan mengazab mereka di akhirat. Maka Allah s.w.t. menyanggah anggapan mereka itu. Dia berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w.,

"36. Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki dan Dia menyempitkan, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”"

Rezeki di bawah kehendak Allah. Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki sebagai ujian dan Dia membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki sebagai cobaan. Dia memberikan harta kepada orang yang dicintaiNya dan orang yang tidak dicintaiNya.

Dia mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan memberikan kekayaan kepada siapa yang dikehendakiNya. Hanya bagi Dia hikmah yang sempurna, hujah yang pasti dan mengalahkan semua hujah. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui.

"37. Dan tidak harta kalian dan tidak anak-anak kalian dengan yang mendekatkan kalian di sisi Kami dekat kecuali orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,"

Harta kalian dan anak-anak kalian tidaklah mendekatkan kalian kepada Kami sedikit pun. Semua itu bukanlah bukti yang menunjukkan kecintaan dan perhatian Kami kepada kalian. Bahkan yang mendekatkan kalian kepada Kami hanyalah iman dan amal soleh yang kalian kerjakan.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi sesungguhnya Dia hanya memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian."

"maka mereka itu bagi mereka balasan berlipat ganda dengan apa yang mereka kerjakan;"

Merekalah yang mendapat balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan. Amal kebaikan mereka dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali ganda sampai tujuh ratus kali ganda, bahkan sampai gandaan yang banyak, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah.

"dan mereka di tempat-tempat yang tinggi mereka aman."

Mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tertinggi di dalam syurga dalam keadaan aman dari semua siksaan, aman dari rasa takut, dan aman dari gangguan semua kejahatan yang mengerikan. Mereka mendapat berbagai kenikmatan dan kesenangan.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya di dalam syurga benar-benar terdapat tempat-tempat yang tinggi, bahagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya dan bahagian dalamnya terlihat dari bahagian luarnya."

Ketika ada seorang Badui bertanya, "Untuk siapakah tempat-tempat itu?" Rasulullah s.a.w. menjawab, "Bagi orang yang bertutur kata baik, memberi makan (orang-orang fakir miskin), rajin berpuasa, dan gemar solat di malam hari ketika manusia sedang tidur."

"38. Dan orang-orang yang berusaha pada ayat-ayat Kami melemahkan,"

Orang-orang yang berusaha menentang ayat-ayat Kami dengan anggapan dapat menggagalkan atau melepaskan diri dari azab Kami, iaitu mereka yang berusaha menghalang-halangi jalan Kami, enggan mengikuti rasul-rasul Kami dan tidak percaya kepada ayat-ayat Kami,

"mereka itu ke dalam azab mereka dihadirkan."

Mereka itu dimasukkan ke dalam azab. Mereka semuanya akan mendapat balasan yang sesuai dengan amal perbuatan mereka masing-masing.

"39. Katakanlah, "Sungguh Tuhanku melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan Dia menyempitkan baginya.""

Tuhanku melapangkan rezeki seseorang dan memberinya harta yang banyak, dan Dia menyempitkan rezeki yang lainnya hingga hidupnya sangat miskin. Demikian itu sebagai ujian dan cobaan. Di sebaliknya terdapat hikmah yang hanya Dia sendirilah yang mengetahuinya.

Mereka berbeda-beda taraf kehidupannya semasa di dunia. Ada yang fakir lagi miskin dan ada yang kaya lagi lapang rezekinya. Begitu juga di akhirat, ada yang berada di dalam kedudukan yang tertinggi di syurga dan ada yang berada di dalam siksaan di dasar neraka yang terbawah.

Sebaik-baik orang di dunia adalah orang yang diungkapkan oleh Rasulullah s.a.w. melalui sabdanya, "Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki secukupnya, dan menerima apa yang diberikan oleh Allah kepadanya."

"Dan apa saja yang kamu infakkan dari sesuatu, maka Dia akan menggantinya,"

Berapa pun harta yang kamu belanjakan kepada apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kamu dan Allah menghalalkannya, baik wajib atau sunat, kepada kerabat, jiran, orang miskin, anak yatim dan sebagainya, Dia berjanji akan menggantinya kepada kamu di dunia di samping pahala di akhirat yang akan kamu terima sebagai penggantinya.

Janganlah kamu menyangka bahawa infak mengurangi rezeki. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Allah s.w.t. berfirman, "Berinfaklah kamu, maka Aku akan menggantinya kepadamu.”"

Di dalam hadis lain disebutkan bahawa setiap pagi hari ada dua malaikat yang salah satunya berdoa, "Ya Allah, berikanlah kerosakan kepada orang yang kikir," sedangkan yang lain mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Infakkanlah terus, hai Bilal, janganlah kamu takut muflis kerana Tuhan yang mempunyai Arasy."

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Ingatlah, sesudah zaman kalian ini akan datang suatu zaman di mana orang kaya menggenggam erat-erat harta yang ada di tangannya kerana takut berinfak." Iaitu menyembunyikan kekayaannya kerana takut diminta untuk berinfak, padahal Allah s.w.t. telah berjanji akan menggantinya.

Tidak sepatutnya seseorang yang memiliki apa yang menjadi kecukupannya, lalu dia bersikap irit (ekonomis) kerana menganggap bahawa rezeki itu telah dibahagi-bahagikan.

"dan Dia terbaik pemberi rezeki."

Dialah Pemberi rezeki yang terbaik. Maka mintalah rezeki dariNya dan kerjakanlah segala sebab yang diperintahkan atau yang mubah, tidak yang haram.

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...