Sabtu, 12 Januari 2019

10:37-44 Tafsir Surah Yunus, ayat 37-44.

وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٣٧) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٣٨) بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (٣٩) وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (٤٠) وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (٤١)وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لا يَعْقِلُونَ (٤٢) وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لا يُبْصِرُونَ (٤٣) إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (٤٤)

Allah s.w.t. berfirman kepada Nabi Muhammad s.a.w.,

"37. Dan tidaklah mungkin ini Al Qur’an dibuat dari selain Allah;"

Ayat ini menjelaskan tentang mukjizat yang terkandung di dalam Al Qur'an. Tidak mungkin Al Quran ini diciptakan atau dibuat-buat oleh selain Allah. Al Qur’an adalah kitab yang mulia dan firman Rabbul ‘alamin.

Dengan kefasihan bahasanya, paramasastranya, keringkasannya, keindahannya, dan kandungannya yang mencakup makna-makna yang jarang tetapi berlimpah dan bermanfaat di dunia dan akhirat, maka Al Qur'an tiada lain kecuali datang dari sisi Allah, yang tiada sesuatu pun serupa dengan Dia dalam Zat, sifat, perbuatan dan ucapanNya.

Kalam atau firman Allah tidaklah seperti ucapan makhluk. Hal yang terkandung dalam Al Qur'an ini tidaklah layak kecuali dari sisi Allah. Isi Al Qur'an tidaklah sama dengan hasil ciptaan manusia.

Perkataan itu mengikuti keadaan yang berkata. Tidak mungkin ada yang mampu berkata seperti Al Qur’an, mendekatinya atau menandinginya. Kalau ada orang yang berani berkata mengatasnamakan firman Allah, maka tentu Allah akan menyegerakan hukuman kepadanya dan segera menyiksanya.

"akan tetapi membenarkan yang sebelumnya dan menjelaskan Kitab,"

Allah menurunkan Al Qur'an membenarkan kitab-kitabNya yang terdahulu, iaitu sesuai dengan kitab-kitab terdahulu dan membenarkan apa yang disaksikannya. Ia menjadi batu ujian terhadap kitab-kitab itu serta mengandungi keterangan tentang apa yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya berkenaan perubahan, penggantian dan penakwilan yang ada padanya.

Al Qur'an menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan dan disebutkan di dalamnya secara terperinci. Allah menurunkan Al Qur’an sebagai rahmat bagi seluruh alam dan untuk menegakkan hujah terhadap semua manusia.

"tidak ada keraguan di dalamnya, dari Tuhan seluruh alam."

Tidak ada keraguan di dalamnya, diturunkan dari Tuhan seluruh alam. Penjelasan mengenai hukum-hukum, halal dan haram dengan penjelasan yang memuaskan, cukup lagi benar, tiada keraguan padanya dari sisi Allah Tuhan semesta alam.

Di dalam Al Qur'an terkandung berita umat-umat terdahulu, berita apa yang akan terjadi sesudah kalian, dan keputusan hukum di antara sesama kalian, iaitu berita tentang masa lalu dan masa akan datang, serta hukum bagi apa yang terjadi di kalangan manusia, berupa syariat yang telah disukai dan diridhai oleh Allah.

"38. Ataukah mereka mengatakan, "Dia mengada-adakannya?”"

Patutkah mereka mengatakan, "Muhammad sendiri yang membuat-buat atau mereka-reka Al Qur'an?” Mereka menuduh, mendustakan dan meragukan bahawa Al Qur'an itu dari sisi Allah. Mereka juga mengatakannya dusta, rekaan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri dan mampu mendatangkan Al Qur'an ini. Padahal Beliau s.a.w. adalah manusia, sama seperti mereka.

"Katakanlah, "Maka datangkanlah sebuah surah sepertinya dan serulah siapa saja kalian sanggup dari selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar.”"

Katakanlah kepada mereka yang mendustakan itu, "Buatlah sebuah surah saja yang serupa dengan surah Al Qur’an kerana kalian adalah orang-orang Arab yang fasih bicara. Ajaklah siapa saja dari kalangan manusia dan jin, jika benar dakwaan kalian bahawa Al Qur’an itu buatan Muhammad. Tentu kalian tidak akan mampu selamanya."

Sebelumnya, Allah telah mencabar mereka membuat sebuah kitab rekaan yang menyamai Al Qur'an. Hendaklah mereka meminta bantuan kepada siapa pun yang mereka kehendaki untuk membuatnya. Seandainya manusia dan jin semuanya berkumpul untuk membuat yang serupa tentu mereka sama sekali tidak akan mampu dan tiada jalan bagi mereka untuk itu.

Kemudian cabaran terhadap mereka diperkecilkan menjadi sepuluh surah rekaan yang menyamai surah Al Qur'an. Kemudian di dalam surah ini, cabaran terhadap mereka diperkecilkan lagi menjadi sebuah surah rekaan yang menyamai surah Al Qur'an. Mereka selamanya tidak akan mampu membuatnya.

Pada waktu itu kefasihan merupakan pembawaan mereka dan syair-syair mereka telah sampai pada puncak keemasannya, tetapi Nabi Muhammad s.a.w. menyampaikan kepada mereka sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun.

Kerana itu sebahagian dari mereka ada yang beriman kerana mengakui ketinggian paramasastra dalam Al Qur'an, keindahannya, kemudahannya, kandungan makna yang ada di dalamnya dan kecemerlangannya. Mereka adalah orang-orang yang paling menguasai dalam bab ini, paling mengerti, paling menggemarinya dan paling memujanya.

Perihalnya sama dengan pengakuan para ahli sihir Fir'aun yang mengetahui semua jenis ilmu sihir, bahawa apa yang dilakukan oleh Musa a.s. itu tidaklah keluar kecuali dari seseorang yang dikuatkan, dibimbing dan diutus dari sisi Allah. Dan bahawa apa yang dilakukannya itu tidak akan mampu dilakukan oleh manusia kecuali dengan izin Allah.

Begitu juga dengan Isa a.s. Allah mengutusnya di masa ketenaran ilmu tabib dan pengubatan terhadap berbagai macam penyakit. Beliau dapat menyembuhkan orang yang buta, orang yang berpenyakit sopak, bahkan dapat menghidupkan orang yang telah mati dengan izin Allah. Hal seperti itu tidak ada kaitannya dengan pengubatan dan ubat-ubatan. Maka sebahagian dari mereka ada yang mengakui dan beriman bahawa Isa a.s. adalah hamba dan utusan Allah.

Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidak ada seorang nabi di antara nabi-nabi kecuali telah dianugerahi mukjizat yang serupa dengan apa yang sedang tenar di kalangan umatnya. Dan sesungguhnya apa yang diberikan kepadaku hanyalah berupa wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadaku, maka aku berharap semoga akulah nabi yang paling banyak pengikutnya."

"39. Bahkan mereka mendustakan dengan apa yang tidak mereka meliputi dengannya ilmunya,"

Sebenarnya mereka mendustakan Al Qur'an tanpa mengetahuinya dengan sempurna. Mereka belum memahaminya, belum mentadabburinya dan tidak mahu mengenalnya.

Dalam ayat ini terdapat dalil untuk bersikap tatsabbut (tidak tergesa-gesa) dalam segala urusan, dan bahawa tidak sepatutnya bagi seseorang menerima atau menolak sesuatu yang dia belum mengilmuinya.

"dan belum datang kepada mereka penjelasannya."

Padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Belum datang kepada mereka akibat dari yang diancamkan itu. Mereka masih belum memahami hidayah dan agama yang benar yang terkandung di dalamnya, tetapi mereka terlanjur mendustakannya kerana kebodohan mereka sendiri.

"Demikianlah telah mendustakan orang-orang yang sebelum mereka. Maka perhatikanlah bagaimana keadaan akibat orang-orang yang zalim."

Begitulah umat-umat terdahulu mendustakan rasul mereka. Perhatikanlah bagaimana Kami binasakan mereka kerana kedustaan mereka kepada rasul-rasul Kami secara aniaya, bongkak, kafir, ingkar dan bodoh. Akhir kehidupan mereka adalah dibinasakan.

Hendaknya berhati-hati orang-orang yang mendustakan rasul itu. Jika mereka tetap terus mendustakan, mereka pasti akan ditimpa azab seperti yang pernah menimpa orang-orang terdahulu.

"40. Dan di antara mereka orang-orang yang beriman kepadanya,"

Ayat 40 ini diturunkan di Madinah. 

Di antara mereka yang engkau diutus kepada mereka, khususnya penduduk Mekah, ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an ini, mengikutimu dan mendapat manfaat dari risalah yang disampaikan olehmu.

"dan di antara mereka orang yang tidak beriman kepadanya."

Di antara mereka juga, ada orang-orang yang tidak beriman kepada Al Qur'an selama-lamanya. Bahkan mereka mati dalam kekafirannya dan kelak akan dibangkitkan dalam keadaan kafir.

"Dan Tuhanmu lebih mengetahui terhadap orang-orang yang berbuat kerosakan."

Sedangkan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang tidak beriman kepada Al Qur’an dengan sikap keras dan zalim. Dia mengetahui siapa yang berhak mendapat hidayah, lalu diberiNya hidayah; dan Dia mengetahui siapa yang berhak sesat, lalu Dia menyesatkannya.

Dia Mahaadil dan tidak pernah zalim, bahkan Dia memberi kepada masing-masingnya sesuai dengan apa yang berhak ia terima. Mahasuci, Mahatinggi lagi Mahaagung Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.

"41. Dan jika mereka mendustakanmu,"

Jika orang-orang musyrik itu mendustakanmu, tetaplah kamu berdakwah. Berlepas dirilah kamu dari mereka dan dari amal perbuatan mereka. Kamu tidak memikul tangung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu.

"maka katakanlah, "Untukku amalku, dan untuk kalian amal kalian.""

Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan kalian. Masing-masing akan memperoleh balasannya. Barang siapa yang mengerjakan amal soleh, maka kebaikannya untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang mengerjakan keburukan, maka keburukannya akan menimpa dirinya sendiri.

"Kalian berlepas diri dari apa yang aku kerjakan, dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan.”"

Kalian tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian kerjakan. Ada yang mengatakan, bahawa ayat ini mansukh dengan ayat yang memerintahkan untuk memerangi.

"42. Dan di antara mereka orang yang mendengarkan kepadamu."

Di antara mereka ada orang yang mendengarkan ucapanmu yang bagus, Al Qur'an dan hadis-hadis sahih yang fasih lagi bermanfaat bagi hati, agama dan diri pendengarnya. Sebenarnya usaha itu sudah cukup besar, tetapi hal tersebut bukan merupakan tanggung jawabmu, juga tidak dibebankan kepada mereka.

Mereka mendengar tanpa ada niat mengambil petunjuk darinya, bahkan dengan maksud menyaksikan, mendustakan dan mencari-cari. cela.

Mendengarkan seperti ini tidaklah bermanfaat bagi pendengarnya, maka tetap tertutup baginya pintu taufiq serta terhalang dari faedah mendengarkan.

"Apakah kamu menjadikan mendengar orang yang tuli, walaupun mereka tidak berakal?"

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memperdengarkan orang yang tuli. Mereka tidak akan memahami pembicaraanmu. Mereka hanya mendengarkan sesuatu yang menegakkan hujjah bagi mereka, padahal mendengarkan merupakan salah satu sarana untuk memperoleh ilmu.

Begitulah keadaan orang-orang yang mendustakan. Kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada mereka kecuali jika Allah menghendakinya.

"43. Dan di antara mereka orang yang melihat kepadamu,"

Di antara mereka ada orang-orang yang memandang kamu, ketenangan, sifat baik, dan akhlak agung yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu, serta dalil yang jelas yang membuktikan kenabianmu bagi orang-orang yang mempunyai akal dan pandangan hati. Mereka memandang kepadamu sebagaimana orang lain memandangmu.

Tetapi selain mereka tidaklah memperoleh hidayah sedikit pun, berbeda keadaannya dengan apa yang mereka peroleh. Orang-orang mukmin memandangmu dengan pandangan pengagungan, sedangkan orang-orang kafir itu memandang kepadamu dengan pandangan menghina. Mereka tidak mengakui kenabianmu.

"apakah kamu memberi petunjuk orang yang buta, walaupun mereka tidak melihat?"

Sesungguhnya kamu tidak dapat menunjuki mereka, sebagaimana kamu tidak dapat menunjuki orang yang buta. Akal, pendengaran dan penglihatan mereka tidak difungsikan, padahal semua itu merupakan sarana untuk menghasilkan ilmu dan mengetahui hakikat. Maka tiada lagi sarana lain yang dapat menyampaikan mereka kepada kebenaran.

"44. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikit pun, akan tetapi manusia kepada diri mereka sendiri menganiaya."

Allah tidak menzalimi seorang manusia pun, tidak sedikit pun, walaupun Dia telah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, membuat melihat orang yang buta, membuka mata yang terkatup, membuka telinga yang tuli, membuka hati yang tertutup rapat, dan membuat orang yang selain mereka sesat dari jalan keimanan.

Dia tidak menambahkan keburukan mereka dan tidak akan mengurangi kebaikan mereka. Akan tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri. Ketika kebenaran datang kepada mereka, mereka tidak mahu menerimanya, sehingga Allah menghukum mereka dengan mengecap hati mereka, dan menutup penglihatan serta pendengaran mereka.

Dialah Penguasa Yang Maha Mengatur segala sesuatu yang ada di dalam kerajaanNya, menurut apa yang dikehendakiNya. Dialah Tuhan yang tidak ada seorang pun meminta pertanggungjawabanNya dari perbuatanNya, sedangkan mereka pasti dimintai pertanggungjawabannya. Demikian itu berkat ilmuNya, kebijaksanaanNya dan keadilanNya.

Di dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan dari Nabi s.a.w., dari Tuhannya disebutkan, "Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan perbuatan aniaya atas diriKu, dan Aku menjadikannya haram pula di antara kalian. Maka janganlah kalian saling berbuat aniaya."

Pada akhir hadis Qudsi ini disebutkan, "Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya ini adalah hasil amal perbuatan kalian yang Aku catatkan untuk kalian, kemudian Aku membalaskannya kepada kalian secara penuh. Maka barang siapa yang menjumpai kebaikan (pada catatan amal perbuatannya), hendaklah dia memuji kepada Allah; dan barang siapa yang menjumpai(nya) selain dari itu, maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri."

Tiada ulasan:

KANDUNGAN.

JUZUK 1. Isti'adzah.    Al Fatihah 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 . Al Baqarah 1-5 , 6-7 , 8-9 , 10-16 , 17-20 , 21-25 , 26-27 , 28-29 , 3...